Anwar Ibrahim Temui Ismail Haniyeh, Bentuk Dukungan Malaysia kepada Hamas

Mediaumat.info – Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana menilai pertemuan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dengan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Qatar sebagai bentuk dukungan Malaysia kepada perjuangan bangsa Palestina untuk melepaskan diri dari penjajahan Zionis Yahudi.

“Dukungan moril yang dilakukan Anwar Ibrahim terhadap Hamas setidaknya menunjukkan keberpihakan Malaysia kepada perjuangan bangsa Palestina dalam upaya melepaskan diri dari penjajahan Zionis Yahudi,” tuturnya kepada media-umat.info, Jumat (17/5/2024).

Menurutnya, keberanian untuk bertemu dengan pimpinan Hamas tersebut, menunjukkan dukungannya. “Setidaknya menunjukkan standing position Malaysia yang sangat tegas dalam konstelasi internasional terkait dengan Palestina-Zionis Yahudi,” ujarnya.

Karena di sisi lain, kata Budi, banyak penguasa negeri Muslim yang justru mencari posisi aman dalam konstelasi ini. Atau memberikan dukungan kepada perjuangan Palestina, namun secara politik tetap menjaga jarak dengan Hamas yang sudah dicap sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat, Inggris dan sekutunya.

Tidak Cukup

Budi menegaskan, Palestina tidak sekadar membutuhkan dukungan moril, atau kemanusiaan sebagaimana yang selama ini sudah dilakukan oleh saudara-saudara Muslim seantero penjuru bumi. Bahkan juga oleh non-Muslim yang mulai gerah dengan tindakan yang melewati batas kemanusiaan yang ditunjukkan oleh Zionis Yahudi dan para pendukungnya.

“(Karena,) penjajahan Zionis Yahudi hanya bisa dihentikan dengan mengusir Zionis Yahudi dari bumi Palestina. Dan ini membutuhkan perjuangan fisik, militer yang dilakukan oleh kekuatan besar, selevel negara,” tegasnya.

Maka semestinya, lanjut Budi, yang dilakukan oleh Malaysia adalah memobilisasi tentaranya untuk turut berjuang bersama Muslim Palestina, untuk mengusir entitas penjajah Yahudi.

“Dan ini juga harus dilakukan oleh semua negeri Muslim lainnya. Karena kalau diakumulasikan, kekuatannya akan melebihi dari kekuatan yang dimiliki Zionis Yahudi,” ujarnya.

Akan tetapi, menurutnya, hal ini tidak akan terjadi bila belum ada perubahan konstelasi internasional yang kini dihegemoni Amerika Serikat dan sekutunya. Karena merekalah yang menciptakan situasi yang terjadi di Palestina. Mengambil alih Palestina dari Khilafah. Mendatangkan orang-orang Yahudi, membidani pendirian institusi Yahudi dan menjaganya hingga kini.

“Maka lebih jauh dari itu, umat Islam harus mengubah konstelasi ini dengan menghadirkan negeri Muslim yang memiliki kekuatan adidaya, sebagaimana Khilafah Utsmaniah yang selama keberadaannya menjaga bumi Palestina. Juga kekhilafahan sebelumnya,” pungkasnya. [] Achmad Mu’it

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: