Dalam sebuah artikel yang merasa benar sendiri di The Times, Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman dengan secara canggung membeberkan sikap munafiknya terhadap Islam dan kaum Muslim di Inggris. Mirip dengan bagaimana cara mentor ekstremisnya Michael Gove benar-benar mengabaikan anak-anak atau memang terdapat fakta dengan komplotan kuda Troya buatannya, Braverman mengeksploitasi anak-anak Wakefield untuk tujuannya yang sempit dan jahat.
Dia menyatakan komunitas Muslim menjadi fanatik karena memiliki pandangan bahwa kita kaum muslim secara khas tidak mampu mengendalikan diri jika mereka merasa terprovokasi! Pernyataan fitnah dan palsu seperti itu hanya bisa keluar dari mulut mereka yang membuat kesepakatan dengan penjagal dari Gujarat; yang ingin umat Islam tetap diam atas hasutan dari massa Hindutva yang mengarah pada pembunuhan kaum Muslim di India, yang kini telah sampai ke Inggris. Mereka ingin umat Islam tetap diam saat menghadapi serangan kelompok sayap kanan yang meningkat, karena mereka sendiri berniat untuk menyikatnya di bawah karpet. Mereka berharap agar kita tetap diam atas kekejaman setiap hari yang dilakukan terhadap kaum Muslim di Palestina. Yang terpenting mereka ingin kita tetap diam tentang agama Islam kita yang dapat mengangkat kaum muslim keluar dari kesengsaraan gelap yang telah dihasilkan oleh sistem sekuler mereka.
Ketika umat Islam bertemu di masjid, yang merupakan hal paling alami untuk dilakukan bagi komunitas Muslim, maka hal itu “seperti pengadilan hukum Syariah”, tulisnya. Gambaran berbisa yang dibuatnya itu mengungkap kebencian mendalam Inggris terhadap Islam. Pemerintah dan media telah lama berbicara tentang Syariat Islam dengan cara yang sangat menghina, melabelinya sebagai terbelakang dan bahkan tidak Islami, meskipun setiap aspeknya berasal dari Al-Quran dan Sunnah Nabi (Saw).
Kaum Sekularis seperti Suella dan rekan-rekan ekstremis sekulernya ingin kaum Muslim memperlakukan Islam dengan cara menghina seperti yang dia lakukan. Dia ingin Muslim Inggris memeluk agama “Muslim sekuler” ala mereka yang sepenuhnya dibuat-buat dan menolak ajaran al-Quran dan Sunnah yang jelas. Apa sebenarnya yang dia tawarkan sebagai imbalan agar meninggalkan Deen yang benar?
Allah (Swt) berfirman:
(اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّار هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ)
“ Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari aneka kegelapan menuju cahaya (iman). Sedangkan orang-orang yang kufur, pelindung-pelindung mereka adalah thaghut. Mereka (thaghut) mengeluarkan mereka (orang-orang kafir itu) dari cahaya menuju aneka kegelapan. Mereka itulah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” [TQS Baqarah (2): 257].
Bisakah dia menawarkan kepada para pengikut sekuler di Inggris kehidupan kekal Islam di Jannah?
Kita terinspirasi oleh perkataan Sahabat Salamah Ibnu Dinar. Khalifah berkata kepadanya “Mintalah dari kami kebutuhanmu, wahai Abu Hazim, kami akan mengabulkan untukmu, apa pun itu.” Dia menjawab, “Kebutuhan saya adalah agar Anda menyelamatkan saya dari api dan menempatkan saya di surga.” “Itu bukan kewenangan saya” kata Sang Khalifah. Maka Abu Hazim menjawab, “Kalau begitu, aku tidak membutuhkan apapun darimu.”
Kata-kata kosongnya tentang kebebasan berbicara adalah tidak berarti apapun bagi umat Islam. Setiap orang berhak untuk protes, kecuali Muslim itu muncul. Setiap penistaan agama bisa ditoleransi kecuali kritik terhadap demokrasi dan keyakinan sekulernya. Untuk kejahatan yang berani berpikir untuk diri sendiri, mengungkap kegagalan sistemik Kapitalisme dan percaya Islam sebagai alternatif yang unggul, mereka tidak akan meninggalkan sebuah batu pun yang terlewat untuk mengkriminalisasi ‘bid’ah’ semacam itu; begitulah inkuisisi sekuler mereka bekerja.
Komunitas Muslim perlu terus membela hak-hak kita; untuk tidak membiarkan diri kita diintimidasi di tengah keheningan tentang banyaknya insiden kebencian yang dialami oleh kita dan ummat kita setiap hari.
Satu abad tanpa Khalifah, perisai yang melindungi ummat dari serangan, telah memberanikan kaum elit sekuler untuk berpikir bahwa mereka dapat mendikte kita siapa pemimpin kita dan bagaimana agama Islam kita harus diubah agar sesuai dengan cara hidup sekuler mereka yang menyedihkan. Ini tidak dapat kita terima, karena Allah (Swt) berfirman:
(وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُ فَنَبَذُوهُ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ)
“(Ingatlah) ketika Allah membuat perjanjian dengan orang-orang yang telah diberi Alkitab (dengan berfirman), “Hendaklah kamu benar-benar menerangkan (isi Alkitab itu) kepada manusia dan janganlah kamu menyembunyikannya.” Lalu, mereka melemparkannya (janji itu) ke belakang punggung mereka (mengabaikannya) dan menukarnya dengan harga yang murah. Maka, itulah seburuk-buruk jual beli yang mereka lakukan.” [TQS Al-Imran (3):187].
Yahya Nisbet
Perwakilan Media of Hizbut Tahrir
Di Inggris