Mediaumat.id – Adanya keinginan sebagian kalangan untuk membangun peradaban modern dengan landasan Piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sementara yang bersangkutan mengatakan bahwa Piagam PBB mengandung banyak masalah dinilai oleh Direktur Pamong Institute Wahyudi Al-Maroky sebagai hal yang paradoks.
“Menurut saya, ini paradoks. Sesuatu yang dikatakan sendiri lemah, banyak masalah kok malah diambil sebagai dasar membangun peradaban modern,” tuturnya dalam Bincang Bersama Sahabat Wahyu: Fiqih Baru Khilafah Berdasarkan Piagam PBB, Akankah Lebih Ramah? di kanal YouTube Jakarta Qolbu Dakwah, Sabtu (11/2/2023).
Menurutnya, membangun peradaban modern tetapi menggunakan dasar yang diakuinya sendiri banyak masalah merupakan suatu hal yang rapuh. “Terjadi kekacauan dalam mengambil keputusan, ketika ia sendiri mengakui bahwa Piagam PBB masih mengandung masalah hingga saat ini, tapi dikatakan Piagam PBB bisa menjadi dasar yang paling kokoh untuk mengembangkan fikih baru guna menegakkan masa depan peradaban manusia,” kritiknya.
Di sisi lain, dalam penilaian Wahyudi sangat tidak relevan mengambil Piagam PBB sebagai landasan dalam membangun fikih peradaban. “Kenapa tidak Piagam Madinah? Kalau Piagam Madinah untuk membangun fikih peradaban itu lebih relevan. Karena Piagam Madinah didesain langsung oleh Rasulullah SAW,” jelasnya.
Ia mengatakan, mengajak umat Islam untuk menjadikan Piagam PBB sebagai landasan atau dasar untuk membangun fikih peradaban merupakan kekeliruan yang cukup fatal.
“Membuat paradigma baru dengan mengatakan membangun fikih modern berdasarkan Piagam PBB adalah membangun peradaban yang lebih ramah terhadap kepentingan Barat bukan ramah terhadap kepentingan nasional maupun kepentingan umat Islam,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun