Bau Busuk Tulisan Nadir Hosen

Khilafah yang diajarkan dan didakwahkan oleh Hizbut Tahrir, dan mendapat banyak tekanan dan halangan, adalah Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah. Artinya, semua perkaranya dikembalikan kepada manhaj/thariqah Nabi saw.

Yang didakwahkan oleh Hizbut Tahrir bukan Khilafah Umayyah, Abbassiyah, atau Utsmaniyyah.

Tidak dipungkiri bahwa tiga Kekhilafahan tersebut mengalami banyak penyimpangan di berbagai hal. Namun, wajib diingat, sejauh penyimpangan yang ada, tidak pernah terjadi -jika ada hanya tuduhan orientalis belaka -pada ranah menerapkan hukum selain hukum Islam dan tidak pernah menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal. Tidak pernah terjadi seperti apa yang terjadi pada sistem Sekuler, di mana zina merupakan hak individu, dan termasuk homoseksual, lesbi, dan yang semisal (LGBT).

Perlu ditegaskan bahwa penyimpangan perilaku seorang Khalifah bukanlah penyimpangan sistem Islam (Khilafah Islamiyah). Karena Khalifah bukan Khilafah. Sebagaimana penyimpangan perilaku seorang Muslim, bukanlah penyimpangan Islam; karena Muslim bukan Islam.

Namun, seringkali di sinilah masyarakat terkadang terkecoh; tersesatkan atau aengaja disesatkan. Keburukan yg terjadi di tengah-tengah kaum Muslim dijadikan bukti atas kebatilan Islam. Ini Jelas salah. Karena Islam tidak pernah membenarkan keburukan-keburukan tersebut; sebaliknya Islam justru sangat mengecamnya.

Di sebalik logika rusak inilah sebagian orang menyerang sistem pemerintahan warisan Rasulullah saw., Khilafah Islamiyah.

Oleh karena itu, dapat dicium bau busuk dari tulisan Nadir Hosen yang mengeksploitasi sejarah Khilafah Umayyah, Abbasiyah, dan Utsmaniyah yang amat panjang, dengan cara mencari-cari keburukan para Khalifahnya dan peristiwa-peristiwa buruk yang terjadi di masyarakat selama kurun waktu yang amat panjang.

Seperti saya tegaskan di atas bahwa Khalifah bukanlah Khilafah dan kaum Muslim yang hidup dalam naungan Khilafah bukanlah Islam itu sendiri, maka kita pun tidak menafikan telah terjadinya apa yang ditulis dalam kitab-kitab Tarikh Khulafa’ (Sejarah para Khalifah).

Yang kita persoalkan adalah dua hal. Pertama tidak adanya kajian yang adil dan informasi pembanding yg berimbang. Yang ada justru freming. Kedua, agenda busuk di dalamnya, kalimatu haqqin urida biha al-bathil, kata-kata benar yang dijadikan senjata untuk mengangkat kebatilan! Dua hal ini yang kita lawan.

Pertama, sebagai contoh kita angkat kasus Walid bin Yazid bin Abdil Malik yang dituduh Nadir Hosen sebagai gay!

Benarkah?

Memang beberapa data menyebut bahwa Walid ini suka minum khamer, termasuk penyuka sesama jenis, homoseks. Namun, data-data tersebut dibantah oleh sebagian ahli sejarah. Di sini, artinya belum ada kepastian. Dan jika belum pasti, maka dalam periwayatan pun harus dengan cara yang menggambarkan bahwa perkaranya belum jelas. Tuduhan liwath (homoseks) tanpa bukti adalah tuduhan yang serius. Karenanya para ulama pun dalam menulis catatan buruk ini menggunakan gaya bahasa yang menunjukkan bahwa begitulah catatan sejarahnya; benar salahnya perlu dikaji ulang, dan bukan model fremingnya Nadir Hosen.

Dalam kaitannya kasus Walid bin Yazid bin Abdul Malik, Imam Ibnu Katsir memujinya sebagai berikut:

(ثم ان الوليد بن يزيد سار في الناس سيرة حسنة بادئ الرأي واخرج من بيت المال الطيب والتحف لعيالات المسلمين وزاد في أعطيات الناس ولا سيما اهل الشام والوفود وكان كريما ممدوحا شاعرا مجيدا لا يسأل عن شيء فيقول لا)

Meski demikian Walid bin Yazid berakhir tragis, pasca digulingkan oleh massa yang dipimpin oleh sepupunya sendiri, Yazid bin Walid bin Abdul Malik dan sepupu-sepupunya yang lain; Hisyam, Sulaiman, dan al-Hajjaj.

Mereka sukses menggulingkan Walid bin Yazid dengan mengangkat beberapa isu, diantaranya homoseks dan minum khamer di atas Ka’bah saat memimpin haji pada tahun 119 H.

Artinya, di sini ada intrik antara anak-anak keluarga Bani Umayyah sendiri. Ada persaingan antar mereka.

Dengan mengkaji teks-teks sejarah, nampak bahwa ada penggelembungan isu; ada pihak-pihak yang membesar-besarkan. Tentu dorongan utamanya adalah kedengkian. Seperti isu-isu dan tuduhan palsu terhadap HTI selama ini oleh ormas tertentu. Apa motifnya kalau bukan dengki?

Sejarawan lainnya adalah Imam Ibn al-Atsir. Dia mengatakan bahwa Walid bin Yazid sangat menjaga kesucian diri, menjaga muruah, melarang masyarakat dari nyanyian. Lebih jauh beliau mengatakan:

(وقد نزه قوم الوليد مما قيل فيه وانكروه ونفوه عنه، وقالوا : انه قيل عنه وليس بصحيح) .

“Sebagian ahli sejarah telah membersihkan nama baik Walid dari tuduhan-tuhan yg ada. Mereka mengingkari dan menafikan tuduhan-tuduhan tersebut. Mereka mengatakan: Tuduhan-tuduhan itu tidak benar!”.

Data yg dikemukakan oleh At-Thabari berikut menguatkan kesimpulan Ibn al-Atsir di atas:

(فدنا الوليد من الباب فقال اما فيكم رجل شريف له حسب وحياء اكلمه، فقال له يزيد بن عنبسة السكسكي، كلمني قال له : من أنت ؟ قال : انا يزيد بن عنبسة، قال : يااخي السكاسك، الم ازد في اعطياتكم ؟ الم ارفع المؤن عنكم ؟ الم اعط فقرائكم ؟ الم اخدم زمانكم ؟ فقال :انا ما ننقم عليك في انفسنا، ولكن ننقم عليك في انتهاك ما حرم الله وشرب الخمر ونكاح امهات أولاد ابيك واستخفافك بامر الله، قال : حسبك يا أخا السكاسك فلعمري لقد اكثرت واغرقت وان فيما احل لي لسعة عما ذكرت ورجع الي الوراء واخذ مصحفا وقال يوم كيوم عثمان، ونشر المصحف يقرأ، ثم قتلوه، وكان آخر كلامه قبل أن يقتل، أما والله لئن قتلت لا يرتق فتقكم ولا يلم شعثكم ولا تجتمع كلمتكم) .

Data-data di atas menggambarkan bahwa tuduhan yang ada adalah palsu. Minimal masih kontroversi.

Pertanyannya, mengapa seorang profesor doktor tidak mau menggali info lebih jauh?
Mengapa tidak menganalisa secara kontekstual, seperti yang dia dengungkan selama ini?!! Bukankah nampak sekali ada intrik politik dari sepupu-sepupu Walid bin Yazid?!!
Mengapa lebih memilih freming?

Jawabannya jelas, inilah poin kedua dari inti tulisan ini: Ada agenda busuk di sebaliknya. Jadi Yang diserang sebenarnya bukan Walid, atau Khalifah yang lain, tetapi yang diserang adalah Khilafah! Yang diserang bukan Khilafah Umayyah, Abbasiyah, atau Utsmaniyyah, tetapi Khilafah Rasyidah yg pertama dan juga Khilafah Rasyidah yang kedua yang akan datang!!

Sebagai catatan tambahan. Agar pembaca tidak salah faham sehingga mengira saya membela Khilafah Bani Umayyah secara membabi buta:
1. Bahwa yang diinginkan oleh Hizbit Tahrir adalah Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah.
2. Bahwa Khilafah Bani Umayyah adalah Khilafah yang telah mengalami penyimpangan.
3. Keburukan-keburukan para Khalifah sebagiannya adalah fakta, dan sebagiannya adalah tuduhan.
4. Yang menyebarkan hoax (tuduhan-tuduhan palsu) pada masa Bani Umayyah, selain anggota keluarga yang sedang bersaing, adalah musuh-musuh Bani.Umayyah, termasuk gerakan Bani Abbas dan kaum Syi’ah.
5. Adapun di masa Abbasiyah, yang menyebarkan berita hoax adalah dari kalangan Mu’tazilah ketika tersingkirkan dari kekuasaan sejak lengsernya Qadhi Ahmad bin Abi Duad al-Mu’tazili (seperti disebut-sebut oleh Dr. Isham Syabaro dalam bukunya Qadhi Qudhat fi al-Islam).

====

Kesimpulan

1. Eksploitasi terhadap keburukan-keburukan 3 era Khilafah (Umayyah, Abbasiyah, dan Utsmaniyah) oleh pihak-pihak tertentu tidak dimaksudkan untuk sekedar menjelaskan fakta sejarah, atau menyerang para khalifah, namun lebih kepada agenda busuk: Menyerang Khilafah sebagai sistem pemerintahan dalam Islam. Oleh sebab itu, mereka tidak pernah membahas dalil-dalil wajibnya Khilafah dan hal-hal terkait, serta prestasi-prestasinya, tetapi mereka lebih suka mengerubuti borok-borok yang bernanah dari borok-borok masa lalu Umat Islam!! Hanya lalat yang suka hinggap dan mengerubuti borok! Bahkan borok yg sudah mulai mengeringpun lalat suka mengorek-ngoreknya lagi agar kembali keluar nanahnya! Sungguh lalat memang menjijikkan.

2. Jika pun andai benar bahwa Khalifah A atau B berbuat homoseksual, bukan berarti hukum dan pemikiran yang ada di era Khilafah adalah bolehnya homoseksual!! Sebaliknya, seperti data di atas, dan disinggung oleh as-Suyuthi, bahwa hukum dan pemikiran yang ada adalah haramnya homoseksual! Karenanya masyarakat beramai-ramai menurunkan Walid bin Yazid -dengan asumsi benarnya tuduhan tersebut. Ini sangat berbeda dengan sistem Sekular, yang memang secara tabiat dan faktanya memberikan kebebasan pada para pelaku homoseksual dan memberikan jaminan kebebasan secara hukum!!!

Wallah a’lam.

Poetra Sambu
11/06/2019

Share artikel ini: