Mediaumat.id – Banyaknya aparat kepolisian yang terlibat penyalahgunaan narkoba, dan terbaru adalah kasus Kapolda Sumatera Barat Brigjen Teddy Minahasa dikomentari oleh Analis Senior Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) Fajar Kurniawan.
“Aparat kita hari ini saya kira mengalami disorientasi tujuan hidup karena adanya faktor pemicu internal dan juga faktor pemicu internal,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Rabu (19/10/2022).
Menurut Fajar, ada dua faktor pemicu, yaitu eksternal dan internal. Faktor pemicu eksternalnya adalah lingkungan budaya hedonistik yang lahir dari sistem kapitalistik, sehingga membuat seseorang itu mengukur kesuksesan dari berapa banyak materi yang diperoleh dan bisa dipamerkan.
Sedangkan faktor pemicu internalnya, kata Fajar, keinginan untuk eksis atau pamer sebagai salah satu penampakan dari adanya naluri mempertahankan diri (gharizatul baqa’). Misalnya ketika seseorang memiliki pangkat tinggi, maka harus menghasilkan materi yang besar agar bisa dipamerkan.
“Oleh karena itu apabila naluri harga dirinya tidak tepat, maka seseorang akan mencari berbagai cara mendapatkan materi agar bisa dipamerkan kepada orang lain demi menunjukkan harga dirinya,” bebernya.
Fajar melihat, saat ini masing-masing antar aparat kepolisian sudah memiliki kartu truf. Ada polisi yang menyokong sindikasi narkoba, ada yang menjadi penyokong perjudian dan bisnis haram lainya. Sebab itulah cara paling mudah mendapatkan uang, karena kalau hanya mengandalkan gaji tidak bisa untuk hidup mewah. Sehingga antar aparat kepolisian tersebut sudah saling kunci.
Oleh karena itu, selama aparat tidak bersih dari hal-hal yang haram, maka selamanya tidak akan bisa memberantas peredaran narkoba dan kemaksiatan lainnya. “Jangan sibuk bicara radikal-radikul sementara mereka sendiri sibuk terlibat didalam bisnis-bisnis haram,” pungkas Fajar.[] Agung Sumartono