Pembunuhan, penghancuran dan pengepungan telah menjadi pemandangan sehari-hari di Gaza, namun yang baru dari hal ini adalah bahwa kondisi dan pemberitaan di Gaza telah jauh dari perhatian media dan masyarakat, seperti halnya di Syam, dimana tentara Yahudi membom setiap senjata yang tersisa di sana, karena khawatir hal itu akan berdampak pada keamanan entitas mereka jika kekuasaan Syam didominasi oleh mereka yang menjunjung tinggi agama Allah, rindu untuk membebaskan Baitulmaqdis, dan menolong rakyat Gaza meraih kemenangan karena Allah dan di jalan Allah.
Secara tersembunyi, Otoritas Palestina dan badan keamanannya dipandang sebagai alat bagi orang-orang Yahudi yang patuh. Mereka mengejar mujahidin, mengerahkan penembak jitu, dan membunuh mereka dengan darah dingin, sama seperti yang dilakukan orang-orang Yahudi, seperti yang dilakukan Bashar dan preman-premannya di Syam.
Meskipun rakyat Gaza dan seluruh Palestina bersukacita, sebagaimana setiap umat Islam bergembira, atas keselamatan rakyat Syam dari tirani, namun tentara Yahudi tidak memberi mereka ruang untuk merasakan kegembiraan itu, karena selat itu sempit untuk mereka; jika mereka tinggal di rumah, mereka dibom, jika keluar, mereka ditembak, dan jika mereka berlindung di rumah sakit, mereka dibunuh, sungguh penjahat itu telah mengepung mereka dari semua sisi, dan memperketat pengepungannya terhadap mereka dengan bantuan para penguasa boneka, minimal bantuannya adalah sikap bungkam dan membungkam masyarakat, dan maksimalnya adalah pengepungan serta penyediaan senjata dan perlengkapan bagi mereka agar mereka bisa terus melakukan genosida. Seolah-olah Gaza dibiarkan begitu saja, sendirian tanpa pertolongan atau bantuan, atau bahkan tangisan untuk berkabung.
Kegembiraan di negeri Syam masih belum lengkap, karena kegembiraan tersebut disertai dengan dukacita di Suriah dan Dataran Tinggi Golan, serta di Gaza dan seluruh Palestina, sebuah kegembiraan sementara tanah yang diberkahi sendirian, dimangsa, dibunuh, dan dijarah, dimana Baitulmaqdis adalah mutiara Syam dan pusat kalungnya, serta tempat Nabi SAW isra’. Lalu bagaimana bisa ada kegembiraan di Syam sedang mahkotanya ditawan dan Gaza berlumuran darah orang-orang tak berdosa yang dibantai?!
Wahai penduduk Syam, para pahlawan dan mujahidinnya: Sungguh, tempat Isra’ Nabi Anda, sangat dekat dari Anda, dan rakyat Palestina mengharapkan banyak kebaikan dari Anda, bagaimana tidak, mereka adalah keluarga dan saudara laki-laki Anda? Mereka menyeru kepada Anda, meskipun Anda sedang terluka, untuk membuka front utara, dan tentara Mesir membuka front selatan, setelah mereka memberontak melawan tiran mereka, sebagaimana Anda memberontak melawan tiran Anda, sementara tentara Yordania membuka front timur setelah menggulingkan pasukan Inggris di sana, agar umat memperketat ikatan terhadap entitas Yahudi, dan laut di sebelah barat mencekiknya, semoga akhir dari semua itu tertulis di tangan Anda, dengan izin Allah dan karunia-Nya.
Ini adalah seruan untuk Anda agar Syam dan Mesir kembali sebagaimana adanya, sebagai titik awal pembebasan dan bahkan pembuatnya, seperti yang terjadi di Hittin dan Ain Jalut, maka pada hari itu, rakyat Gaza, seluruh Palestina, rakyat Syam, Mesir, bahkan seluruh umat akan bergembira. Ingat, bahwa setiap kemenangan selain itu adalah kemenangan yang tidak lengkap, yang akan mudah diubah oleh hari-hari dan intrik kekejaman dari kegembiraan menjadi kesediahan dan kesakitan, sehingga Palestina dan Gaza-nya tidak ada yang berkabung atasnya.
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ﴾
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (TQS. Muhammad [47] : 7).
Kantor Media Hizbut Tahrir
Di Tanah yang Diberkati, Palestina