Angkat Non Muslim Jadi Guru Madrasah dengan Alasan Moderasi, Perlu Dikritisi

Mediaumat.news – Diangkatnya non Muslim sebagai guru pelajaran umum madrasah di Sulsel dengan alasan “salah satu manifestasi dari moderasi beragama,” sebagaimana dinyatakan Analis Kepegawaian Kementerian Agama (Kemenag) Sulsel Andi Syaifullah, dinilai perlu dikritisi.

“Kalau ini dikaitkan dengan moderasi beragama, justru ini yang perlu dikritisi,” ujar Mudir Ma’had Khadimus Sunnah Bandung Ajengan Yuana Ryan Tresna (YRT) kepada Mediaumat.news, Senin (01/02/2021).

Sebab, lanjutnya, Islam itu ya Islam apa adanya, ketaatan kepada Islam itu seutuhnya dan tidak perlu dimoderasi.

Menurutnya, pandangan-pandangan untuk memoderasi Islam itu sebenarnya adalah rasa rendah diri di hadapan agama lain sehingga Islam disesuaikan dengan keadaan atau dibuat moderat. “Nah poinnya justru di situ, bagian dari kampanye atau upaya membangun moderasi beragama itu yang jadi persoalan,” tegasnya.

Ia menegaskan, kegiatan pembelajaran di sekolah itu bukan hanya tatap muka di kelas, tetapi juga pelajaran di luar kelas terkait keteladanan, akhlak dan seterusnya. Maka yang paling ideal itu Muslim diajar juga oleh Muslim, supaya murid bisa melihat bagaimana profil dari gurunya, akhlaknya dan ketaatannya kepada Allah.[] Agung Sumartono

Share artikel ini: