Analis: Ketegangan Filipina-Cina Tidak Kobarkan Perang

Mediaumat.id  – Ketegangan yang meningkat antara Cina dan Filipina terkait sengketa teritorial di Laut Cina Selatan (LCS), dinilai Analis Geopolitical Institute Hasbi Aswar, Ph.D. bukan dalam konteks mengobarkan perang.

“Dari pernyataan-pernyataan pejabat tinggi antara kedua negara, ketegangan yang terjadi antara Filipina dan Cina beberapa waktu lalu, itu bukan dalam kerangka untuk mengobarkan peperangan,” tuturnya dalam Kabar Petang: Perang Terbuka Segera Terjadi di Laut Cina Selatan? di kanal YouTube Khilafah News, Senin (21/8/2023).

Artinya, ia melanjutkan, ketegangan ini itu masih terkontrol baik dari pihak Cina maupun dari pihak Filipina.

“Saya kira Cina juga tahu sekali bahwa di belakang Filipina ada Amerika Serikat yang masih punya power besar. Cina juga tahu Amerika punya banyak mitra strategis secara politik maupun militer di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur, dibanding dengan Cina,” bebernya.

Meski demikian, Hasbi tidak menampik peran besar Cina dalam bidang ekonomi, melalui investasi dan perdagangan dengan banyak negara di Asia Tenggara.

“Secara politik dan militer Amerika masih dominan, Cina sangat paham itu sehingga tidak akan berani melakukan peningkatan eskalasi atau agresivitas. Bahkan Cina sering mengatakan bahwa upaya-upaya militerisasi LCS itu dalam upaya defensif bukan ofensif,” imbuhnya.

Tapi, sambungnya, ketika sebuah negara meningkatkan eskalasi militernya, apa pun alasannya negara lain akan memahami bahwa itu ofensif.

“Wajar ketika Filipina dan berbagai negara lain semakin mempererat hubungan kerja sama militer mereka dengan negara-negara lain termasuk Amerika Serikat,” terangnya.

Dua Faktor

Hasbi menyebut dua faktor mengapa perang antara Filipina dan Cina tidak terjadi. Pertama, Cina tahu betul siapa yang ada di balik Filipina dan siap membantu.

Kedua, Filipina juga tidak mau mengambil risiko karena Cina itu sebagai salah satu mitra dagang terbesarnya Filipina. “Filipina banyak sekali mengekspor produk-produk pertanian dan buah-buahan ke Cina,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun

Share artikel ini: