Austria Akan Menutup Sejumlah Masjid “Politik”
Kanselir Austria, Sebastian Kurz, mengumumkan bahwa negaranya akan menutup tujuh masjid dan mengusir para imamnya sebagai tindakan tegas terhadap apa yang disebutnya sebagai “aktivitas politik Islam”.
Pengumuman itu muncul setelah masyarakat Islam Austria, yaitu sebuah organisasi Islam yang dekat dengan pemerintah Turki, menampilkan semacam pertunjukan drama mengenai pertempuran Gallipoli pada Perang Dunia I, di mana pertempuran ini merupakan salah satu kemenangan terakhir Kekaisaran Ottoman, sehingga pasukan Sekutu dicegah untuk mencapai ibukotanya, Istanbul.
Dalam kampanye pemilihan tahun lalu, Kanserlir Austria tersebut menekankan akan keprihatinannya atas membanjirnya para imigran dan pencampuran kaum Muslim. Untuk itu, partainya, Partai Republik konservatif (OVP) membentuk aliansi dengan Partai Kebebasan (FPO), partai ekstrimis sayap kanan yang kental dengan jargon anti-imigrannya.
Bahkan Kurz menginginkan Uni Eropa untuk membatalkan negosiasi tentang masuknya Turki ke dalam Uni Eropa, sehingga sikapnya ini membuat marah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Pemerintah Austria mengumumkan bahwa ada 60 imam dari 260 di Austria sedang diselidiki, di mana 40 dari mereka berasal dari Masyarakat Islam Austria, yaitu sebuah organisasi Islam yang dekat dengan pemerintah Turki (kantor berita HT, 16/6/2018).