AS Protes KUHP, Pengamat: Ini Alasannya …

Mediaumat.id – Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Aswar mengungkap alasan di balik protes beberapa negara barat termasuk Amerika Serikat (AS) terkait pengesahan RKUHP.

“Dalam kerangka politik secara umum, Amerika ini sebenarnya selalu mengamati dinamika politik dalam berbagai aspek di Indonesia termasuk juga dinamika keislaman. Mengapa demikian? Karena Indonesia sering disebut sebagai model dari negara demokratis yang islami di dunia,” tuturnya dalam acara Fokus: KUHP Sah Barat Gelisah, Ahad (18/12/2022) melalui kanal YouTube UIY Official.

Menurut Hasbi, Amerika ingin tetap menjadikan Indonesia sebagai kiblat Islam yang benar versi Amerika. “Proyek moderasi itu yang terbesar saya kira ada di Indonesia. Kemudian yang paling potensial dan stabil secara politik memang Indonesia dibanding Timur Tengah,” ujarnya.

Indonesia itu, lanjutnya, negara yang punya ormas terbesar di dunia, NU dan Muhammadiyah yang sangat open terhadap gagasan-gagasan Barat sehingga sampai hari ini menjadi mercusuar.

“Indonesia bagi Amerika Serikat akan selalu menjadi ‘pion’ atau alat untuk mengatakan bahwa Islam yang benar itu ya Islam Indonesia yang pro Barat yang tidak anti-Barat, yang tidak antidemokrasi, sehingga kelompok-kelompok Islam yang memberikan gagasan lain tidak diterima,” bebernya.

Islam yang dikehendaki Barat, menurut Hasbi adalah Islam yang ramah terhadap peradaban Barat, ramah terhadap demokrasi, Islam yang tidak kritis, tidak politis. “Kepentingan Amerika di balik itu semua ada kepentingan peradaban, kepentingan ekonomi dan kepentingan politik,” tegasnya.

Hasbi melihat, kecenderungan Indonesia saat ini untuk lebih islami semakin naik grafiknya. Menurut sebagian kalangan yang mengkritik KUHP, ada nilai-nilai Islam yang masuk dalam KUHP seperti kata perzinahan, kriminalisasi terhadap orang yang tinggal serumah baik sesama jenis atau beda jenis yang ke depan akan membahayakan kelompok L68T.

“Makanya Amerika, PBB, Australia itu memberikan warning kepada Indonesia. Saya kira terlepas dari seberapa derajat islamisasinya, pergeseran sedikit saja dari nilai-nilai Barat pasti mereka akan bereaksi,” tandasnya.

Alat kontrol

 Hasbi mengatakan, intervensi negara-negara Barat termasuk PBB terhadap produk hukum di Indonesia merupakan alat kontrol terhadap negeri-negeri Islam terutama Indonesia.

“PBB adalah bentukan negara-negara Barat, pemenang Perang Dunia II, sehingga di dalamnya didominasi kepentingan negara-negara tersebut. Sekarang Barat menyerang Indonesia dengan serangan wacana dari berbagai sisi baik pendekatan bilateral maupun multilateral,” bebernya.

Ini, lanjut Hasbi, membuktikan bahwa PBB tidak bisa diharapkan karena yang punya kemampuan bicara di dalam PBB hanya yang punya power besar. Siapa yang kuat dialah yang berani bicara. Ia mencontohkan beberapa waktu lalu Amerika mengusulkan untuk mendiskusikan laporang tentang pelanggaran Uighur, namun sebaliknya tidak ada yang berani mengangkat isu pelanggaran HAM Amerika di PBB karena tidak ada yang punya power.

“Jadi PBB menjadi tempat pertarungan kepentingan dari negara-negara besar. Sementara negara-negara yang tidak punya kekuatan mereka hanya menjadi obyek, termasuk Indonesia,” simpulnya.

Hasbi menilai, Indonesia sangat tergantung pada negara lain dalam hal ekonomi sehingga tidak berani bersikap tegas. Ia mencontohkan kenapa Indonesia tidak berani bersikap tegas saat kapal-kapal nelayan Cina datang ke Laut Natuna Utara karena Indonesia sudah sangat tergantung kepada Cina dalam aspek ekonomi.

“Sama juga ketika bicara mengenai kontroversi KUHP, Indonesia terlihat defensif sampai-sampai Sandiaga Uno mengirimkan perwakilan diplomat dari Indonesia ke Australia untuk mengklarifikasi. Jadi mental kita bukan lagi independen. Dimaki dihina santai saja yang penting bisnis jalan, dapat income,” sedihnya.

Menurut Hasbi, Indonesia punya potensi besar tapi bermental kecil. Seolah-olah kalau Amerika, Australia, PBB tidak respek terhadap Indonesia, akhirnya Indonesia menjadi miskin, terlantar dan mati. “Ini kan aneh,” herannya memungkasi penuturan.[] Irianti Aminatun

Share artikel ini: