Begini Solusi Jitu untuk Atasi Inflasi

Mediaumat.id – Peneliti Forum Analisis dan Kajian Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak menyatakan, solusi yang jitu untuk mengatasi inflasi adalah dengan menerapkan sistem Islam di dalam negeri dan secara global.

“Solusi yang jitu untuk mengatasi model inflasi seperti saat ini adalah dengan menerapkan sistem Islam di dalam negeri dan mendorong penerapan konsep Islam secara global,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Selasa (19/7/2022).

Karena itu, ia menegaskan, hanya dengan menerapkan sistem Islam inflasi bisa diatasi. Dengan sistem Islam, kegiatan spekulasi di pasar komoditas akan dihentikan, sebab bertentangan dengan konsep perdagangan Islam.

Kemudian dengan sistem Islam, mata uang yang digunakan adalah mata uang emas dan perak, sehingga nilai tukar tetap stabil. Negara juga tidak lagi membutuhkan kebijakan moneter yang berbasis kapitalisme seperti mencetak uang kertas tanpa ada backup emas dan perak, menaik turunkan suku bunga, dan sebagainya.

“Negara juga akan melakukan intervensi langsung, seperti memobilisasi peningkatan pasokan, melarang penimbunan, melarang penetapan harga yang tidak wajar, sehingga harga di pasaran menjadi stabil,” pungkas Ishak.

Inflasi

Menurut Ishak, inflasi yang terjadi di AS dan berbagai belahan dunia saat ini akibat terjadinya harga pangan dan energi yang mahal, ditambah meningkatnya permintaan pasca meredanya pandemi Covid-19. Harga pangan dan energi yang mahal tersebut muncul, disebabkan oleh terhambatnya ekspor, sehingga pasokan menjadi lebih sedikit.

Namun, kata Ishak, kenaikan harga-harga tersebut lebih banyak disebabkan oleh kegiatan spekulasi komoditas pangan dan energi di pasar berjangka yang mayoritas dilakukan oleh para spekulan demi semata-mata mencari keuntungan dari perubahan harga-harga komoditas, dan bukan untuk kebutuhan riil, seperti pembelian minyak mentah untuk pembangkit listrik atau transportasi.

“Celakanya, praktik seperti itu legal di negara-negara kapitalisme, meskipun dampak dari spekulasi menyebabkan harga melambung tinggi,” tuturnya.

Ishak memandang, inflasi juga diperparah oleh nilai mata uang kertas yang nilai tukarnya fluktuatif. Sehingga ketika mata uang suatu negara melemah, maka biaya yang dikeluarkan untuk melakukan impor menjadi lebih mahal. Akibat berikutnya, harga yang ditanggung masyarakat menjadi lebih mahal.

Ia menilai, kebijakan bank sentral menaikkan suku bunga untuk menangkal inflasi malah memperparah inflasi. Sebab akibat kenaikan suku bunga tersebut biaya produksi menjadi lebih mahal, sehingga barang dan jasa yang sudah mahal menjadi lebih mahal.[] Agung Sumartono

Share artikel ini: