Banjir – Banjir

 Banjir – Banjir

Oleh: Fajar Kurniawan (analis Senior PKAD)

‘Ujian nasional’ akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2020 adalah banjir. Banjir melanda sejumlah wilayah di DKI Jakarta dan sekitarnya. BNPB mencatat 62.453 orang mengungsi di 308 titik pengungsian tersebar di 49 Kelurahan dan 34 Kecamatan Provinsi DKI Jakarta.

Bagi setiap muslim, musibah yang datang akan menjadi kebaikan, diantaranya akan mendapat apa yang disabdakan oleh Rasul saw:

« مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ شَوْكَةٌ فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً »

Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali dengannya Allah tinggikan dia satu derajat atau Allah hapuskan darinya satu kesalahan. (HR Muslim, at-Tirmidzi, Ahmad)

Sebagai qadha’, musibah itu tak terhindarkan sehingga bagaimanapun juga harus dihadapi. Untuk itu, sikap sabar itu harus dipupuk sebab Allah memang akan menguji hamba-Nya dengan musibah; dan bagi orang yang sabar menghadapinya Allah berikan kabar gembira.

]… وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ[

Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkahan dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (TQS al-Baqarah [2] : 155-157)

Namun, masalah terjadinya bencana alam, banjir, banjir bandang, tanah longsor dan dampaknya bukan hanya masalah teknis tetapi juga merupakan masalah sistemis ideologis. Sebab masalahnya juga menyangkut tata ruang yang tidak dipatuhi, kemiskinan yang mendorong orang menempati bantaran sungai, keserakahan yang membuat daerah hulu digunduli, daerah resapan ditanami gedung dan mall demi pendapatan daerah dan memuaskan nafsu kapitalis, sistem anggaran yang tidak adaptable untuk atasi bencana, pejabat dan petugas yang tidak kompeten dan abai mengadakan dan mengawasi infrastruktur, penguasa dan politisi yang lalai mengurusi dan menjamin kemaslahatan rakyat, dsb.

Laju pembangunan yang tak terkendali menyebabkan hilangnya daerah dan fungsi resapan air di Jakarta dan kawasan sekitarnya terutama Puncak. Di Jakarta daerah resapan tak sampai 10%, sangat jauh dari angka minimal 30% yang disyaratkan, semuanya tergusur oleh pembangunan. Sedangkan di Puncak, kehilangan fungsi resapan itu hingga 50 persen jika dibandingkan kondisi 25 tahun lalu.

Sedangkan limpahan air masuk dan keluar, maka itu dapat dikelola dengan bendungan, tanggul, kanal, dan pompa air. Diperkirakan kemampuan Kali Ciliwung hilir, Angke, Pesanggrahan, Krukut dan sungai lainnya hanya mampu mengalirkan kurang dari 30% air yang ada. Hal itu karena pendangkalan, penyempitan terdesak oleh pemukiman di bantaran sungai dan karena tertutup sampah.

Ya, problem banjir adalah problem yang cukup kompleks. Semuanya itu saling terkait dan berhulu pada paham politik kapitalisme, ide mendasar bahwa semua itu diserahkan kepada mekanisme pasar dan proses demokratis, dan ideologi sekuler kapitalisme.

Semua itu merupakan kerusakan (fasad) yang harus diperbaiki dan kemaksiatan yang harus ditaubati. Perbaikan dan taubat yang harus dilakukan tidak cukup pada tingkat individu dan kelompok, tetapi juga pada tingkat masyarakat dan sistem ideologis. Perbaikan, ikhtiar dan taubat harus disempurnakan dengan meninggalkan sistem ideologi kapitalisme.[]

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *