Mediaumat.news – Pengamat Ekonomi Dr. Arim Nasim, SE., M.Si., Ak., CA. menilai utang sebagai alat penjajahan ekonomi.
“Dalam sejarah penjajahan, utang ini merupakan pengalihan strategi dari penjajahan fisik kepada penjajahan ekonomi,” tuturnya dalam acara Bedah Al-Waie: Utang Melejit, Ekonomi Meroket? Sabtu (4/9/2021) di kanal YouTube Peradaban Islam ID.
BACA JUGA: Utang Tembus Rp 6.570,17 Triliun, Tanda Kinerja Perekonomian Lemah
Arim mengungkap, ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, salah satu yang mereka tinggalkan itu adalah utang. “Utang dibebankan kepada pemerintah dan sejak itulah negara yang baru berdiri itu harus menanggung utang,” ujarnya.
Menurutnya, negara-negara Barat membuat strategi ketergantungan yakni terkait kebijakan APBN itu didasarkan pada pengeluaran sehingga meniscayakan kebutuhan utang. “Jadi, utang itu sebuah rekayasa, awalnya dibutuhkan sehingga Indonesia itu tergantung untuk membangun dan sebagainya,” ungkapnya.
Arim menilai, karena sudah tergantung sekarang sudah menjadi candu. “Sudah mabuk dengan utang. Tidak bisa kemudian terbebas dari utang kecuali ada kebijakan yang radikal,” tegasnya.
Karena utang sebagai alat penjajahan ekonomi, Arim pesimis Indonesia menghentikan utang selama sumber daya alamnya itu masih ada. “Mungkin nanti kalau sudah betul-betul kering kerontang, bisa jadi utang itu akan dihentikan oleh para donor. Tapi selama masih ada yang dikeruk dari SDA ini, utang akan terus digelontorkan,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it