AS Sedang Mempersiapkan Operasi Militer di Teluk
Komando Sentral AS mengungkapkan bahwa AS sedang mempersiapkan operasi militer yang disebut “Guardian” untuk mengamankan rute laut di wilayah Teluk dan Timur Tengah pada umumnya.
Komando Pusat AS sedang bekerja untuk mengembangkan Operasi Maritim Internasional “Guardian” dalam rangka memperkuat pengawasan dan keamanan lalu lintas di perairan utama kawasan Timur Tengah, serta menjamin kebebasan navigasi menyusul peristiwa baru-baru ini di kawasan Teluk.
Persiapan untuk operasi telah dimulai di Teluk dengan dalih penghentian sebuah kapal tanker Inggris oleh Pengawal Revolusi Iran, pada hari Jum’at, karena dituduh melanggar standar internasional.
Kemudian diketahui bahwa Menteri Pertahanan AS Richard Spencer telah setuju untuk memindahkan unit militer ke Arab Saudi untuk “melindungi kepentingan Amerika Serikat” di Timur Tengah.
Washington menegaskan bahwa tujuan operasi ini adalah “untuk meningkatkan stabilitas di laut, menjamin lalu lintas yang aman, serta mengurangi ketegangan di perairan internasional di seluruh Teluk, Selat Hormuz, Selat Bab al-Mandab dan Teluk Oman.”
Menurut Komando Pusat AS, bahwa pihaknya akan mengoordinasikan gerakannya dalam operasi ini dengan sekutu-sekutunya guna “memastikan kebebasan navigasi di wilayah ini” (arabic.rt.com, 20/07/2019).
**** **** ****
Amerika Serikat (AS) sedang berupaya mengobarkan situasi di Teluk Arab (Persi) dengan Iran. Untuk itu, AS mengirim divisi-divisi perang, kapal selam dan peralatan militernya. Dengan demikian, AS memberikan gambaran (sinyal) bahwa perang dengan Iran sudah dekat. Hal ini sebagai upaya AS untuk mencapai beberapa hal, termasuk:
– Setelah keluar dari perjanjian nuklir, Amerika berusaha untuk mengadakan perjanjian nuklir baru yang memenuhi keinginan dan kecenderungannya, di mana kebaikan dan keuntungannya hanya untuk dirinya, serta tidak ada siapapun yang ikut di dalamnya, baik Eropa maupun lainnya.
– Bahwa militerisasi Teluk Arab (Persia) berarti naiknya harga minyak, tidak bisa disangkal lagi. Ketika kita tahu bahwa Amerika mengekstraksi minyak serpih (shale oil) dalam jumlah besar, tetapi biaya ekstraksi lebih mahal daripada minyak biasa, itu berarti bahwa minyak serpih (shale oil) dapat dipasarkan dengan semua keuntungan, terutama ketika kita tahu bahwa biaya mengekstraksi minyak serpih (shale oil) telah berkurang berkat kemajuan teknologi modern. Dengang demikian, perusahaan-perusahaan Amerika akan mengisi kantong mereka dengan uang, sementara rakyat dunia mereka korbankan.
– Juga militerisasi Teluk berarti bahwa bahaya sudah mengintai semua negara Teluk, yakni Iran akan menelan mereka dan mengakhiri tahta mereka. Sementara Amerika sangat suka memasarkan ide tersebut, sebab hal ini berarti akan menambah lebih banyak susu sapi perah di Teluk, dan semua itu demi kepentingan normalisasi dengan entitas Yahudi dengan dalih bahwa Iran sebagai musuh bersama yang akan mengharuskan mereka untuk menyatukan barisan guna menghadapinya, dan jika tidak bahwa negara mereka semua dalam bahaya.
Ya, Amerika Serikat (AS) tengah berusaha untuk membesar-besarkan ancaman Iran, seolah-olah Iran adalah negara adidaya dengan semua elemen kekuatannya untuk menghadapi seluruh dunia. Dalam hal ini, seolah-olah kita tidak tahu bahwa semua peristiwa ini terjadi atas persetujuannya, dan Iran hanyalah negara yang kebijakannya tidak bisa keluar dari pada garis yang dibuat oleh Amerika untuknya, di mana campur tangan Iran di Suriah adalah bukti nyata bahwa perintah dan larangan berada di tangan Amerika dan Amerika saja. Kami memohon kepada Allah subhānahu wa ta’āla untuk membalas tipu daya kaum kafir penjajah dan semua penguasa pembawa kerusakan, dan mempercepat tegaknya negara Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah, di mana kaum kafir dan para antek akan melihat bagaimana perang dan jihad di jalan Allah. [DR Muhammad al-Thumaizi]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 24/07/2019.