Bentrokan Perbatasan Antara Pakistan dan Afghanistan

 Bentrokan Perbatasan Antara Pakistan dan Afghanistan

Soal:

Al-‘Arabiya.net melansir pada 13/8/2024: “Pemerintah Thaliban pada Selasa menuduh pasukan Pakistan membunuh tiga orang warga sipil yang terdiri dari seorang perempuan dan dua orang anak-anak selama bentrokan di perbatasan kedua negara… Seorang pejabat perbatasan dari pihak Pakistan di Torkham mengatakan bahwa tiga tentara Pakistan terluka dalam bentrokan itu…”. Sebelumnya, “pada hari Jumat, Dana Moneter Internasional (IMF) menandatangani perjanjian dengan pemerintah Pakistan untuk menetapkan program bantuan senilai tujuh miliar dolar selama tiga tahun” (Sky News berbahasa arab, 13/7/2024). Lalu apa yang melatarbelakangi bentrokan tersebut, mengingat bentrokan-bentrokan juga terjadi sebelumnya? Adakah ada hubungan antara bantuan IMF yang dikontrol oleh Amerika dan kesibukan Pakistan berperang dengan Afghanistan jauh dari India agar India leluasa untuk menghadapi China guna memenuhi keinginan Amerika untuk menyulitkan China? Atau ada alasan-alasan lain?

 

Jawab:

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, kami paparkan hal-hal berikut:

1- Kami katakan di Jawab Soal tanggal 28 Januari 2023 seputar perbatasan yang ditetapkan oleh penjajah Inggris antara Pakistan dan Afghanistan sebagai berikut: “Pada tahun 1893 M, ditandatangani kesepakatan antara Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Sir Mortimer Durand, dan Shah Afghanistan, al-Amir Abdurrahman Khan, untuk menetapkan garis perbatasan darat, yang disebut Garis Durand (Durand line), dengan panjang 2.640 kilometer antara Afghanistan dan Pakistan, membentang dari timur laut ke barat daya. Perbatasan ini diadopsi sebagai perbatasan resmi Pakistan dan Afghanistan. Suku Pashtun dibagi menjadi dua bagian di kedua sisi garis tersebut. Perlu diketahui bahwa daerah perbatasan di antara mereka dihuni oleh kaum Muslim yang mayoritasnya berafiliasi ke suku Pashtun, yang dianggap sebagai suku dengan jumlah paling banyak di Afghanistan, yang mana mereka menyumbang sekitar 40% dari penduduk Afganistan. Dan semua penguasa Afghanistan selama dua abad terakhir berasal dari mereka. Suku Pashtun adalah mayoritas kedua di Pakistan setelah Punjabi. Namun, Afghanistan menolak untuk mengakui garis ini, apalagi Inggris saat itu tidak memperhitungkan struktur demografis, etnis dan kesukuan wilayah di Garis Durand, yang ditarik secara artifisial dengan mempertimbangkan kepentingan imperialistis Inggris. Hal itu pada 12 November 1893. Orang-orang Inggris, seperti banyak orang sebelumnya, berusaha untuk menguasai daerah perbatasan … Inggris telah menderita kekalahan militer yang memalukan di Afghanistan selama agresinya antara tahun 1839 dan 1842.  Kemudian sekali lagi Inggris meelancarkan agresi terhadap Afghanistan pada tahun 1878, tetapi Inggris menarik diri darinya setelah dua tahun. Namun, Inggris akhirnya memiliki pengaruh politik melalui para penguasa Afghanistan yang menandatangani Perjanjian Jandamak pada tahun 1879, yang karenanya Afghanistan kehilangan wilayah yang luas kepada penjajah Inggris yang memerintah semenanjung India Islami…. Dan ketika gerakan Thaliban berkuasa di Kabul setelah penarikan Amerika pada Agustus 2021 sesuai perjanjian Doha, Thaliban mulai menolak dengan suara keras langkah-langkah perbatasan yang diambil oleh Pakistan. Dan provokasi perbatasan menjadi situasi dominan antara kedua pihak di kedua sisi garis batas riil itu. Perbatasan ini telah memanas pada satu waktu disertai dengan pembatasan yang ketat terhadap para pengungsi Afghanistan dan keluarga Pashtun yang biasanya mereka bergerak dengan mudah melintasi perbatasan tanpa dicegat oleh seorang pun di masa sebelumnya, sampai akhirnya mendidih disertai bentrokan yang mengakibatkan jatuhnya para korban …”, selesai kutipan dari Jawab Soal tersebut.

2- Garis batas ini (Garis Durand) membuat konflik di antara kedua negara menghilang selama masa-masa sulit yang dialami Afghanistan setelah negara-negara besar menyerangnya, mulai dari Uni Soviet pada tahun 1979 dan pendudukan Amerika pada tahun 2001. Namun saat ini konflik tersebut muncul kembali sesuai dengan tuntutan-tuntutan politik Amerika setelah penarikannya yang memalukan dari Afghanistan pada tahun 2021. Dan yang harus diketahui adalah bahwa perbatasan ini longgar selama pendudukan Soviet atas Afghanistan. Dan hal ini memudahkan penyeberangan para mujahidin yang menerima pelatihan di Pakistan untuk berperang melawan Soviet di Afghanistan. Dan kelonggaran perbatasan ini merupakan kelanjutan untuk realitas demografis yang terjadi dalam hubungan antara keluarga-keluarga Pashtun di kedua sisi perbatasan, dari satu sisi. Dan dari sisi kedua, hal itu sesuai dengan politik Amerika yang melawan kehadiran Soviet di Afghanistan. Namun setelah pendudukan Amerika di Afghanistan, politik Amerika berubah dan mulai menuntut Pakistan memperketat perbatasan dan menghalangi para mujahidin yang menentang pendudukan Amerika di Afghanistan untuk menyeberang perbatasan, maka tentara Pakistan melancarkan perang sengit di daerah-daerah perbatasan di dalam Pakistan.

3- Pada bulan Mei 2018, Pakistan mencaplok wilayah-wilayah suku perbatasan yang berbatasan dengan Afghanistan ke provinsi Khyber Pakhtunkhwa, sehingga mengakhiri periode ketidakpastian dan kurangnya kepatuhan wilayah-wilayah tersebut terhadap hukum dan otoritas polisi serta peradilan Pakistan, dan dalam apa yang dinilai oleh Pakistan bahwa masalah perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan telah berakhir. “Hal ini belakangan ditegaskan oleh Perdana Menteri sementara Pakistan Anwar al-Haq Kakar, dalam sebuah wawancara dengan jaringan “Thulu’ News” Afghanistan, di mana dia berkata, “Garis Durand adalah perbatasan internasional resmi antara Pakistan dan Afghanistan. Masalah perbatasan dengan Afghanistan bagi kami dan seluruh negara di dunia telah berakhir” (al-Jazeera.net, 14/3/2024). Hanya saja, seluruh pemerintah Afghanistan sepanjang sejarah, terlepas dari afiliasi politik dan intelektual mereka, terus menolak mengakui Garis Durand sebagai perbatasan internasional resmi antara kedua negara. Dan pernyataan terakhir terkait hal ini, menurut sumber yang sama sebelumnya, berasal dari Mullah Nour al-Din Turabi, Menteri Perbatasan dan Persukuan di pemerintahan Thaliban, yang mana ia berkata “tidak ada perbatasan resmi Afghanistan dengan Pakistan”. Konflik kedua negara semakin intensif di sepanjang perbatasan yang melebihi 2.600 kilometer itu. Kami katakan di Jawab Soal tanggal 28/1/2023: “Kemudian Pakistan meningkatkan pembatasan dan memberlakukan visa masuk terhadap orang-orang Afghanistan untuk pertama kalinya dalam sejarah. Ketegangan ini diperparah dengan pendirian pagar perbatasan setinggi tiga meter oleh Pakistan, dan ratusan juta dolar dibelanjakan untuk membangun ratusan kilometer pagar itu. Semuanya itu dengan dalih mengendalikan pergerakan barang dan orang serta perlindungan dari “teroris”. Begitulah, pagar itu menjadi salah satu penyebab situasi tegang dan terjadinya bentrokan-bentrokan di kawasan perbatasan kedua negara. Dan kemudian pemerintah Thaliban mencegah pasukan Pakistan untuk terus membangunnya di sepanjang perbatasan antara kedua negara sekitar 2.700 km, setelah menyelesaikan sekitar 90% dari pagar itu. Pemerintah Ashraf Ghani, sebelum jatuh telah menyetujui pembangunan pagar itu. Pemerintah Thaliban menghadang pasukan Pakistan setiap kali berusaha untuk menyelesaikan pembangunan pagar itu, yang menyebabkan terjadinya bentrokan antara kedua pihak di berbagai daerah perbatasan yang berbeda, yang mengakibatkan korban tewas dan terluka di antara kedua belah pihak… Begitulah, masalah antara kedua negara menjadi lebih buruk, terutama ketika Pakistan menuduh gerakan Thaliban yang sedang berkuasa tidak mencegah gerakan Thaliban-Pakistan menyerang tentara Pakistan. Kemudian Pakistan membom tempat-tempat sasaran di dalam Afghanistan dengan dalih bahwa itu adalah untuk mengebom para kombatan gerakan Thaliban-Pakistan…”, selesai.

4- Begitulah, berbagai pertempuran dan bentrokan antara tentara Pakistan dan pasukan Thaliban telah menjadi kenyataan baru dalam hubungan kedua negara. Pertempuran dan bentrokan ini semakin intensif disebabkan masalah perbatasan dan disebabkan serangan-serangan antara “Thaliban-Pakistan” dan tentara Pakistan. “Tahun lalu jumlah korban meningkat ke tingkat tertinggi dalam 6 tahun, karena lebih dari 1.500 orang tewas, termasuk warga sipil, anggota pasukan keamanan, dan militan, menurut Pusat Penelitian dan Studi Keamanan yang berbasis di Islamabad” (al-Jazeera.Net, 17/7/2024). Dengan tuduhan tentara Pakistan terhadap Afghanistan dengan tuduhan menyembunyikan Thaliban-Pakistan, maka Islamabad semakin melakukan pembatasan (tekanan) terhadap Afghanistan: “Qari Yousuf Ahmadi, juru bicara Komite Thaliban untuk bantuan dan pemukiman kembali orang-orang yang kembali ke daerah asal mereka, dia mengatakan: “Dua negara tetangga –Pakistan dan Iran- telah mendeportasi lebih dari 400.000 pengungsi secara paksa sejak awal tahun 2024, dan Pakistan bertanggung jawab atas 75 persen pendeportasian tersebut” (al-Hurra, 11/6/2024).

5- Dengan semua ini, jelas bahwa pemerintah Pakistan yang loyal kepada Amerika menyempitkan (membatasi) dan memprovokasi gerakan Thaliban di Afghanistan. Pemerintah Pakistan menghalangi warga Afghanistan untuk bergerak bebas melintasi perbatasan, dan menuntut visa dari mereka untuk mengunjungi kerabat mereka di seberang perbatasan. Pemerintah Pakistan membangun pagar perbatasan dan memberlakukannya sebagai fait accompli, dan bahkan memindahkan garis perbatasan ke dalam Afghanistan. Pemerintah Pakistan membatasi para pengungsi Afghanistan, yang jumlahnya lebih dari dua juta orang, termasuk 600.000 orang yang melarikan diri seiring penarikan Amerika pada tahun 2021 (al-Hurra, 1/11/2023) dan mendeportasi mereka semua dari Pakistan. Pada tahun 2022, Pemerintah Pakistan memfasilitasi lewatnya pesawat Amerika dan pelaksanaan pemboman di Afghanistan, yang mana pemimpin al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri terbunuh dalam serangan itu. Intelijen Pakistan melakukan berbagai operasi pembunuhan di kota-kota perbatasan Afghanistan yang menargetkan anggota-anggota terkemuka organisasi Thaliban-Pakistan.

6- Semua aksi yang dilakukan oleh Pakistan itu terderivasi dalam kerangka politik Amerika yang mengharuskan pembatasan terhadap gerakan Thaliban di Afghanistan sehingga bisa ditundukkan secara penuh. Juga terderivasi dalam kerangka keinginan Washington mendorong tentara Pakistan untuk melakukan perang saudara dan perang melawan Afghanistan untuk memfasilitasi keberpihakan India dengan Amerika dalam melawan China. Bahkan juga termasuk dalam kerangka upaya Amerika untuk menghalangi China mengeksploitasi sumber daya mineral di Afghanistan. Sebab, permusuhan yang terjadi selama lebih dari dua dekade antara Amerika dan gerakan Thaliban di Afghanistan telah meningkatkan harapan China, yang industrinya membutuhkan segala jenis bahan mentah, untuk mengeksploitasi Afghanistan pasca penarikan diri Amerika dari Afghanistan pada tahun 2021. Dan konflik antara Pakistan dan Afghanistan dalam masalah perbatasan menghambat realisasi impian China yang telah membelanjakan miliaran dolar atas koridor ekonomi di Pakistan.

Ini kerangka umum politik Pakistan terhadap Afghanistan. Dari situ jelas bahwa Amerika adalah penggerak utama konflik di antara Pakistan dan Afghanistan. Kerangka umum ini mencakup memicu permusuhan, mencakup konflik perbatasan bersenjata, mencakup peningkatan ketegangan dalam semua bidang, mencakup serangan-serangan udara Pakistan di dalam Afghanistan. “Menteri pertahanan Afghanistan mengumumkan bahwa tentara Angkatan Udara Pakistan menyerang daerah padat penduduk di provinsi Khost dan Paktika di perbatasan dengan Pakistan, yang menyebabkan terbunuhnya anak-anak dan wanita yang tidak bersalah, menurut klaimnya. Baik tentara Pakistan maupun Pemerintah Pakistan tidak berkomentar mengenai masalah ini. Serangan tersebut terjadi setelah 6 tentara Pakistan tewas dalam dua serangan bunuh diri terhadap pos pemeriksaan militer di wilayah perbatasan Pakistan-Afghanistan. Serangan udara tersebut terjadi setelah 7 tentara tewas pada hari Sabtu dalam serangan di barat laut Pakistan, di wilayah Waziristan Utara, dekat perbatasan dengan Afghanistan” (asy-Syarq al-Awsath, 18/3/2024).

7- Hubungan krisis antara kedua negara sejak tahun 2021 sedang menuju ke arah eskalasi, karena penyebabnya (Amerika) tetap ada. Dan itu sudah pasti ke arah eskalasi baik apakah Pakistan mengambil pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF) atau tidak. Dan jika syarat-syarat resmi Dana Moneter Internasional (IMF) dan perjanjian pinjaman, yang mencakup masalah mata uang lokal, kurs, perdagangan, energi dan pajak dan tidak “secara resmi” mencakup hubungan Pakistan dengan Afghanistan, hanya saja tidak mungkin dikecualikan bahwa politik jahat Amerika membuat agen-agen di pemerintahan Pakistan ngiler dengan pinjaman-pinjaman yang dijanjikan ini sehingga keinginan mereka untuk merealisasi kepentingan Amerika semakin meningkat, termasuk meningkatkan ketegangan dengan Afghanistan.  Pada musim panas tahun 2023, Pakistan memperoleh pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang didominasi oleh Amerika senilai $3 miliar, dan hari ini Pakistan dijanjikan akan memperoleh lebih banyak. “Pada hari Jumat, Dana Moneter Internasional (IMF) menandatangani perjanjian dengan pemerintah Pakistan untuk membuat program bantuan senilai tujuh miliar dolar dalam jangka waktu tiga Tahun” (Sky News berbahasa arab, 13/7/2024), satu hal yang meningkatkan terdorongnya Peemrintah Pakistan untuk merealisasi keinginan-keinginan Amerika.

8- Oleh karena semua itu, pernyataan-pernyataan Pemerintah Pakistan saat ini, yang loyal kepada Amerika, di situ tampak peningkatan tingkat ketegangan di antara kedua negara. Hal itu jelas dalam insiden tewasnya tentara Pakistan pada pertengahan Juli 2024:

a- “Menteri Pertahanan Pakistan mengatakan kepada BBC bahwa Pakistan akan melanjutkan serangan-serangan terhadap Afghanistan dalam kerangka operasi militer baru yang ditargetkan untuk memerangi teroris …” (BBC berbahasa Inggris, 2/7/2024). Menurut sumber yang sama, “Gerakan Thaliban mengatakan bahwa keterangan tersebut “tidak bertanggungjawab”, memperingatkan Pakistan bahwa serangan-serangan melintasi perbatasan akan memiliki “konsekuensi-konsekuensi”.

b- Pemanggilan duta besar: “Kementerian luar negeri Pakistan pada hari Rabu memanggil Deputi Kepala Delegasi Pemerintah Afghanistan yang dipimpin oleh gerakan Thaliban, dan mendorong untuk mengambil langkah-langkah terhadap kelompok-kelompok bersenjata yang berbasis di Afghanistan yang dikatakan oleh Islamabad mereka melakukan serangan terhadap pangkalan militer pada minggu ini” (al-Jazeera.net, 17/7/2024).

c- “Pakistan meminta pemerintah Afghanistan untuk mengambil langkah-langkah “segera dan efektif terhadap pelaku serangan yang menyebabkan tewasnya 8 orang tentara pada hari Selasa, dalam sebuah bentrokan dengan “teroris” di provinsi Khyber Pakhtunkhwa… Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa serangan itu dilakukan oleh kelompok “Hafizh Gul Bahadur”, yang berafiliasi kepada gerakan Thaliban-Pakistan, yang berbasis di Afghanistan dan merenggut nyawa 8 orang tentara” (Anadolu Agency, 17/7/2024).

d- Al-‘Arabiya.net melansir pada 13/8/2024: “Pemerintah Thaliban pada Selasa menuduh pasukan Pakistan membunuh tiga orang warga sipil, yakni seorang wanita dan dua orang anak-anak selama bentrokan di perbatasan kedua negara… Seorang Pejabat perbatasan dari sisi Pakistan di Turkham mengatakan bahwa tiga orang tentara Pakistan terluka dalam bentrokan tersebut”.

9- Ringkasnya: perselisihan perbatasan dan ketegangan seputar masalah pengungsi Afghanistan di Pakistan, demikian juga terus berlanjutnya tuduhan Pakistan terhadap pemerintah Afganistan menyembunyikan para pejuang gerakan Thaliban-Pakistan dan bahwa serangan-serangan itu berasal dari Afganistan, semua ini menaikkan tingkat ketegangan di antara kedua belah pihak dan menciptakan alasan untuk terjadinya pertempuran dan bentrokan perbatasan, dan pemboman Pakistan di dalam kota-kota dan pedesaan wilayah perbatasan di Afghanistan. Dan kemungkinan besar kurva ini telah terus meningkat sejak tahun 2021 ketika pemerintahan Biden menarik diri dari Afghanistan. Dan bahwa sebab-sebab ketegangan ini terutama adalah Amerika, seperti yang telah kami jelaskan… Amerika mendorong ke arah itu dan meningkatkannya untuk merealisasi tujuan-tujuannya di kawasan tersebut dan tujuannya dengan China. Meskipun bahwa syarat-syarat Dana Moeneter Internasional (IMF) tidak mencakup hal itu secara gamblang, namun Amerika menganggap utang sebagai wortel yang disalurkan untuk agen-agennya di Pakistan agar merealisasi lebih banyak ketagangan, konflik dan pertempuran di antara Pakistan dan Afghanistan. Dan di tengah ketatnya persaingan antara orang-orang partai Demokrat dan Partai Republik dalam pemilihan presiden, dan tuduhan kandidat Partai Republik, Trump, bahwa pemerintahan Biden dari Partai Demokrat melakukan penarikan diri yang memalukan dari Afghanistan pada tahun 2021, maka Pemerintahan Biden mungkin akan mendorong Pakistan ke dalam pertempuran sengit melawan gerakan Thaliban di Afghanistan, untuk mengatakan kepada orang-orang Amerika bahwa Pemerintahan Biden mewakilkan kepada Pakistan sebagai wakilnya dalam memerangi gerakan Thaliban… Karena semua itu, pernyataan-pernyataan agen-agen Amerika di Pakistan gamblang menyatakan peningkatan eskalasi, intimidasi, dan ancaman, yang berarti bahwa pertempuran-pertempuran kecil yang terjadi sesekali dapat berkembang menjadi pertempuran lintas batas, namun kecil kemungkinannya akan berkembang menjadi perang menyeluruh, terutama karena pihak yang lebih kuat -Pakistan- tidak memiliki tuntutan teritorial dari Afghanistan…

10- Inilah kondisi kaum Muslim di bawah tidak adanya hukum-hukum Islam yang mengharuskan penghancuran batas-batas di antara kaum Muslim dan penyatuan negeri mereka di bawah naungan satu khalifah. Dan itu menjadi kondisi yang terus berlanjut selama Umat khususnya Ahlu al-Quwah di tengah Umat tidak marah karena Rabbnya dan Umatnya dan tidak bergerak untuk menumbangkan para penguasa agen yang tidaklah tenggelam matahari kecuali mereka terus melakukan makar terhadap umat mereka dan tidaklah bersinar matahari kecuali mereka melaksanakan konspirasi-konspirasi itu, dan hal itu untuk menyenangkan musuh-musuh Allah, Amerika dan yang lainnya Sesungguhnya perkara kaum Muslim tidak menjadi baik kecuali dengan apa yang menjadikan baik kaum Muslim awal: yakni berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan di dalam Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian yang mengusir kaum kafir dari belakang mereka.

﴿فَإِمَّا تَثْقَفَنَّهُمْ فِي الْحَرْبِ فَشَرِّدْ بِهِمْ مَنْ خَلْفَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

“Jika kamu menemui mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang-orang yang di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, supaya mereka mengambil pelajaran” (TQS al-Anfal [8]: 57).

Khilafah yang konstitusinya adalah Islam yang berasal dari Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya dan apa yang ditunjukkan olehnya berupa Ijmak Shahabat dan Qiyas syar’iy, dan bukannya konstitusi buatan manusia, baik konstitusi 1964 pada masa Muhammad Zhahir Syah Afghanistan yang berakhir pemerintahannya pada 1973 yang mana Thaliban mengumumkan mengambilnya dalam deklarasi Menteri Kehakiman pada 28/9/2021 (al-Jazeera dan Anadolu, 28/9/2021), atau konstitusi-konstitusi buatan manusia yang diterapkan di negeri-negeri kaum Muslim lainnya. Semua ini menyalahi apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.

﴿وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللهُ إِلَيْكَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ

“dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka” (TQS al-Maidah [5]: 49).

Afganistan dan Pakistan harus menyadari bahwa mereka adalah negeri Muslim dan haram berperang di antara mereka… Mereka harus semakin memperdalam hubungan persaudaraan islami di antara mereka, memutuskan hubungan apapun dengan kaum kafir penjajah yang dipimpin oleh Amerika, dan menjawab seruan untuk menolong Hizbut Tahrir yang berjuang untuk menegakkan al-Khilafah, sehingga kaum Muslim mulia dan kaum kafir menjadi hina.

﴿وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ * بِنَصْرِ اللهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

“Pada hari itu bergembiralah orang-orang mukmin karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki dan Dia Maha Perkasa lagi Maya Penyayang” (TQS ar-Rum [30]: 4-5).

 

22 Shafar al-Khair 1446 H

27 Agustus 2024 M

 

https://hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer/political-questions/97348.html

 

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *