Barat Kehilangan Legalitas dan Moralitas untuk Bicara HAM dan Demokrasi

 Barat Kehilangan Legalitas dan Moralitas untuk Bicara HAM dan Demokrasi

Mediaumat.info – Pernyataan Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim yang menegaskan, dunia Barat tidak perlu mengajarkan dunia Muslim tentang arti demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan pembangunan berkelanjutan mendapat tanggapan Pemimpin Redaksi Majalah Al-Wa’ie Farid Wadjdi.

“Barat sebenarnya sudah kehilangan legalitas sekaligus moralitas untuk berbicara HAM dan demokrasi di dunia,” ujarnya dalam Sorotan Dunia Islam, Rabu (28/8/2024) di Radio Dakta 107.0 MHz FM Bekasi.

Menurutnya, Barat lah pelanggar hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi yang mereka agung-agungkan sendiri. Bahkan bisa disebut terbesar di dunia yang memiliki korban paling banyak di dunia.

“Jadi kalau kita bicara penegakan HAM, yang salah satu prinsip hak asasi manusia itu adalah penjagaan terhadap nyawa manusia bisa kita simpulkan Amerikalah yang menjadi pelaku terbesar pembunuhan manusia di seluruh dunia,” ujarnya.

Farid menilai, Amerika terlibat dalam berbagai intervensi di negara-negara yang konflik dan telah menyebabkan terjadinya pembunuhan, contohnya adalah bagaimana Amerika masuk ke Irak yang sejak masuknya Amerika ke Irak lebih dari 1 juta rakyat Irak yang terbunuh.

“Saat Afghanistan di masa pendudukan Amerika, ratusan ribu orang yang kemudian terbunuh. Termasuk Amerika bertanggung jawab untuk apa yang terjadi di Suriah karena Amerika lah yang memback-up Bashar Assad dan memback-up Rusia untuk melakukan kejahatan kejinya di Suriah. Saat ini kalau kita lihat lebih dari 300.000 umat Islam yang telah terbunuh di Suriah,” ungkap Farid.

Termasuk yang paling akhir, kata Farid, adalah kejahatan yang dilakukan oleh entitas penjajah Yahudi. “Sejak Oktober kalau kita lihat lebih dari 50.000 kaum muslimin sudah menjadi Syuhada di sana. Dan kenapa zionis Israel ini bisa melakukan hal ini, tidak lain karena didukung oleh Amerika. Baik dukungan politik, ketika Amerika mengatakan akan mendukung apa pun yang dilakukan oleh Zionis Yahudi, yang kedua adalah dukungan persenjataan dan alat-alat perang,” bebernya.

Ia melihat di masa pembunuhan atau genosida sejak Oktober, Amerika lah yang banyak menyuplai persenjataan untuk entitas penjajah Yahudi ini.

“Karena itu bisa kita simpulkan Amerika tidak memiliki legalitas dan moralitas sekaligus untuk bicara tentang penegakan hak asasi manusia di dunia ini,” tegasnya.

Diadopsi Negeri Islam

Farid menilai, Amerika sebagai negara kapitalis tentu memiliki kepentingan agar ide-ide kapitalisme itu diadopsi di seluruh dunia termasuk di negeri-negeri Islam. “Karena dengan diadopsinya kapitalisme di negeri-negeri Islam maka Amerika memiliki cara yang untuk mengendalikan dan mengintervensi negara-negara yang ada di dunia dengan alasan demokrasi, dengan alasan penegakan HAM,” katanya.

Menurutnya, inilah yang dilakukan Amerika saat Amerika melakukan intervensi di Irak termasuk di Suriah dengan alasan penegakan hak asasi manusia. Ini pulalah yang dikatakan oleh Amerika ketika Amerika mendukung zionis Yahudi yang melakukan pembantaian lebih dari 50.000 kaum muslimin sejak Oktober.

“Alasannya mereka katakan bahwa Israel itu adalah negara demokrasi yang harus dibela. Dan ini yang dikatakan juga oleh Benjamin Netanyahu ketika dia berkunjung ke Amerika. Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa keberadaan entitas penjajah Yahudi atau Israel ini adalah untuk menjaga penegakan hak asasi manusia dan demokrasi di Timur Tengah. Jadi Amerika punya kepentingan itu,” ulasnya.

Harus Ditolak

Farid menilai, hak asasi manusia dan demokrasi ini bukan sekedar bahwa Amerika dan negara-negara tidak memiliki legalitas dan moralitas sama sekali untuk mengajarkan umat Islam tapi justru umat Islam harus menolak ide-ide kapitalisme ini di negeri-negeri Islam. “Karena justru ide-ide kapitalisme inilah yang telah menjadi pangkal, jalan intervensi Amerika di negeri-negeri Islam,” tegasnya.

Menurutnya, ketika negeri Islam mengadopsi kapitalisme yang berbasiskan sekuler kemudian dalam sistem politik yang demokrasi dan hak mendukung apa yang mereka katakan sebagai hak asasi manusia, ini justru jalan bagi negara-negara barat untuk melanjutkan penjajahannya di negeri-negeri Islam dengan dasar demokrasi dan hak asasi manusia,” ungkap Farid.

Karena itu, lanjut Farid, sesungguhnya negeri-negeri Islam, harus kembali ke ajaran Islam. “Inilah yang akan menyelamatkan kaum muslimin dan inilah yang sekaligus akan memutus mata rantai intervensi negara-negara Barat di dunia Islam,” tandasnya.

Ia melihat, apa yang menjadi jalan bagi negara Barat untuk memperpanjang penjajahannya meskipun negeri Islam banyak merdeka secara fisik, ada dua yaitu pertama ideologi kapitalisme, yang kedua adalah keberadaan penguasa-penguasa di negeri Islam yang justru menjadi pelayan dan pelindung negara-negara Barat.

“Karena itu kita tidak semata-mata cukup mengatakan bahwa Amerika dan Barat tidak layak mengajarkan kita tentang demokrasi dan HAM. Yang harus kita lakukan bahwa HAM dan demokrasi dan nilai-nilai kapitalisme lainnya itu adalah nilai-nilai yang harus ditolak oleh kaum muslimin, karena umat Islam telah memiliki Islam yang akan menyelamatkan mereka di dunia dan di akhirat,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *