Apa yang Diinginkan Jerman dan Barat dari Negara Kita?!

 Apa yang Diinginkan Jerman dan Barat dari Negara Kita?!

Pada Rabu, 28/9/2022, berakhir lokakarya yang dihadiri oleh pemerintah sipil di tiga negara bagian federal Kurdufan, yang disponsori oleh pemerintah Jerman dan didukung oleh kedutaan besarnya di Khartoum. Pada hari Sabtu, 24/9/2022, Jaringan Berita Kordofan melaporkan peluncuran lokakarya untuk mendukung proses konstitusional di Republik Sudan tentang penggunaan tanah, sumber daya mineral, serta distribusi kekuasaan dan otoritas, yang diselenggarakan oleh Yayasan Max Planck untuk Perdamaian Internasional dan Aturan Hukum—sebuah lembaga penelitian Jerman di Heidelberg, dengan dukungan Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Khartoum dan pendanaan dari Pemerintah Jerman, juga partisipasi dari pemerintah sipil dari tiga negara bagian federal Kurdufan, di bawah pengawasan Menteri Pemerintah Federal, Insinyur Muhammad Kartkila Saleh, serta dua gubernur dari Kurdufan Utara dan Selatan. Lokakarya berlangsung selama empat hari dan membahas sejumlah makalah dan topik terkait penggunaan tanah dari perspektif hukum perbandingan dan perspektif Sudan, di samping pembagian kekuasaan dan kompetensi dalam penggunaan sumber daya mineral.

Apa hasil yang diharapkan dari lokakarya semacam itu? Apa yang diinginkan pemerintah Barat dari pemerintahan sipil, tanah kami, dan sumber daya mineral kami, dengan membiayai lokakarya semacam itu, didukung oleh kedutaan mereka di Khartoum, serta diorganisir oleh salah satu institusi mereka?

Sebagaimana diketahui bahwa negara-negara penjajah berusaha mempertahankan hegemoninya dan mempertahankan pengaruhnya untuk mengontrol keputusan politik negara jajahan agar tidak memerdekakan dan membebaskan diri, lalu kembali pada budaya dan peradabannya, serta mengambil kembali kendali urusannya; termasuk tujuan mereka juga adalah untuk terus menjarah kekayaan dan harta benda rakyat. Sedangkan cara yang paling penting untuk melakukan semua ini adalah mendominasinya dan memuluskan penjarahan kekayaan melalui undang-undang, konstitusi dan peraturan. Ketika Curzon ditanyai di Parlemen Inggris, mengapa Turki diberikan kemerdekaannya sebagai ibu kota Negara Islam? Dia menjawab, “Kami telah menghilangkan kekuatan moral yang di dalamnya ada Khilafah dan Islam.” Setelah tentara Sekutu masuk ke Istanbul, penjajah menghapus sistem pemerintahan dalam Islam, sistem Khilafah, dan menggantinya dengan sistem republik, serta menghapus konstitusi dan undang-undang Utsmani (Islam), lalu menggantinya dengan undang-undang buatan manusia. Jadi, tidak ada rasa takut lagi terhadap Turki dan negara-negara Muslim lainnya setelah melakukan apa yang harus dia lakukan. Kemudian satu-satunya tantangan bagi negara-negara penjajah adalah melanjutkan situasi ini, dan merawatnya agar tidak lepas kendali, yang membuat negara dan rakyat akan berjuang untuk memerdekakannya.

Hal ini membawa kita pada hal yang kedua, yaitu pilar-pilar penjajahan. Lihatlah pernyataan Jean-Paul Sartre dalam kata pengantar buku berbahasa Prancis “Les Damnés de la Terre (Yang Terkutuk di Bumi)”, merujuk pada metode pembentukan pemikir orientalis di Barat, dan ruang lingkup penggunaannya: “Kami akan membawa para kepala suku, anak-anak bangsawan, orang kaya dan para pemimpin dari Afrika dan Asia, dan kami akan berkeliling dengan mereka selama beberapa hari di Amsterdam, London, Norwegia, Belgia dan Paris, maka mereka akan berganti pakaian, dan mereka akan mengambil beberapa pola baru dari hubungan sosial, serta mereka akan belajar dari kami cara hidup baru dalam keseharian, juga mereka akan mempelajari bahasa dan tarian kami, serta mengendarai kereta kami. Kami terkadang mengatur pernikahan ala Eropa untuk sebagian dari mereka, dan kemudian mengajari mereka cara hidup Barat … Kami telah menaruh di lubuk hati mereka kecintaan pada Eropa, dan kemudian mengirim mereka kembali ke negaranya dan ke negara lain di dunia? Pintunya selalu tertutup di depan kami, dan kami tidak menemukan jalan keluar untuk itu, karena kami adalah orang-orang kotor dan najis dalam pandangannya. Namun sejak kami mengirim para pemikir yang kami buat ke negara mereka, dan kami berteriak dari Amsterdam, Berlin atau Paris tentang “persaudaraan manusia”, sehingga suara kami bergema dari ujung Afrika, Timur Tengah, atau Afrika Utara … Kami mengatakan: “Biarkan doktrin humanistik atau agama kemanusiaan menggantikan agama-agama yang berbeda, dan mereka biasa melantunkan suara kami dari mulut mereka, dan ketika kami diam mereka akan ikut diam, tetapi kami yakin para pemikir ini tidak memiliki satu kata untuk mengatakan selain apa yang kita masukkan ke dalam mulut mereka.

Lokakarya yang disponsori oleh pemerintah Jerman dan didukung oleh kedutaan besarnya di Khartoum ini, dilakukan dalam kerangka tersebut, yaitu agar konstitusi positif yang tidak adil dan yang ditentang rakyat itu terus berlanjut, sehingga negara-negara penjajah menginginkan dukungan dan kontinuitasnya di bawah pengawasan mereka, agar kami tidak nerusaha membebaskan diri dari mereka dan kembali ke aturan Allah dan syariat-Nya yang toleran, yang menjelaskan ketentuan sumber daya mineral, apakah itu sumber mineral yang melimpah atau sedikit, serta tanah, apakah ia tanah ‘ushriyyah atau kharajiyyah, juga menjelaskan tentang kepemilikannya bagi individu, negara atau milik umum yang dapat dimanfaatkan oleh semua orang, sedang untuk suku tidak ada kepemilikan dalam Islam, apakah itu terkait dengan kepemilikan tanah atau kepemilikan sumber daya mineral. Juga dikatakan bahwa hukum positif itu untuk menciptakan rasisme dan perang antara rakyat di sekitar tanah dan sumber daya mineral, sehingga penjajah menemukan peluangnya untuk menjarah kekayaan ketika dia menjamin perang rakyat dan dominasi politiknya melalui konstitusi, undang-undang dan para pemimpin yang menjadi kepanjangan tangan dan penyambung lidahnya, sehingga mereka tidak memiliki sepatah kata pun untuk dikatakan kecuali apa yang dimasukkan penjajah ke dalam mulut mereka … Begitulah yang diinginkan penjajah, lalu apa yang Anda lakukan wahai rakyat Sudan, terutama para pemimpin dan pejabat sipil yang menghadiri lokakarya? Apakah Anda menerima keduniawian ini masuk dalam agama Anda. Jadi, sadari apa yang diinginkan penjajah dengan mengorbankan agama Anda, negara Anda dan keluarga Anda?! Atau apakah Anda melihat kekuasaan Allah dari diri Anda dengan baik, sehingga Anda memotong akar penjajah dari negara kami, kemudian kami kembali pada konstitusi kami, hukum kami, dan Khilafah kami, yang hanya dengannya kami akan mencapai kemuliaan dunia dan akhirat?! []

Sumber: alraiah.net, 19/10/2022.

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *