Mediaumat.id – Menanggapi kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM subsidi dan nonsubsidi pada Sabtu 3 September 2022 dengan alasan tidak tepat sasaran, Direktur Siyasah Institute Iwan Januar mengatakan, mestinya mekanisme subsidi yang diperbaiki bukan memukul rata, semua masyarakat terkena dampaknya.
“Mestinya yang diperbaiki mekanisme subsidinya tersebut bukan kemudian memukul rata, gebyah uyah, semua masyarakat terkena dampak karena kenaikan BBM,” ungkapnya dalam acara Kabar Petang: Buruh ‘Digeprek’ Kenaikan BBM? di kanal YouTube Khilafah News, Selasa (6/9/2022).
Menurutnya, pemerintah sudah tahu bahwa kenaikan BBM ini akan memicu semua barang-barang yang ada di tengah-tengah masyarakat. Selain itu, kenaikan BBM ini juga akan menyebabkan pendapatan masyarakat menjadi tertekan dan daya beli juga akan semakin menurun. Sehingga, akan membuat jumlah warga yang tidak mampu akan semakin meningkat.
Karena itulah, kenaikan BBM ini harus ditolak. “Jelas, harus di tolak,” tegasnya.
Iwan menilai, kenaikan BBM akan berdampak kepada semua golongan, merampas hak milik masyarakat.
“Dalam pandangan Islam jelas dikatakan bahwa manusia itu berserikat dalam tiga hal termasuk di dalamnya adalah api. Api ini adalah energi. Jadi sudah seharusnya sumber daya alam itu kemudian dikelola untuk diberikan seluas-luasnya kepada masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, kenaikan BBM ini tidak dibarengi dengan jaminan kehidupan yang layak bagi masyarakat. Karenanya, ini akan memukul kehidupan ekonomi masyarakat.
Iwan menilai, penyebab beban berat dari APBN itu bukanlah subsidi tapi utang. Utang yang ditanggung oleh pemerintah sudah cukup besar sehingga memberatkan pemerintah.
“Arenanya, harusnya kalau memang pemerintah ingin menyelamatkan APBN maka ya harus dinego itu cicilan utang. Bukan kemudian langsung mengurangi kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.[] Ade Sunandar