Apakah Amerika sedang Mempertimbangkan Model Pemerintahan Turki untuk Pakistan?!
Berita:
Mantan Dubes Amerika untuk PBB, Zalmay Khalilzad men-tweet, “Mungkin bencana dapat dihindari, tetapi hanya jika terjadi 2 hal. Pertama, Panglima Angkatan Darat Munir harus mengundurkan diri, lalu pemilu harus diumumkan pada tanggal tertentu. Tanpa yang pertama, yang kedua tidak mungkin terjadi. Tanpa langkah-langkah ini, krisis ekonomi, politik dan keamanan Pakistan hanya akan memburuk.” (Tweet)
Komentar:
Tweet itu telah menimbulkan momok bahwa entah dengan cara bagaimana Amerika terlibat dalam melemahkan tentara Pakistan. Sebagian orang bahkan berspekulasi bahwa Amerika lebih memilih model pemerintahan Turki, yaitu, di mana tentara berada di bawah kendali warga sipil yang, sebagai imbalannya, secara aktif bekerja untuk melindungi kepentingan Amerika.
Agaknya, di bawah model ini, Khan akan mengelola tentara Pakistan melalui Kepala Staf Angkatan Darat (CoAS) yang baru, dan kekuasaannya akan dibatasi untuk mencegah keterlibatan tentara dalam politik Pakistan.
Alasan lain yang dikutip untuk mendukung pernyataan semacam itu adalah bahwa Amerika harus melemahkan Pakistan untuk membuat India agar sepenuhnya bergabung untuk melawan China. Bagian dari program ini termasuk melucuti senjata nuklir Pakistan, mengurangi jumlah personel angkatan bersenjata Pakistan menjadi 200.000 orang, menyerahkan Kashmir ke India dengan menjadikannya sebagai Garis Kontrol (LoC) permanen, dan akhirnya mengintegrasi Pakistan ke dalam konfederasi dengan India.
Penyelidikan secara seksama terhadap kekuasaan Amerika di Pakistan mengingkari spekulasi semacam itu. Ini karena Amerika, selama beberapa dekade, telah menjalankan kehendaknya melalui junta militer untuk mengelola urusan dalam negeri Pakistan, mengembangkan kelembagaan tentara Pakistan, serta jejak kebijakan luar negeri negara yang luas.
Para petinggi militer telah dengan setia melaksanakan keinginan Amerika jika diperlukan. Misalnya, Jihad Afghanistan adalah upaya Amerika yang dibuat untuk menghancurkan Uni Soviet. Untuk memberikan umur panjang pada upaya ini berarti para petinggi tentara Pakistan harus mengislamkan masyarakat Pakistan untuk secara aktif mendukung upaya ini. Ini membutuhkan perubahan kurikulum pendidikan untuk mendukung Islam dengan melakukn proliferasi madrasah, pendirian kamp-kamp untuk pelatihan untuk Jihadis, dan dorongan untuk menarik para ulama dan pejuang Arab untuk tinggal dan berlatih di kamp-kamp ini.
Pasca 911, Amerika memutuskan untuk membatalkan kebijakan Islamisasi Pakistan. Musharraf sepatutnya mewajibkan dan tidak hanya membongkar infrastruktur Jihadis tetapi juga menghasut operasi militer untuk menangkap dan memenjarakan puluhan ribu warga Pakistan. Di bawah masa jabatan Musharraf, de-Islamisasi Pakistan dilengkapi dengan percepatan Westernisasi Pakistan.
Musharraf bahkan melangkah lebih jauh dari apa yang diperlukan dan menempatkan perlindungan pada beberapa senjata nuklir yang memungkinkan AS untuk memantau keberadaan mereka dan juga membuat rencana untuk menyerahkan Kashmir untuk mendukung India. Penerus Musharraf seperti Kayani, Sharif, dan Bajwa telah bertindak dengan kegigihan yang sama dan telah melaksanakan tanggung jawab mereka untuk setia kepada Amerika.
Selama hegemoni Amerika di Pakistan, prioritas utamanya selalu memastikan integritas para petinggi militer untuk mematahkan kepemimpinan militer sementara Amerika berusaha untuk memasukan India dalam perang potensial melawan China adalah tindakan bodoh. Kepemimpinan militer yang retak dapat mendorong perang saudara atau pengambilalihan kekuasaan kelompok Islamis. Lebih buruk lagi, hal itu bisa memicu ledakan Pakistan, yang akan menjadi mimpi buruk keamanan bagi India dan menghambat upaya Amerika untuk menggunakan India melawan China.
Selain itu, menempatkan tentara di bawah pemerintahan sipil kemungkinan akan membuat tentara untuk melawan segala upaya untuk melemahkannya. Di masa lalu, Amerika telah berhasil melemahkan tentara Pakistan dengan mendorong perubahan melalui CoAS dan memastikan integritas junta militer untuk melaksanakan kehendak Washington. Modus operandi ini sepertinya tidak akan berubah dalam waktu dekat.
Singkatnya, Barat telah berhasil menggunakan pengaturan sipil yang lemah atau kerusakan demokrasi yang beroperasi di bawah bayang-bayang tentara yang kuat untuk mengendalikan banyak bagian dunia Muslim dan mencegah penyatuan alami. Oleh karena itu, model pemerintahan ini hanya akan berubah ketika kepemimpinan militer mengalihkan kesetiaannya dari melindungi kepentingan Barat kepada kesetiaan terhadap pemerintahan Islam.
Ditulis untuk Kantor Media Pusat oleh
Abdul Majeed Bhatti