Mediaumat.id – Belajar dari krisis ekonomi Sri Lanka, Direktur Indonesia Justice Monitor Agung Wisnuwardana menyebut dunia sangat butuh sistem alternatif.
“Belajar dari krisis ekonomi Sri Lanka, dunia sangat butuh sistem alternatif,” tuturnya dalam video singkat bertajuk Rajapaksa Akhirnya Mundur! di YouTube Aspira News, Sabtu (16/7/2022).
Menurutnya, krisis Sri Lanka merupakan pengingat bahwasanya dunia sangat membutuhkan sistem alternatif untuk berdiri kokoh sebagai model pemimpin yang tulus dalam melayani kebutuhan umat manusia dengan cara yang adil dan sehat.
“Islam mampu menjawab persoalan ini. Sistem ekonomi Islam misalnya, menolak bunga dan model pertumbuhan ekonomi berbasis utang, Islam melarang penimbunan barang dan monopoli kekayaan, dan mewajibkan distribusi kekayaan yang efektif. Sehingga, semua orang menikmati standar hidup yang bermartabat,” jelasnya.
Ia menambahkan, Islam melarang privatisasi sumber daya alam (SDA) yang hasilnya melimpah seperti gas, minyak, dan air. “Lebih tepatnya mendefinisikan sebagai kepemilikan umum. Sehingga, pendapatan yang dihasilkan dari SDA harus digunakan oleh seluruh masyarakat,” tegasnya.
Selain itu, Agung juga menyoroti fakta utang luar negeri saat ini dari sudut pandang Islam. “Jika ditelaah lebih dalam dari sudut pandang Islam, ada beberapa poin rusak dalam utang luar negeri,” bebernya.
“Di antaranya, utang luar negeri tidak bisa dilepaskan dari riba, padahal Islam tegas mengharamkan riba,” ungkapnya.
Selain itu, jelas Agung, utang luar negeri digunakan sebagai gaya penjajahan model baru yang merusak kedaulatan negara. Dan terhadap hal yang berbahaya yang merusak, maka utang luar negeri diharamkan.
Berikutnya, utang jangan sampai jadi penopang ekonomi, negara dituntut untuk mandiri dan menjauhi sifat boros. “Dalam sistem kapitalisme, jika dirunut lagi, masalah utang luar negeri ini diambil oleh pemerintah yang dirancang sistem kapitalis untuk tidak mandiri, melainkan malah menjadi boros,” katanya.
Sedangkan dalam Islam, tegas Agung, negara tidak pernah bertumpu pada utang luar negeri. Sepanjang periode Nabi Muhammad SAW defisit anggaran hanya pernah terjadi pada saat Penaklukan Mekah. Namun, segera dilunasi pada periode perang Hunain pada tahun yang sama.
“Sungguh, hanya dengan meninggalkan sistem kapitalisme dan kembali pada solusi sistem ekonomi Islam, negara-negara Muslim mampu keluar dari jerat bahaya utang luar negeri,” tutupnya.[] Nurmilati