Mediaumat.news – Menanggapi peranan media dalam sistem demokrasi liberal saat ini, Analis Senior Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) Hanif Kristianto menilai media cenderung menjadi alat opini politik kepada publik.
“Dalam sistem demokrasi liberal yang menganut kebebasan ini, media cenderung menjadi alat opini politik kepada publik,” ujarnya dalam acara Kabar Petang, Today’s News: Facts or Fake? Sabtu (28/8/2021) di kanal YouTube KC News.
Menurutnya, media sekarang ini telah menjadi corong dari pemerintah yang senantiasa mendengungkan apa yang dilakukan oleh pemerintah. “Sementara, terkadang berbalik melawan opini publik,” ungkapnya.
Hanif menilai, pada sistem demokrasi liberal saat ini media mempunyai peranan penting dalam bentuk publikasi, optimasi dan juga pemberi kabar khususnya dari pemerintahan. Kendati demikian, ia melihat media sekarang cenderung pada informasi yang sifatnya hiburan daripada faktual.
“Dalam artian berita-berita yang disuguhkan saat ini terkadang ada yang bertolak belakang dengan fakta yang ada. Bahkan juga bisa terkategorikan hoaks. Saya ingin mengambil contoh beberapa waktu yang lalu misalnya terkait dengan ada sumbangan dua triliun kepada korban covid-19 yang ternyata hoaks. Pihak istana juga pernah mempublikasikan bahwa ada uang dana sekitar triliunan rupiah yang akhirnya dihapus dari situs resmi dari pemerintahan,” jelasnya.
Ia melihat media sekarang ini berbeda dibandingkan di masa orde baru. Kalau di masa orde baru, media yang tidak sejalan pemerintah bisa dibredel dan ditutup, namun sekarang media tidak perlu izin untuk memberitakan atau untuk mendirikan suatu lembaga pemberitaan media. “Bahkan sekarang masyarakat juga bisa membuat berita sendiri,” ujarnya.
Menurutnya, meskipun dewan pers sudah mengelompokkan media-media yang dianggap kredibel yakni memiliki otoritas untuk melakukan pemberitaan di tengah-tengah publik, namun ia melihat masyarakat saat ini diombang-ambingkan oleh berita yang beredar.
“Mana berita yang benar? Mana yang bohong? Kadang-kadang ini campur aduk dan menjadi preseden yang tidak baik khususnya terkait dengan penyerapan informasi di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it