Rusia telah menguji lebih dari 200 jenis senjata baru di Suriah selama perang untuk mendukung Presiden Bashar Assad, kata seorang anggota parlemen senior pada hari Kamis, pada saat Moskow dituduh melakukan serangan udara terhadap Ghouta yang dikuasai pejuang.
“Ketika kami membantu orang-orang Suriah, kami menguji lebih dari 200 jenis senjata baru,” kata Vladimir Shamanov, mantan komandan tentara angkatan udara Rusia yang sekarang menjabat sebagai kepala komite pertahanan Duma Rusia.
“Bukan suatu kebetulan bahwa pada hari ini mereka datang kepada kita dari berbagai penjuru untuk membeli senjata kita, termasuk negara-negara yang bukan sekutu kita,” katanya.
“Pada hari ini kompleks industri militer membuat tentara kita terlihat dengan cara yang membuat bangga,” katanya.
Rusia, sekutu dekat pemerintah Suriah dalam perang yang berlarut-larut, dituduh melakukan pemboman tanpa pandang bulu selama konflik sehingga menyebabkan korban jiwa yang sangat besar.
Kritik terakhir berfokus pada serangan udara terhadap wilayah kantong Ghouta Timur, di mana lebih dari 350 warga sipil terbunuh dalam lima hari saja, namun Kremlin menolak keterlibatannya dalam serangan yang dipimpin rezim tersebut.
Komentar Shamanov juga muncul di tengah laporan bahwa Rusia telah mengerahkan prototipe pesawat tempur siluman Su-57 di Suriah, di mana dua pesawat tersebut dilaporkan terlihat pada hari Rabu.
Foto-foto jet generasi kelima itu, yang diduga berada di Suriah, disiarkan kembali oleh berbagai media pemerintah Kamis.
Seorang sumber di kementerian pertahanan mengkonfirmasi kepada kantor berita RBK bahwa kedua pesawat tersebut dikirim ke pangkalan di Hmeimim “untuk sebuah pengujian dalam kondisi yang sesungguhnya.”
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak berkomentar mengenai pengerahan pesawat tempur Su-57 seperti yang dilaporkan.[]
Sumber: The Daily Star