Dalam pidatonya, pada 09/01/2022, yang ditujukan kepada “rakyat Amerika” dari Philadelphia, Presiden AS Joe Biden melancarkan serangan sengit terhadap pendahulunya, Donald Trump dan para pendukungnya, di mana dia menggambarkannya sebagai “ancaman terhadap demokrasi dan fondasi republik kami”.
“Donald Trump dan Partai Republik (Maga) mewakili ekstremisme yang mengancam fondasi republik kami,” katanya, merujuk pada slogan Trump, “Kami Jadikan Amerika Kembali Hebat”. Presiden Demokrat itu menambahkan bahwa “kesetaraan dan demokrasi sedang diserang” di Amerika Serikat.
“Kami adalah orang-orang dan pewaris sejati pengalaman Amerika,” lanjutnya. Dia menambahkan: “Kami tidak lemah dalam menghadapi ancaman terhadap demokrasi kami, dan Amerika harus memilih untuk maju atau mundur.”
Biden mengatakan bahwa Trump dan ekstremis Republik “hidup dalam kekacauan, menyebarkan ketakutan dan kebohongan”. Tentang kemungkinan terseret ke dalam konfrontasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Partai Republik di jalan, Biden mengatakan: “Kami tidak dapat membiarkan kekerasan terjadi di negara kami, dan kami tidak dapat membiarkan integritas pemilihan dirusak”.
Surat kabar Financial Times, pada 26 Agustus 2022, mengatakan bahwa mantan Presiden AS Donald Trump telah memperketat kendalinya atas Partai Republik, setelah keraguan besar bahwa ia tidak akan dapat tampil lagi sebagai ketua partai di forum mendatang, dan tentang kemungkinan jatuhnya Trump, surat kabar itu berkata: “Keraguan ini sekarang digambarkan sebagai naif. Sebab para kandidat yang didukung Trump telah menjadi terkenal.”
“Kekalahan Perwakilan Republik Liz Cheney, salah satu kritikus Trump yang paling menonjol, bulan ini adalah pembalasan atas perannya dalam penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap penyerbuan Gedung Kongres AS tahun lalu,” tambahnya.
Menurut Financial Times, “Hampir tiga perempat pemilih Partai Republik menyangkal bahwa Joe Biden adalah presiden terpilih Amerika Serikat yang sah.” Mengenai persaingan dengan Biden dalam pemilihan mendatang, surat kabar itu mengatakan bahwa “presiden saat ini tidak populer.”
Namun, saat pemilihan November sudah dekat, kandidat pro-Trump lebih menonjol dari sebelumnya, biasanya pada pemilihan paruh waktu sering terjadi bahwa partai yang berkuasa dihukum karena pelanggaran politik apa pun. “Ada kemungkinan Trump akan mencari dan memenangkan pencalonan presiden dari Partai Republik pada 2024,” pungkasnya.
**** **** ****
Perpecahan tajam antara Partai Republik dan Partai Demokrat telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam hal ini, kebutuhan Partai Republik untuk basis populer sayap kanan yang ekstrem, yang telah berdiri di belakang Trump saat ia mengungkapkan aspirasinya, berkontribusi untuk mencapai kepresidenan.
Perpecahan yang tajam ini mendorong beberapa surat kabar asing untuk mengangkat topik bahwa momok perang saudara sedang menghantui Amerika, dan peristiwa penyerbuan gedung Capitol dianggap sebagai tonggak penting dalam mengkonsolidasikan suasana ini.
Sungguh, Amerika telah “kehilangan jangkarnya”, di mana Barbara F. Walter—seorang pakar keamanan internasional dan profesor di University of California—memperingatkan dalam bukunya: “How Civil Wars Start: And How to Stop Them (Bagaimana Perang Sipil Dimulai: Dan Bagaimana Menghentikannya)” bahwa Amerika tengah berada di atas ambang perang saudara, mengidentifikasi faktor-faktor yang memperingatkan terjadinya perang saudara, dan menjelaskan secara rinci cara Amerika menunjukkan tanda-tanda peringatan ini (Al-Waie (Arab): Edisi 433, Tahun ke-37, Safar 1444 H./September 2022 M.).