Badan Investigasi Nasional India Menganggap Perdebatan tentang Khilafah, yang Diyakini oleh Jutaan Muslim, sebagai Kejahatan yang Layak Dihukum!

Pada tanggal 29/5/2021, Badan Investigasi Nasional India (NIA) mengumumkan tuduhan terhadap Muhammad Iqbal, 31 tahun, dengan menuduhnya “menyebarkan pesan yang tidak dapat diterima di Facebook, dan mengadakan sesi diskusi” mengenai sistem Khilafah di negara-negara Islam, sistem yang ingin dibangun oleh Hizbut Tahrir. Badan tersebut mengatakan bahwa tuduhan ini sejalan dengan hukum India, di antara hukum pidana lainnya. (Economic Times)
Seperti yang telah kami nyatakan sebelumnya, para pejabat Badan Investigasi Nasional India telah gagal membuat tuduhan “terorisme” terhadap Hizbut Tahrir dan para anggotanya. Namun, alih-alih mengambil pelajaran, dengan menarik kembali kesalahan mereka dan meluangkan energi mereka untuk hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain, mereka kini malah membuat tuduhan yang hanya dapat digambarkan sebagai tindakan kurang ajar. Jadi sekarang, di negara yang membanggakan dirinya sebagai negara demokrasi terbesar di dunia, ada tuduhan yang pantas mendapatkan hukuman yang disebut sebagai “berdiskusi dengan orang-orang dan menulis di Facebook”!
Penggunaan dinas keamanan oleh pemerintah Modi untuk menerapkan kebijakan rasisnya, telah menjadi begitu merajalela sehingga kita dapat dengan aman mengatakan bahwa lembaga-lembaganya telah terkena hukum instrumen tersebut. Ini adalah hukum instrumen, palu Maslow, yang dengan tegas dikatakan Maslow, “Saya kira itu hal yang menggoda, jika satu-satunya alat yang Anda miliki adalah palu, perlakukan segala sesuatu dengannya seolah-olah itu adalah paku.” Dengan demikian, pemerintah Modi dan para pejabat lembaganya telah dirundung oleh kebijakan rasis sedemikian rupa sehingga mereka melihat setiap Muslim yang mencintai Diennya dan mencintai umatnya, sebagai paku yang harus dipalu. Alih-alih menjadi sistem kekebalan yang efektif yang melindungi kepentingan orang-orang dan menangkal bahaya dari mereka, keadaan dinas keamanan telah menjadi seperti penyakit autoimun, yang menyerang tubuh pasien alih-alih mempertahankannya secara efektif!
Di sini kita harus bertanya; apakah pemerintah India tidak mengklaim bahwa konstitusinya menjamin kebebasan berekspresi, di antara enam kebebasan yang diklaimnya dilindungi? Lalu, mengapa polisi setempat menangkap seseorang yang “berdiskusi dengan orang-orang dan menulis di Facebook”?! Mengapa setelah jelas bagi pihak berwenang bahwa masalah itu tidak lebih dari sekadar ekspresi pendapat, apakah akan merujuk kasus itu kepada lembaga kontra-terorisme yaitu Badan Investigasi Nasional India?! Keadilan macam apa ini yang bahkan bertentangan dengan dirinya sendiri?! Seberapa jauh pemerintah di New Delhi ingin menggunakan Undang-Undang Pencegahan Kegiatan Melanggar Hukum secara luas, keras dan berlebihan? Apakah sekarang mereka sudah kehilangan semua alasan? Apakah mereka ingin mengobrak-abrik sisa-sisa perdamaian yang rapuh antara beragam agama di India?!
Tidakkah cukup bahwa pemerintah Modi telah membuat rakyat India menderita akibat krisis yang mengerikan dan pengabaian yang monumental? Mengapa sekarang ingin memperburuk keadaan dengan menciptakan lebih banyak masalah untuk dirinya sendiri dengan miliaran Muslim di seluruh dunia? Apakah pemerintah di New Delhi tidak menyadari bahwa Khilafah sekarang adalah opini publik yang tersebar ke setiap rumah Muslim di seluruh dunia?! Apakah Modi lupa bahwa Gandhi sendiri, ketika dia ingin bersimpati dengan Muslim di Anak Benua India, mengadopsi integritas Khilafah sebagai tujuan? Apakah pemerintah sekarang melihat bahwa apa yang Gandhi lakukan pantas dihukum?!
Kami menyarankan orang-orang bijak di India untuk menjauhkan diri dari kebijakan bencana pemerintah Modi. Apakah Anda tidak melihat bagaimana Modi dan gerombolannya begitu dibutakan oleh nafsu untuk berkuasa dan keinginan untuk menarik suara dalam pemilu sehingga mereka membodohi orang-orang dengan berpikir bahwa bahaya pandemi Coronavirus sudah berakhir, dan bukan merawat mereka?! Dengan nafsu berkuasa mereka, apakah Modi dan gerombolannya tidak membunuh mereka, dengan mendorong mereka untuk tidak mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah penyebaran penyakit?! Ini terjadi di samping pidato-pidato Modi yang populis dan fanatik dan gerombolannya yang disiarkan di seluruh India, menghasut umat beragama untuk berbalik melawan satu sama lain, untuk menarik suara elektoral. Pidato serupa telah mengoyak seluruh masyarakat di negara lain dan sekarang mengancam stabilitas rapuh India, mengganggu hubungan yang rapuh antara berbagai faksi penduduk di negara itu. Adalah kepentingan umat beragama di India untuk memelihara hubungan bertetangga yang baik dengan umat Islam, karena umat Islam sedang mempersiapkan kebangkitannya yang kedua, yang akan didirikan dengan izin Allah (Swt) dan dengan kabar gembira dari Nabi (Saw). Ketika bangkit kembali, umat akan melihat semua ketidakadilan dan pelanggaran yang dilakukan, mempertimbangkan orang-orang yang baik bagi umat dan orang-orang yang menghinanya. Allah (Swt) berfirman,
اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَيَنْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۗ كَانُوْٓا اَكْثَرَ مِنْهُمْ وَاَشَدَّ قُوَّةً وَّاٰثَارًا فِى الْاَرْضِ فَمَآ اَغْنٰى عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
“ Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di bumi, lalu mereka memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu lebih banyak dan lebih hebat kekuatannya serta (lebih banyak) peninggalan-peninggalan peradabannya di bumi, maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka.” [TQS Ghafir: 82].
Dengan demikian, Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir menegaskan sekali lagi bahwa Hizbut Tahrir adalah partai politik global yang bekerja untuk menegakkan kembali Khilafah yang berjalan di atas Metode Kenabian di negara-negara Islam, secara intelektual dan politik. Sejak berdirinya, Hizbut Tahrir sangat yakin bahwa pemikiran yang dalam dan benar diadopsi hanya setelah dipelajari oleh pikiran dan diamati penerapannya dalam kehidupan sehingga diterima oleh hati. Ini adalah pendekatan jujur yang memungkinkan pikiran mempengaruhi individu dan perilaku kolektif, mengubahnya menjadi perilaku yang tinggi dan hidup kembali.
Demikian pula, kami yakin bahwa Islam dan sistem Khilafah adalah satu-satunya sistem yang mampu menyelamatkan umat manusia, termasuk rakyat India, dari keadaan kacau yang dialaminya saat ini, di tangan para penguasa yang menghancurkan rakyatnya sendiri, semata-mata untuk melestarikan kursi dan takhta mereka. Oleh karena itu, setiap orang yang setia kepada umatnya harus mendengarkan apa yang ditawarkan Hizbut Tahrir, berkaitan dengan pandangan yang komprehensif yang berdasarkan cara hidup yang dijalani oleh Baginda Nabi Muhammad (Saw). Kami ingin mengingat kembali bahwa saat Anak Benua India diperintah oleh Islam yang adil dan di bawah kekuasaan Islam, dapat disaksikan perdamaian, keamanan, dan kemakmuran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Memang, hari di mana umat Islam memperbaiki dunia sekali lagi akan segera datang, insya Allah. Allah (Swt) berfirman:
اَلَّذِيْنَ اِنْ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ اَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ وَاَمَرُوْا بِالْمَعْرُوْفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَلِلّٰهِ عَاقِبَةُ الْاُمُوْرِ
“(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” [TQS Al-Hajj: 41].
Ir. Salah Eddine Adada
Direktur Kantor Media Pusat
Hizbut Tahrir