Mediaumat.info – Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menilai, penghentian bantuan luar negeri Amerika kecuali kepada Israel dan Mesir menunjukkan posisi penting mereka bagi politik luar negeri Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah.
“Penghentian bantuan Amerika kecuali kepada Israel dan Mesir itu menunjukkan posisi penting Israel dan Mesir bagi politik luar negeri Amerika di Timur Tengah,” tuturnya kepada media-umat.info, Rabu (29/1/2025).
Menurutnya, posisi ini menjadi alat politik AS di Timur Tengah. Pertama, untuk selalu menimbulkan instabilitas di kawasan Timur Tengah dengan memunculkan faktor kebiadaban entitas penjajah Yahudi yang dibiarkan oleh Amerika.
“Instabilitas ini akan menjadi jalan bagi Amerika untuk tetap campur tangan dalam urusan-urusan Timur Tengah,” ujarnya.
Kedua, Israel digunakan Amerika di Timur Tengah untuk menunjukkan kesetiaan dan pelayanan penguasa-penguasa negeri Islam.
“Jadi, salah satu ukuran kesetiaan dari penguasa-penguasa Arab di Timur Tengah itu dilihat dari sejauh mana mereka bungkam terhadap apa pun yang dilakukan oleh entitas Yahudi ini sampai pada tingkat genosida,” ungkapnya.
Alih-alih membela, sebut Farid, penguasa-penguasa Arab ini justru berupaya menunjukkan kesetiaannya dengan mengikuti instruksi-instruksi AS yang termasuk melakukan normalisasi dengan entitas penjajah Yahudi.
Ketiga, bagi AS, entitas penjajah Yahudi ini adalah penting sebagai kanalisasi terhadap persoalan umat Islam. Jadi, seolah-olah yang menjadi musuh utama umat Islam ini adalah entitas penjajah Yahudi, padahal sebenarnya yang menjadi musuh utama kaum Muslim adalah AS yang mendukung penuh entitas penjajah Yahudi ini.
“Dan sebenarnya entitas penjajah Yahudi ini menjalankan kepentingan-kepentingan Amerika pada tataran praktis, misalkan ketika di Suriah muncul kekuatan baru dari para Mujahidin yang berhasil menggulingkan Bashar Assad. Amerika tidak menginginkan Suriah itu menjadi negara yang militernya kuat, maka Amerika mendorong entitas Yahudi ini melakukan serangan-serangan terhadap kekuatan-kekuatan militer yang selama ini dikuasai oleh Bashar Assad,” bebernya.
“Menyerang tank-tank mereka, demikian juga persenjataan-persenjataan mereka untuk melumpuhkan kekuatan militer Suriah pasca-lumpuhnya Bashar Assad,” imbuhnya.
Menurutnya, ini salah satu bentuk bagaimana entitas penjajah Yahudi ini digunakan untuk alat kepentingan politik Amerika di Timur Tengah.
Adapun Mesir, kata Farid, ini sangat penting posisinya bagi Amerika, karena Mesir termasuk negara yang memiliki militer yang kuat dan Mesir juga memiliki akar Islam yang kuat.
“Di sana ada Al-Azhar dan sejarah rakyat Mesir yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah perjuangan umat Islam termasuk rakyat Mesir dan para tentaranya pernah secara langsung melakukan perang konfrontasi dengan entitas penjajah Yahudi ini. Ditambah lagi posisi Mesir yang memang berbatasan langsung dengan Palestina. Karena itu, mengendalikan dan menguasai penguasa Mesir itu sangat penting bagi Amerika untuk menjadi iron dome (perisai besi) yang terkuat bagi Amerika,” terang Farid.
Farid menilai, itu alasannya kenapa penjajah Amerika tetap mempertahankan bantuan ke entitas Yahudi dan Mesir.
“Apa yang kita dapat petik dari ini semua? Lagi-lagi ini menunjukkan permusuhan nyata Amerika terhadap kaum Muslimin yang mendukung entitas penjajah Yahudi yang membunuhi kaum Muslimin dan mendukung penguasa-penguasa pengkhianat di tengah kaum Muslimin seperti Mesir, untuk melindungi kepentingan-kepentingan Amerika,” tandasnya.[] Achmad Mu’it
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat