Analis: Sikap Kritis Sangat Diperlukan Atas Liputan Barat Soal Timur Tengah

Mediaumat.info – Di era yang didominasi oleh arus informasi dan narasi media seperti saat ini, sikap kritis terhadap liputan yang dilakukan negara-negara Barat, khususnya mengenai Timur Tengah sangatlah diperlukan.

“Sikap kritis terhadap liputan negara-negara Barat khususnya mengenai peristiwa di Timur Tengah sangatlah diperlukan,” ujar Analis Berita Riza Aulia kepada mediaumat.info, Rabu (3/1/2024).

Hal ini ia ungkapkan sebagai penguraian terhadap pesan yang sebelumnya, diunggah ulang oleh akun @AssadRad di X (3/1). Yakni mengenai betapa berita utama dari kantor-kantor berita besar meliput kelaparan warga Palestina di Gaza, namun semuanya tidak menyebutkan siapa yang membuat mereka kelaparan.

Menurut Riza, liputan dari kantor-kantor berita tersebut sebagai ‘propaganda Zionis’ yang dipandangnya pula, telah memunculkan sikap membabi buta dan menciptakan paradoks kemunafikan.

Pasalnya, keterikatan negara-negara Barat dan media terhadap apa yang dianggapnya sebagai ‘propaganda Zionis’ itu, telah menjadikan pemberitaan mereka sangat tidak masuk akal.

Untuk diketahui, sekadar mengutuk upaya genosida yang dilakukan oleh entitas Zionis Yahudi atas penduduk Gaza, Palestina, malah dianggap sebagai omong kosong. Sementara, semua bukti sudah jelas mengarah ke sana.

Sedangkan, kritik yang sama terhadap upaya pembersihan etnis oleh Cina terhadap warga Uighur, misalnya, dianggap sah-sah saja. “Demikian pula kritik terhadap kejahatan perang Rusia di Ukraina adalah wajib dilakukan untuk mendakwa Putin,” bandingnya menambahkan.

Lebih jauh, lanjut Riza mengungkapkan, terdapat judul laporan mengenai serangan Zionis Yahudi terhadap Gaza, yaitu, ‘Ledakan yang Disebut Serangan Udara oleh Penduduk Gaza Menimbulkan Dampak Signifikan di Lingkungan Padat Penduduk’.

Artinya, judul ini tidak secara eksplisit menyebutkan entitas penjajah Yahudi sebagai pelaku serangan udara, dan bahkan dalam isi laporan, kata ‘tidak bernyawa’ pun digunakan menggantikan kata ‘mati’ untuk para korban.

Lantaran itu, upaya yang bisa disebut sebagai standar ganda ini dinilainya tak hanya melemahkan kredibilitas media Barat tetapi juga mendorong khalayak global beralih ke sumber-sumber informasi alternatif yang dianggap lebih dapat diandalkan.

“Akibatnya banyak orang di seluruh dunia mencari sumber informasi yang lebih kredibel,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini: