Ancaman Bencana Keuangan Setelah Kegagalan Bank Terbesar Kedua dalam Sejarah AS?
Tumbangnya Silicon Valley Bank (SVB) pekan lalu, dan diturunkannya peringkat kredit Signature Bank oleh Moody’s Investors Service telah memicu kekhawatiran akan kehancuran finansial yang besar. CNN sekarang melaporkan, “Moody’s puts six US banks on watch for potential downgrade (Moody’s mengawasi 6 bank AS untuk kemungkinan penurunan peringkat)”. Keenam bank tersebut adalah First Republic Bank (FRC), Zions (ZION), Western Alliance (WAL), Comerica (CMA), UMB Financial (UMBF) dan Intrust Financial.
**** **** ****
Sekali lagi bahwa ekonomi berbasis bunga telah membawa dunia ke bencana keuangan, dengan inflasi yang terus-menerus, pasar obligasi dolar yang ambruk, dan sekarang kegagalan bank AS terbesar sejak krisis keuangan 2008. Sementara enam bank lainnya berada di bawah ancaman dari “kondisi pendanaan yang sangat fluktuatif untuk beberapa bank AS yang terpapar risiko kepada bank-bank AS tertentu yang terpapar risiko aliran masuk simpanan yang tidak diasuransikan,” demikian menurut Moody’s. Dikatakan bahwa Credit Suisse Bank telah menderita “titik kelemahan material” setelah berbagai spekulasi media bahwa ia bisa tumbang. Credit Suisse bank menderita kerugian 7,8 miliar dolar tahun lalu dan nilai sahamnya jatuh.
Biden telah turun tangan untuk menjamin bahwa para deposan uang di Silicon Valley Bank akan dilindungi, tetapi jika penularannya menyebar, seperti yang terjadi pada tahun 2008, maka sistem kapitalis akan berada di ambang kehancuran. Setelah krisis 2008, Federal Reserve AS merespons dengan meluncurkan “Pelonggaran Kuantitatif” dan membeli triliunan dolar obligasi pemerintah. Silicon Valley Bank juga banyak berinvestasi dalam obligasi ini dengan memanfaatkan apa yang disebut uang murah. Akhirnya inflasi membuat semua orang lebih miskin, dan Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga secara agresif untuk mencoba mengendalikan inflasi, tetapi inflasi lambat menurun, sementara Federal Reserve yang terus menaikkan suku bunga telah menyebabkan obligasi dolar kehilangan nilainya. Kemudian, tiba-tiba, investor kehilangan kepercayaan pada Silicon Valley Bank, nilai sahamnya turun 160 miliar dolar dalam 24 jam dan orang-orang bergegas mengeluarkan uang mereka yang tidak ada di bank, sehingga menyebabkan kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah AS.
Sekarang Federal Reserve terjebak antara terus menaikkan suku bunga untuk memperlambat inflasi atau membalikkan kebijakannya untuk melawan risiko lebih banyak lagi keruntuhan perbankan! Sungguh, Federal Reserve telah menyebabkan inflasi dengan “Pelonggaran Kuantitatif”, kemudian berusaha membalikkan efeknya dengan menaikkan suku bunga dengan kemungkinan efek pengangguran dan resesi ekonomi. Sekarang bank-bank dalam risiko dan semua orang bertanya-tanya apa trik sulap berikutnya yang akan dilakukan Federal Reserve. [Dr. Abdullah Robin]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 19/3/2023.