Oleh: Umar Syarifudin (pengamat politik Internasional)
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson pada Senin mengatakan yakin Washington dan Rusia dapat menemukan jalan untuk mengurangi ketegangan, dengan mengatakan pemutusan hubungan atas campur tangan Rusia dalam pemilihan umum AS sangat tidak berguna.
Tillerson mengatakan bahwa Rusia juga menyatakan sejumlah kesediaan membicarakan kemelut di Ukraina, tempat gencatan senjata pada 2015 antara pasukan Kiev dengan pemberontak dukungan Rusia di bagian timur negara tersebut kerap dilanggar, lapor Reuters.
Catatan
Setelah Amerika memainkan tensi kembalinya program Star Wars untuk merespon berlanjutnya pengembangan senjata nuklir oleh Rusia, dalam kerangka ini telah dilakukan amandemen UU AS yang mengijinkan militerisasi ruang angkasa. Hubungan Rusia dengan AS dan Eropa memanas pada kasus aneksasi Rusia ke Krimea pada tahun 2014 dan memicu Krisis Ukraina timur.
Sanksi AS dan Eropa mencerminkan konsensus pandangan Eropa yang semakin khawatir dengan manuver Putin di Eropa Timur, sementara Amerika tidak panik. Mantan Presiden AS Obama bahkan menyerang Rusia dengan menggambarkannya sebagai “sebuah negara kecil”. Obama mengatakan, “mereka lebih kecil dan lebih lemah. Perekonomian mereka tidak menghasilkan sesuatu yang diinginkan oleh pihak lain, perolehannya hanya minyak, gas dan senjata, dan tidak berkembang” … (Russia today, 17/12/2016).
Berpijak sebagai barter politik pada kasus Ukraina, AS menyandera Rusia, memanfaatkan untuk kepentingannya di Suriah. Realitas posisi Amerika yang hanya menerima kontrol sepihak dirinya atas krisis Suriah, dan beberapa dari Kelembutan yang ditunjukkan oleh Amerika terhadap orientasi Rusia ke Suriah adalah untuk memanfaatkan Rusia memudahkan kerja AS.
Sejak kampanye pemilihannya, Trump mengkritik sanksi-sanksi ini dan berjanji untuk membangun hubungan dekat dengan Rusia. Meskipun para pemimpin Eropa menyadari bahwa Amerika, selama pemerintahan Obama, adalah negara yang memungkinkan Rusia bangkit, terutama setelah keterlibatannya dalam perang Suriah, Trump mengancam untuk melangkah lebih jauh dalam kesepakatan bilateral dengan Rusia mengenai isu-isu global. Sikap Trump meningkatkan daya tawar Rusia membingungkan Uni Eropa. Sehingga naiknya Rusia melemahkan harapan Eropa untuk Memiliki peran dalam krisis Internasional.
Di bawah kepemimpinan Putin, Rakyat Rusia terus hidup dalam bayang-bayang masa lalu mereka; Di tengah fragmentasi sosial dan volatilitas politik. Yang lebih buruk lagi, usaha Putin untuk membangkitkan euphoria masyarakat Rusia telah dirusak oleh masalah ekonomi dan politik kontemporer di negara ini. Meskipun sekarang pulih dari krisis minyak, mata uang Rusia telah turun terhadap dolar yang telah memaksa upah riil dan konsumsi turun. Sektor riil telah mengalami kerusakan parah dengan Rusia yang menderita penurunan pertumbuhan yang setara dengan Amerika Serikat pasca krisis keuangan.
Selain itu, kemiskinan sangat ekstrem, ketidaksetaraan sedang meningkat, sanksi terhadap perdagangan berlaku dan keterlibatan Rusia di luar negeri telah berdampak pada posisi anggarannya. Oleh karena itu, nampaknya sedikit yang berubah dalam hal ini (mengingat krisis ekonomi yang berulang) meskipun ada transisi politik Rusia dari waktu ke waktu. yang jelas bahwa kegagalan Rusia karena faktor ideologi dan kepemimpinan.
Adapun tekanan Amerika kepada Rusia merupakan politik baru dengan tujuan menyeret Rusia bersekutu dengan Amerika Serikat melawan Cina. Seolah-olah Amerika mengatakan, yang juga dikatakan oleh Rusia secara terang-terangan, bahwa pemerintahan Trump telah menghancurkan hubungan Amerika-Russia dan membawanya ke titik terendah. Akan tetapi, Rusia memiliki kesempatan emas dengan datangnya Presiden Trump untuk memperbaiki hubungan dengan Washington.
Tampak Amerika ingin meningkatkan tensi sikap dengan Rusia, sehingga Rusia tidak memiliki solusi dan harapan kecuali dengan satu jalan dengan pemerintahan Trump. Itu berarti bahwa perbaikan hubungan dengan Rusia tidak terjadi kecuali dengan mengikat kontrak besar dengan Rusia terkait Cina. Untuk merealisasi perkara ini adalah dengan menggunakan rumor yang beredar tentang penghormatan presiden berikutnya Trump kepada Presiden Putin, dan bahwa keduanya dapat menjadi sekutu dalam melawan Cina.
Kesepakatan Trump dengan Rusia untuk menghadapi Cina, maka Amerika akan terus terbuka untuk memperhatikan kemampuan militer Rusia, yang dapat dimanfaatkan oleh Amerika seputar Cina. Misalnya, menugasi Rusia untuk berpartisipasi menentang senjata nuklir Korea Utara, atau terlibat dalam mengancam pasokan energi untuk Cina dari Rusia atau dari Asia Tengah. Atau bahkan berpartisipasi dalam penetapan kebijakan-kebijakan khusus mengenai kebebasan navigasi Laut Cina dan Amerika memberi kontribusi usahanya untuk mengeluarkan Cina dari kepulauan tersebut. Semua opsi itu, belum lagi mendorong Rusia untuk berkonfrontasi langsung dengan China. Semua itu merupakan bunuh diri internasional untuk Rusia.