Mediaumat.news – Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (MIY) menyebutkan tiga alasan mengapa minuman keras tetap dilegalkan meskipun di lingkaran presiden ada ulama bahkan wapresnya pun kiai.
“Pertama, penguasa telah memiliki rasa percaya diri,” ujarnya dalam acara Fokus Khilafah Chanel: Legalisasi Investasi Miras, Mau ke Mana Bangsa Ini? Ahad (28/02/2021) di kanal YouTube Khilafah Channel.
Percaya diri itu timbul, lanjutnya, karena penguasa sudah hafal bahwa reaksi penolakan oleh masyarakat khususnya umat Islam sifatnya hanya sementara saja dan bisa diabaikan, seperti halnya penolakan UU Omnibus Law.
Kedua, penguasa tahu persis relasinya dengan tokoh umat Islam dan organisasi massa Islam yang selama ini memberikan dukungan penuh pada dirinya dengan imbal balik yang sudah diberikan. “Jadi sudah ada semacam kompensasi,” ujarnya.
Ketiga, nurani penguasa memang sudah tumpul, artinya keislamannya tidak punya peran apa pun dalam diri yang bersangkutan, apalagi di dalam kepemimpinan pengambilan keputusan.
“Ini saya kira tindakan yang sangat keji, saya kira harus dicatat dengan tinta yang sangat besar gitu, bahwa pemimpin semacam ini itu tidak selayaknya diberi tempat di tengah-tengah negeri yang sangat menjunjung religiusitas, negeri yang dikatakan merdeka atas berkat rahmat Allah,” tegasnya.
Ustaz MIY menilai, apa yang ditampakkan di dalam kedekatannya dengan tokoh-tokoh umat, pesantren dan segala macamnya itu adalah sekadar kamuflase untuk menarik dukungan. Dan setelah dukungan didapat, kekuasaan didapat, justru digunakan untuk menikam umat Islam.
Ia memandang, negeri ini sekarang sudah kehilangan arah. Artinya, sudah tidak lagi punya pedoman. Mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, mana yang baik dan mana yang buruk semakin hari sudah semakin kabur. Hal itu bisa terjadi sebab selain penguasa tidak mempunyai pegangan, di situ berkumpul berbagai macam kepentingan.
Ustaz MIY menyebut, kekuasaan saat ini semakin diwarnai oleh kepentingan oligarki pemilik modal dan di antara pemilik modal tersebut ada yang berkecimpung di industri miras.
Menurutnya, industri miras itu dari sisi bisnis keuntungannya sangat besar. Sebab teknologinya tidak terlalu rumit, modalnya relatif kecil tapi harga jualnya bisa mahal.
Ia menyesalkan di tengah situasi seperti ini presiden malah mengeluarkan sebuah perpres yang sangat menusuk hati mayoritas publik yang saat ini sedang begitu rupa memperhatikan hal-hal terkait dengan aspek agama, keselamatan, generasi, moralitas dan sebagainya.
“Jadi ini tidak bisa ditutupi bahwa kekuasaan telah tunduk pada pemilik modal,” pungkasnya.[] Agung Sumartono