Bagaimana Mengatasi Cara Penjajah dalam Pengekangan dan Subordinasi

 Bagaimana Mengatasi Cara Penjajah dalam Pengekangan dan Subordinasi

Oleh: Hamad Thabib – Baitul Maqdis

 

Kita telah berbicara di topik sebelumnya tentang cara dan metode orang-orang kafir dalam menjebak anak-anak kaum Muslim, secara kelompok, individu dan negara dalam tali subordinasi, keagenan dan loyalitas politik. Hal itu untuk memudahkan mereka menguasai negeri-negeri kita, kekayaan kita dan potensi kita, dan untuk menjaga daratan, langit dan lautan kaum Muslimin sebagai teater dan tempat peristirahatan bagi kekuatan militer, kapal perang dan kapal induk pengangkut pesawat mereka. Kami telah menyebutkan beberapa cara yang digunakan oleh penjajah jahat ini untuk mengontrol negeri-negeri kaum Muslim dalam merekrut loyalitas sebagian kelompok dan individu kaum Muslim. Dan dalam topik ini, kita akan berbicara tentang tindakan balasan terhadap penjajah ini, dalam menghadapi, menentang dan menghadangnya. Hal itu sebagai tuntunan dan nasehat kepada putra-putri Umat Islam; khususnya karena kita hidup hari ini dalam pertempuran sengit dengan penjajah ini; dalam diikutinya cara-cara licik dan jahat untuk menjebak anak-anak kaum Muslim ke dalam jebakan dan konspirasi penjajah untuk memukul perjuangan yang islami untuk mewujudkan perubahan dan memulihkan berhukum dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah, dan berusaha untuk menggagalkannya.

Sebelum kami menyebutkan cara-cara menentang dan menghadang cara-cara penjajahan, kami ingin memaparkan beberapa fakta sebagai pengantar topik ini.

Hakikat pertama: Semua kekafiran, dengan semua sekte, agama, negara, partai dan individunya, merupakan musuh umat Islam. Mereka terus-menerus berencana untuk melenyapkan Umat Islam. Mereka melakukan segala upaya, dengan segala cara, dan teknik, untuk tujuan jahat yang sangat buruk ini. Allah Rabb al-‘izzah, telah bersaksi di lebih dari satu ayat al-Qur’an tentang hakikat ini. Berbagai peristiwa sejarah sejak zaman Nabi, saw, hingga saat kita hari ini telah membuktikan kebenaran berita ilahi ini. Allah SWT berfirman:

﴿إِنَّ ٱلۡكَٰفِرِينَ كَانُواْ لَكُمۡ عَدُوًّا مُّبِينًا﴾ [النساء: 101]

“Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu” (TQS an-Nisa’ [4]: 101).

Allah SWT juga berfirman:

﴿قَدۡ بَدَتِ ٱلۡبَغۡضَآءُ مِنۡ أَفۡوَٰهِهِمۡ وَمَا تُخۡفِي صُدُورُهُمۡ أَكۡبَرُۚ قَدۡ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلۡأٓيَٰتِۖ إِن كُنتُمۡ تَعۡقِلُونَ [آل عمران: 118]

“Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya” (TQS Ali Imran [3]: 118).

Allah SWT berfirman:

﴿وَدَّ كَثِيرٌ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ لَوۡ يَرُدُّونَكُم مِّنۢ بَعۡدِ إِيمَٰنِكُمۡ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنۡ عِندِ أَنفُسِهِم مِّنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلۡحَقُّۖ﴾ [البقرة: 109].

“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran” (TQS al-Baqarah [2]: 109).

Adapun hakikat sejarah maka itu banyak dan beragam. Dimulai sejak dakwah Rasulullah saw, dan berlanjut hingga kehancuran Khilafah pada tahun 1924 M dan berlanjut hingga saat ini. Orang-orang kafir Mekah telah berusaha di awal dakwah sebelum berdirinya Daulah Islam, dan orang-orang Yahudi dan musyrik berusaha di dalam dan sekitar Madinah setelah berdirinya daulah, mereka berusaha untuk membunuh Rasulullah, saw. lebih dari sekali, kalau bukan karena Allah ‘azza wa jalla melindungi Beliau dari orang-orang itu. Mereka juga mencoba untuk menghilangkan daulah yang baru lahir di Madinah dalam Perang Badar, Uhud dan Khandaq dan peristiwa lainnya, kemudian datang upaya Persia dan Romawi setelah itu.

Hakikat kedua: Setelah kegagalan perang militer dan intelektual yang gamblang melawan Umat Islam dan agama Islam, orang-orang kafir mulai mengganti kulit mereka dalam menunjukkan permusuhan. Mereka menemukan cara-cara baru untuk menyerang Islam dan kaum Muslim. Jenis paling berbahaya dari perang ini di antaranya: penyesatan dan politik pengekangan dan subordinasi politik. Perkara ini, meski ditemukan sebagai cara baru sesuai kenyataan, peristiwa dan tabiat pergolakan; namun itu muncul bersamaan dengan dimulainya dakwah di Mekah al-Mukarramah; yang mana orang-orang kafir Mekah berusaha untuk membujuk Rasul saw melalui berbagai upaya konspiratif demi memadamkan identitas Beliau dan melepaskan pemikiran yang baru, serta rela menerima tawaran dunia dalam hal jabatan, harta atau kekuasaan.

Ibnu Hisyam telah menyebutkan di dalam Sîrah Ibni Hisyâm, dia berkata: “Sekelompok pemimpin Mekah berkumpul dengan Rasulullah, saw, di Ka’bah, dan mereka berkata kepada beliau: “Wahai Muhammad, jika kamu datang dengan ucapan ini, engkau mencari harta, kami kumpulkan untukmu dari harta kami sehingga engkau akan menjadi yang paling kaya di antara kami. Dan jika engkau tidak lain mencari kehormatan di tengah kami, maka kami jadikan kamu tuan dan pemimpin kami. Dan jika kamu menginginkan menjadi seorang raja, kami akan menjadikanmu raja atas kami. Dan jika yang datang kepadamu adalah ra`ayya yang engkau lihat telah menguasaiku -mereka menyebut pengikut jin sebagai ra`ayya– maka boleh jadi begitu, kami curahkan harta kami untukmu dalam mencari obat untukmu sampai kami menyembuhkanmu, atau kami memaafkanmu”. Maka Rasulullah saw bersabda kepada mereka:

«مَا بِي مَا تَقُولُونَ، مَا جِئْتُ بِمَا جِئْتُكُمْ بِهِ أَطْلُبُ أَمْوَالَكُمْ، وَلَا الشَّرَفَ فِيكُمْ، وَلَا الْمُلْكَ عَلَيْكُمْ، وَلَكِنَّ اللَّهَ بَعَثَنِي إلَيْكُمْ رَسُولًا، وَأَنْزَلَ عَلَيَّ كِتَابًا، وَأَمَرَنِي أَنْ أَكُونَ لَكُمْ بَشِيرًا وَنَذِيرًا، فَبَلَّغْتُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي، وَنَصَحْتُ لَكُمْ، فَإِنْ تَقْبَلُوا مِنِّي مَا جِئْتُكُمْ بِهِ، فَهُوَ حَظُّكُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَإِنَّ تَرُدُّوهُ عَلَيَّ أَصْبِرْ لِأَمْرِ اللَّهِ حَتَّى يَحْكُمَ اللَّهُ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ»

Tidak ada urusan denganku apa yang kalian katakan. Aku tidak datang dengan apa yang aku bawa kepada kalian untuk mencari harta kalian, tidak pula kedudukan di tengah kalian, tidak pula posisi raja atas kalian, tetapi Allah mengutusku kepada kalian sebagai Rasul dan Dia menurunkan kepadaku Kitab dan memerintahkanku agar aku menjadi pembawa berita gembira dan pemberi peringatan di tengah kalian, maka aku sampaikan risalah Rabbku dan aku berikan nasehat kepada kalian, maka jika kalian menerima dariku apa yang aku bawa kepada kalian, maka itu merupakan bagian kalian di dunia dan akhirat, dan jika kalian menolaknya maka aku bersabar untuk melaksanakan perintah Allah sampai Allah memutuskan di antara aku dan kalian”

Upaya dalam melakukan perkusi dan menjatuhkan ini tidak berhenti dan tidak berakhir pada batas itu, tetapi terus berlangsung sampai Allah mewarisi bumi dan isinya. Allah SWT berfirman:

﴿وَدَّ كَثِيرٌ مِّنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ لَوۡ يَرُدُّونَكُم مِّنۢ بَعۡدِ إِيمَٰنِكُمۡ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنۡ عِندِ أَنفُسِهِم مِّنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلۡحَقُّۖ فَٱعۡفُواْ وَٱصۡفَحُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦٓۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ قَدِيرٍ﴾ [البقرة: 109]

“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (TQS al-Baqarah [2]: 109).

Hakikat ketiga: Perang penyesatan, upaya untuk mengalihkan arah dan pengekangan terhadap negeri kaum Muslim dan anak-anak kaum Muslim telah meningkat. Barat membangun pusat-pusat khusus untuk tujuan konspiratif ini. Berbagai perkara dievaluasi, dan studi-studi dilakukan dan diperbarui setiap waktu melalui pusat-pusat ini. Yang demikian itu setelah tahap kebangkitan Islam politik di negeri-negeri kaum Muslim, dan anak-anak kaum Muslim berkumpul dengan kuat di sekitar masalah ini, untuk membersihkan negeri mereka dan menyelamatkannya dari kenyataan buruk yang dibawa kepada mereka oleh para penguasa agen-agen penjajah. Demikian pula, makin meningkat berkumpulnya kaum Muslim di seputar ide Islam setelah tampak aib dan cacat ekonomi kapitalisme barat, demokrasi dan kebebasan mereka. Barat meningkatkan perhatiannya untuk mengekang kaum Muslim setelah kaum Muslim berkumpul di sekitar kelompok-kelompok yang berjuang untuk perubahan di negeri-negeri kaum Muslim, dan tampaknya aib para penguasa yang setia kepada Barat di negeri-negeri itu. Orang-orang kafir bahkan mulai mengadopsi (gagasan Daulah Islam) dalam bentuk yang menyesatkan dan menyimpang; seperti yang terjadi di Iran, Pakistan, Turki dan Sudan; dan gagasan mendirikan kelompok-kelompok jihadis di bawah kontrol penjajah, seperti yang terjadi di Irak, Syam, Afghanistan… dan wilayah lain di dunia. Perkara ini mungkin saja terus berlanjut bahkan setelah tegaknya Daulah Islam yang mukhlis di negeri-negeri Islam sebagai proyek untuk mencoba membunuhnya dengan jalan yang melingkupi daulah ini.

Inilah beberapa perkara yang harus dijelaskan sebelum menjelaskan cara dan jalan dalam menentang politik pengekangan dan subordinasi di negeri-negeri kaum Muslim. Adapun cara-cara untuk menghadapi dan menentang kaum kafir penjajah dalam upayanya mengekang dan mengalihkan jalan, kami merangkumnya di dalam perkara-perkara berikut:

1- Pemahaman, kesadaran, pandangan jauh ke depan dan penguasaan perkara: Yang kami maksud dengan perkara-perkara ini adalah pemahaman Islam berupa akidah dan hukum. Karena itu merupakan kaedah yang kuat, dinding yang kokoh, dan katup pengaman pertama bagi setiap anak umat Islam, atau kelompok, atau bahkan Daulah Islam ketika telah tegak. Allah SWT, Rasul-Nya saw., dan para sahabat setelah beliau telah memberi bimbingan atas penitngnya kesadaran, penguasaan perkara dan pemahaman yang bersinar dan sahih. Allah SWT telah membimbing kita dalam banyak ayat tentang pentingnya pemahaman dan kesadaran akan perkara-perkara yang mendatangi umat Islam. Allah SWT berfirman:

﴿وَإِذَا جَآءَهُمۡ أَمۡرٌ مِّنَ ٱلۡأَمۡنِ أَوِ ٱلۡخَوۡفِ أَذَاعُواْ بِهِۦۖ وَلَوۡ رَدُّوهُ إِلَى ٱلرَّسُولِ وَإِلَىٰٓ أُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنۡهُمۡ لَعَلِمَهُ ٱلَّذِينَ يَسۡتَنۢبِطُونَهُۥ مِنۡهُمۡۗ وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُۥ لَٱتَّبَعۡتُمُ ٱلشَّيۡطَٰنَ إِلَّا قَلِيلًا﴾ [النساء: 83]

“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)” (TQS an-Nisa’ [4]: 83).

Ayat ini, meskipun berbicara tentang kelompok tertentu; yaitu kelompok munafik; namun, di dalamnya terdapat panduan bagi kaum Muslim lainnya, yaitu memahami perkara dengan benar, sebelum melakukan tindakan apa pun dan tidak cepat tertarik secara emosional, apalagi karena orang-orang kafir mengganti warna dan mengubah kulit mereka untuk menjebak kaum Muslim, dan menyimpangkan jalan mereka. Prinsip dasarnya adalah bahwa peristiwa dan fakta harus dikembalikan kepada hukum Allah dan Rasul-Nya melalui orang-orang yang memiliki pemahaman, kesadaran, dan penguasaan perkara. Demikian juga, termasuk pemahaman itu adalah mengetahui apa yang terus-menerus direncanakan oleh orang-orang kafir, dan bahwa mereka tidak menginginkan kebaikan untuk umat Islam secara individu dan kelompok. Allah SWT berfirman:

﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ لِيَصُدُّواْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ فَسَيُنفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيۡهِمۡ حَسۡرَةٌ ثُمَّ يُغۡلَبُونَۗ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِلَىٰ جَهَنَّمَ يُحۡشَرُونَ ٣٦ [الأنفال: 36]

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan” (TQS al-Anfal [8]: 36).

Penguasaan perkara itu juga mencakup pengetahuan tentang apa yang terjadi di sekitar umat Islam, berupa peristiwa, konspirasi, dan metode konspiratif. Inilah yang dibicarakan di awal surat ar-Rum; yang mana memberi tahu kaum Muslim di awal dakwah tentang suatu peristiwa yang jauh dari lingkaran mereka, dan mereka berada dalam keadaan yang paling sulit, mendapatkan penyiksaan, dan gangguan. Namun demikian, Islam tidak mengabaikan aspek berita dan kabar gembira rabbani ini. Allah SWT berfirman:

﴿الٓمٓ ١ غُلِبَتِ ٱلرُّومُ (٢) فِيٓ أَدۡنَى ٱلۡأَرۡضِ وَهُم مِّنۢ بَعۡدِ غَلَبِهِمۡ سَيَغۡلِبُونَ (٣) فِي بِضۡعِ سِنِينَۗ لِلَّهِ ٱلۡأَمۡرُ مِن قَبۡلُ وَمِنۢ بَعۡدُۚ وَيَوۡمَئِذٍ يَفۡرَحُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ (٤) بِنَصۡرِ ٱللَّهِۚ يَنصُرُ مَن يَشَآءُۖ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ (٥) وَعۡدَ ٱللَّهِۖ لَا يُخۡلِفُ ٱللَّهُ وَعۡدَهُۥ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ [الروم: 1-6]

“Alif Laam Miim (1) Telah dikalahkan bangsa Rumawi, (2) di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang (3) dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, (4) Karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang. (5) (Sebagai) janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (TQS ar-Rum [30]: 1-6).

Abu Bakar ra. bertaruh dengan orang-orang kafir dalam suatu peristiwa yang jauh dari negeri kaum Muslim. Ia ingin membuktikan kepada mereka, kesadaran dan penguasaan kaum muslimin dalam memahami fakta dan peristiwa melalui agama Islam. Dan nyatanya, Abu Bakar memenangkan taruhan untuk kedua kalinya, dan terbukti bagi orang-orang kafir jauhnya pandangan dan pemahaman atas peristiwa pada kaum Muslim!!. Dan Rasulullah, saw, mengajarkan kita bagaimana menangani perkara melalui pemahaman, kesadaran, dan penguasaan perkara. Beliau saw menggambarkan seorang Muslim dan sikapnya terhadap masalah, kehati-hatian dan kesadarannya.

«لَا يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ»[ متفق عليه]

‘Tidak selayaknya seorang Mukmin digigit hewan berbisa dari satu lubang yang sama dua kali” (Muttafaq ‘alayh).

Umar ra berkata: “lastu bi al-khabbi wa lâ al-khabbu yakhda’unî -aku bukanlah al-khabbu dan al-khabbu tidak mempedayaku-“. Al-khabbu adalah al-mukhâdi’u (yang menipu) al-murâwighu (orang yang bersilat lidah). Rasul dan para sahabat beliau setelahnya, memahami fakta secara sahih dan menyadarinya secara baik. Mereka mengumpulkan hakikat-hakikat tentang orang-orang kafir. Rasul saw saw mengumpulkan informasi detil tentang pergeaan pasukan orang-orang kafir sebelum perang Badar al-Kubra, yang mana beliau mengutus Basbas bin Amru al-Juhani dan ‘Adiy bin Abi ar-Raghba` al-Juhani untuk mendatangkan berita kaum Quraisy dan pergerakan militer mereka. Beliau mengutus orang yang mengumpulkan informasi di kemah orang-orang kafir dalam perang al-Ahzab. Beliau bersabda:

«أَلَا بِرَجُلٍ يَأْتِيَنَا بِخَبَرِ الْقَوْمِ جَعَلَهُ اللهُ مَعِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟» ثم أمر حذيفة رضي الله عنه لهذه المهمة

“Adakah seorang laki-laki yang mendatangkan kepada kami berita kaum itu, niscaya Allah jadikan dia bersamaku pada Hari Kiamat kelak?” Kemudian beliau mengutus Hudzaifah ra untuk misi ini.

Beliau mengutus sahabat Zaid bin Tsabit ra untuk belajar bahasa Yahudi untuk mengetahui berita mereka dan membaca surat-surat mereka. Zaid bin Tsabit ra. berkata:

«أَمَرَنِي رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم أَنْ أَتَعَلّمَ لَهُ كَلِمَاتٍ مِنْ كِتَابِ يَهُودَ، وَقالَ إِنّي وَالله مَا آمَنُ يَهُودَ عَلَى كِتَابِي، قالَ: فَمَا مَرّ بي نِصْفُ شَهْرٍ حَتّى تَعَلّمْتُهُ»

“Rasulullah saw menyuruhku untuk belajar untuk beliau kalimat-kalimat dari kitab (surat) Yahudi. Beliau bersabda: “sungguh demi Allah aku tidak percaya Yahudi terhadap kitabku (suratku)”. Zaid berkata: “tidak berlalu setenga bulan sampai aku telah mempelajarinya”.

Para khalifah pengganti beliau juga memiliki pengetahuan luas, penguasaan dan monitoring terhadap pergerakan pasukan, di Syam, Irak, negeri Persia dan penaklukan al-Quds yang mana mereka mengikuti manhaj rasul mereka dalam pemahaman, penguasaan perkara dan pengetahuan.

2- Waspada terhadap orang-orang kafir pada umumnya, dan tidak mentaati mereka dalam perkara apapun, sekalipun mereka menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, dan tidak bergabung dengan lembaga-lembaga internasional atau regional mereka, sekalipun mereka mengklaim tujuan-tujuan luhur dan tujuan-tujuan mulia selama lembaga-lembaga tersebut masih ada di bawah kepemimpinan dan kekuasaan orang kafir. Juga tidak berpartisipasi dengan mereka dalam perang apa pun; sekalipun perang itu melawan negara yang menjadi musuh kaum Muslim, baik itu negara kafir yang terikat perjanjian atau berdamai.

﴿يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تُطِيعُواْ فَرِيقًا مِّنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ يَرُدُّوكُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡ كَٰفِرِينَ ﴾ [آل عمران: 100]

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman” (TQS Ali Imran [3]: 100).

LBB merupakan lembaga yang dibentuk untuk memukul Daulah Islamiyah. Sejumlah negara dikumpulkan untuk tujuan ini pada tahun 1919 setelah PD I, dan perkara itu berlanjut sampai ada PBB dan lembaga-lembaga internasionalnya yang dibentuk pasca PD II pada tahun 1945. Jadi ketentuan asal adalah tidak berpartisipasi dalam lembaga-lembaga ini hingga meskipun menyeru kepada yang makruf dan melarang dari yang mungkar. Sebab perkara ini dibungkus dengan tujuan-tujuan jahat, ditargetkan untuk memukul Islam dan kaum Muslim dan proyek-proyek kaum Muslim dalam mewujudkan perubahan. Dahulu Turki berpartisipasi dengan beberapa negara Eropa dalam PD I, maka negara-negara Eropa itu memperalat Turki dalam tujuan-tujuan yang tidak melayani kaum Muslim sama sekali. Dan itu menjadi sebab penghancuran Turki secara militer dan jatuh di bawah belas kasihan kaum kafir kemudian terpecah belah dan hancur.

Allah telah memberikan permisalan yang jelas dalam kisah masjid adh-dhirar, yang mana orang-orang munafik dan orang-orang kafir di belakang mereka, memukul kaum Muslim di pusat negeri mereka. Hal tu melalui aktifitas kebaikan yaitu membangun masjid! Jadi aktifitas itu di dalamnya tampak kebaikan tetapi menyimpan aktifitas jahat yaitu perang terhadap kaum Mukmin. Allah SWT berfirman:

﴿وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ مَسۡجِدًا ضِرَارًا وَكُفۡرًا وَتَفۡرِيقَۢا بَيۡنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَإِرۡصَادًا لِّمَنۡ حَارَبَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ مِن قَبۡلُۚ وَلَيَحۡلِفُنَّ إِنۡ أَرَدۡنَآ إِلَّا ٱلۡحُسۡنَىٰۖ وَٱللَّهُ يَشۡهَدُ إِنَّهُمۡ لَكَٰذِبُونَ (١٠٧) لَا تَقُمۡ فِيهِ أَبَدًاۚ لَّمَسۡجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقۡوَىٰ مِنۡ أَوَّلِ يَوۡمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُواْۚ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُطَّهِّرِينَ﴾ [التوبة: 107-108]

“Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan”. Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). (107) Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih” (TQS at-Tawbah [9]: 107-108).

 

3- Menghadang orang-orang kafir dan upaya mereka untuk memperluas kekuasaan mereka atas negeri-negeri kaum Muslim melalui bantuan material atau militer, perlindungan, dan tindakan serupa yang secara lahiriah baik, tetapi di dalamnya jahat, intrik dan perang. Allah SWT telah bersaksi bahwa setiap dirham yang dibelanjakan orang-orang kafir di negeri-negeri kaum Muslim adalah untuk menghancurkan kaum Muslim dan memukul mereka dalam agama mereka. Allah SWT berfirman:

﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ لِيَصُدُّواْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ فَسَيُنفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيۡهِمۡ حَسۡرَةً ثُمَّ يُغۡلَبُونَۗ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِلَىٰ جَهَنَّمَ يُحۡشَرُونَ﴾ [الأنفال: 36]

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan” (TQS al-Anfal [8]: 36).

Rasul saw berdoa kepada Allah azza wa jalla:

«اللَّهُمَّ، لَا تَجْعَلْ لِفَاجِرٍ وَلَا لِفَاسِقٍ عِنْدِي يَدًا وَلَا نِعْمَةً، فَإِنِّي وَجَدْتُ فِيمَا أَوْحَيْتَهُ إِلَيَّ ﴿لَّا تَجِدُ قَوۡمًا يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ يُوَآدُّونَ مَنۡ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ﴾»

‘Ya Allah, jangan Engkau jadikan orang jahat dan fasik memiliki tangan dan nikmat, karena aku menemukan dalam apa yang engkau firmankan kepadaku (artinya) “Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya” (TQS al-Mujadalah [59]: 22)”.

Dan mengambil utang atau bantuan dari orang-orang kafir membuat mereka memiliki ketaatan yang menjadi kewajiban kita dan syarat-syarat yang mereka persyaratkan, padahal Allah SWT melarang ketaatan kepada mereka dan melarang mereka memiliki kekuasaan berupa ketaatan atau yang lainnya, yang menjadi kewajiban bagi kita. Allah SWT berfirman:

﴿وَلَن يَجۡعَلَ ٱللَّهُ لِلۡكَٰفِرِينَ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ سَبِيلًا [النساء: 141]

“dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman” (TQS an-Nisa’ [4]: 141).

 

4- Menghadapi upaya orang-orang kafir yang menyasar kelompok-kelompok Islam untuk melibatkan mereka dalam pemerintahan; agar menjadi bagian dari kerusakan yang ada, dan membelanya. Ini adalah salah satu politik pengekangan yang paling berbahaya. Hukum asalnya adalah tidak ada ketaatan kepada orang-orang kafir dalam kemitraan atau pemerintahan mereka di negeri-negeri Islam. Allah SWT memerintahkan kita:

﴿وَلَا تَرۡكَنُوٓاْ إِلَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ فَتَمَسَّكُمُ ٱلنَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِنۡ أَوۡلِيَآءَ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ [هود: 113]

“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan” (TQS Hud [11]: 113).

Orang-orang kafir sukses besar dalam mendistorsi dan menyesatkan revolusi di Mesir. Melalui pementasan partisipasi Ikhwanul Muslimin dalam kekuasaan. Dan itu merupakan konspirasi yang tidak disadari bahanya oleh mereka yang bertanggung jawab atas masalah ini. Mereka juga berhasil melibatkan gerakan an-Nahdhah dalam pemerintahan di Tunisia, dan kemudian bekerja untuk menggagalkan tujuan-tujuan tinggi revolusi yaitu perubahan dan menghilangkan kerusakan (korupsi), sehingga itu menjadi partisipasi dalam kerusakan dari wajah lama bukannya menghilangkannya. Dan orang-orang kafir mampu mengokohkan kerusakan dari beberapa perkara seperti kebebasan dan kerusakan akhlak.

5- Kesadaran umat Islam tentang hakikat Daulah Islam; sehingga perkara ini menjadi jelas bagi kaum Muslim pada umumnya, kalangan politik mereka, dan pusat-pusat kekuatan dan pengaruh di tengah umat.  Karena, seperti yang telah kami sebutkan, penjajahan berusaha menyesatkan kaum Muslim, dan mengalihkan mereka dari tujuan mulia mereka yang sahih. Di antara penipuan ini (gagasan negara Islam); baik dengan kebohongan secara eksplisit bahwa beberapa negeri adalah negara Islam seperti Sudan, Pakistan dan Turki, dan juga dengan kebohongan bahwa beberapa organisasi militer adalah negara Islam; seperti yang terjadi di ISIS; dan juga gagasan penerapan Islam secara bertahap, dan juga apa yang disebutkan beberapa syekh bahwa gagasan satu negara tidak ada, dan tidak syar’iy, dan tidak pernah diterapkan dalam sejarah Islami, melainkan yang ada adalah negara-negara regional!. Oleh karena itu, kaum Muslim harus menyadari hakikat ini dengan baik agar kaum Muslim tidak tertipu olehnya, dan agar kaum Muslim tidak menjadi korban penyesatan intelektual dan politis.

6- Menebarkan spirit harapan dalam jiwa umat dan mengingatkan masa lalu umat secara terus menerus, dan mengokohkan deskripsi al-Qur’an, dan hadits Nabi, saw untuknya; sehingga tidak runtuh di depan upaya orang-orang kafir, dan agar tetap berdiri di atas kakinya dan tidak menyerah di depan serangan mereka. Kami ingatkan hal itu dengan fiirman Allah azza wa jalla:

﴿كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرًا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ﴾ [آل عمران: 110]

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” (TQS Ali Imran [3]: 110).

Dan hadis Rasul saw:

«بَشِّرْ هَذِهِ الْأُمَّةَ بِالسَّنَاءِ وَالرِّفْعَةِ، وَالدِّينِ وَالنَّصْرِ وَالتَّمْكِينِ فِي الْأَرْضِ، فَمَنْ عَمِلَ مِنْهُمْ عَمَلَ الْآخِرَةِ لِلدُّنْيَا لَمْ يَكُنْ لَهُ فِي الْآخِرَةِ نَصِيبٌ« رواه الإمام أحمد

“Berilah berita gembira umat ini dengan kemuliaan dan ketinggian, dan agama, kemenangan dan peneguhan kekuasaan di muka bumi. Maka siapa dari mereka yang beramal dengan amal akhirat karena dunia, tidak ada untuknya bagian di akhirat” (HR Ahmad).

Dan bahwa bumi dari ujung timur hingga ujung barat akan ditaklukkan, termasuk Roma Vatikan. Kami ingatkan dengan hadis Rasul saw:

«إِنَّ اللَّهَ زَوَى لِي الْأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا، وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا، وَأُعْطِيتُ الْكَنْزَيْنِ الْأَحْمَرَ وَالْأَبْيَضَ» [رواه الإمام مسلم]

“Sesungguhnya Allah telah melipat bumi untukku sehingga aku lihat ujung timur dan ujung baratnya, dan sungguh umatku kekuasaannya akan mencapai apa yang dilipatkan untukku, dan aku diberi dua tempat penyimpanan merah dan putih” (HR Muslim).

Dan sabda Rasul saw ketika ditanya tentang penakulkan Roma dan Konstantinopel. “Kami berada di tempat Abdullah bin Amru bin al-‘Ash, lalu dia ditanya: “kota manakah yang lebih dahulu ditaklukkan, Konstantinopel atau Roma? Ia (perawi) berkata: lalu dia meminta kotak tebal lalu dia mengeluarkan darinya buku dan kami melihat di dalamnya. Kemudian dia berkata: “kami bersama Rasulullah saw kami menulis apa yang beliau ucapkan. Lalu beliau ditanya, kota manakah yang ditaklukkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Maka Rasulullah saw bersabda:

مَدِينَةُ هِرَقْلَ تُفْتَحُ أَوَّلًا – يَعْنِي الْقُسْطَنْطِينِيَّةَ

“Kotanya Heraklius lebih dahulu -yakni Konstantinopel”.

Pukulan-pukulan yang telah dan masih terjadi di tengah-tengah umat itu keras dan hebat, dan orang-orang kafir dengan itu menyasar untuk menghancurkan harapan, vitalitas dan peluncuran umat menuju cita-cita luhurnya. Orang-orang kafir telah melakukan berbagai tindakan besar berupa pembunuhan dan penghancuran; tujuannya adalah untuk menyebarkan semangat keputusasaan dan dengan demikian jatuh ke dalam rencananya dan puas dengan solusinya untuk dunia Islam. Orang kafir telah mencoba untuk menghancurkan umat setelah kekalahan orang-orang Yahudi oleh enam tentara pada tahun 1967 M. Kafir juga telah berusaha mematahkan moral kaum Muslim setelah perang Irak dan Afghanistan. Hari ini, kafir berusaha untuk mematahkan moral kaum Muslim dalam perjuangan serius untuk menerima Mujahidin Afghanistan dengan persyaratan negara-negara kafir dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan, insya Allah, hal itu akan gagal. Menyebarkan semangat harapan adalah dengan terlebih dahulu mengungkap konspirasi, dan bahwa di belakang mereka adalah agen-agen penjajah, dan tidak ada orang yang mukhlis di belakang mereka, dan bahwa kekalahan ini tidak nyata, melainkan termasuk konspirasi orang-orang kafir dan agen-agen mereka.

7- Menyebarkan gagasan perjuangan kolektif di tengah umat, dan bahwa jalan keselamatan adalah dengan berkumpulnya umat di sekitar orang-orang mukhlis di antara anak-anak umat, bukan berkumpul di sekitar agen-agen penjajah, dan tidak pula di sekitar partai-partai politik yang berpartisipasi di dalam pemerintahan atau agen para penguasa.

Semangat aktifitas (perjuangan) kolektif harus terus disebarkan di belakang anak-anak umat yang mukhlis. Orang-orang mukhlis itu adalah orang-orang yang mengusung proyeknya dengan kejujuran, ketulusan dan ketepatan tanpa distorsi atau pemalsuan, dan tanpa mengambil sesuatu pun dari Barat atau dari kebijakan regresif mereka. Kami mengingatkan kaum Muslim dengan hadis Rasul saw.:

«مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمُ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدْ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ، فَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ» [رواه النسائي]

“Tidaklah tiga orang di satu kampung dan di pedalaman, tidak ditegakkan shalat di tengah mereka kecuali setan menguasai mereka. Kalian harus berpegang kepada jamaah, tidak lain serigala memakan gembalaan yang terpisah” (HR an-Nasai).

Kami juga mengingatkan kaum Muslim bahwa Allah SWT beserta jamaah. Kami juga menginstruksikan kaum Muslim untuk mengukur perkara-perkara dengan agama dan syariah mereka. Kami mengingatkan kaum Muslim dengan sabda Rasul saw:

«إنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ فَلَنْ تَضِلُّوا أَبَدًا، كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ« [رواه الحاكم]

“Aku telah meninggalkan di antara kalian apa yang jika kalian berpegang teguh padanya, niscaya kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah nabi-Nya” (HR al-Hakim).

Inilah jalan dan cara terpenting dalam menghadang upaya orang-orang kafir dalam politik pengekangan untuk menggagalkan perjuangan islami dan menjadikan negeri-negeri kaum Muslim sebagai ladang mereka dalam mukim dan perjalanan mereka dan mendukung perekonomian mereka, baik hal itu dengan jalan merampok kekayaan atau melalui jalan pembukaan pasar atau yang lain.

Kesimpulannya, kami katakan bahwa umat ini adalah umat al-Qur’an; yang memperingatkan kita dalam setiap ayatnya terhadap kekafiran dan orang-orang kafir, dan mengingatkan kita dengan sejarah dan perbuatan-perbuatan mereka terhadap para nabi; sejak zaman nabi Adam, as., sampai zaman Nabi, saw. Umat ini adalah umat jihad, kesyahidan, pengorbanan, memberi, penentangan dan konfrontasi. Dan umat telah dijanjikan dengan kemenangan, peneguhan kekuasaan di muka bumi dan kemenangan atas semua agama walaupun orang-orang kafir tidak suka. Umat telah dijanjikan dengan penaklukan bumi dari ujung timur hingga ujung baratnya termasuk Roma pusat Barat di Eropa. Kami mohon kepada Allah SWT agar menguatkan kekuatan umat ini dalam menghadapi penjajahan dan alat-alatnya; baik itu politik pengekangan atau perang yang gamblang. Kami memohon kepada Allah SWT, Yang Maha Tinggi, agar segera memasukkan kita di bawah naungan al-Khilafah ar-Rasyidah yang mengikuti metode kenabian. Amin.[]

Diterkemahkan dari

Al-Wa’ie no. 424 tahun ke-36, Jumada al-Ula 1443 H – Desember 2021 M

http://www.al-waie.org/archives/article/18015

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *