Mediaumat.news – Menanggapi ramainya perbincangan soal figur calon presiden untuk 2024, Analis Senior Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) Hanif Kristianto menyebutkan tiga grand design dalam pencalonan pemimpin untuk dimenangkan. “Negeri ini dalam menentukan pemimpin itu sudah di-grand design,” ujarnya dalam acara Kabar Petang, Selasa (15/6/2021) di kanal YouTube News Khilafah Channel.

Pertama, adanya kepentingan pemilik modal karena si pemilik modal ini mampu menggerakkan sumber-sumber dananya bahkan publik dan calon pemilih untuk memilih figur yang didukung pun bisa ia gerakkan.

Kedua, adanya partai politik tertentu yang sedang berkuasa, karena di sistem demokrasi negeri ini partai yang sedang berkuasa itu sudah pasti ada, maupun itu dalam posisi menjadi koalisi atau pun opsisi.

Ketiga, adalah calon figur yang dicalonkan itu hanya sebagai petugas (garda terdepan) yang sudah mempunyai tugas kepentingan di dalamnya dan itu yang selama ini publik tidak tahu.

“Makanya publik harus memahami bahwa satu figur yang dicalonkan itu tidak berdiri sendiri. Ada rentetan yang mendukungnya, entah itu pemilik modal, adanya partai politik yang berkuasa dan juga kepentingan elite-elite tertentu,” ungkapnya.

Kemudian, Hanif melihat sekarang ini rakyat dalam fase tatanan kondisi kritis, kritik kepada pemimpin itu sudah tidak ada. “Makanya saya menyarankan harus ada kelompok yang mengingatkan terus untuk jadi alarm agar tidak keliru dan lupa,” ucapnya.

Menurutnya, jika umat Islam berharap kepada sistem kepemimpinan demokrasi yang sekarang maka umat akan dikecewakan dan akan terus berulang dikecewakan.

Terakhir, ia menyarankan agar umat Islam terus membangun opini Islam kepada publik dan mengkaji Islam secara menyeluruh, termasuk dalam berpolitik Islam. Dan di dalam politik Islam itu juga diajarkan bagaimana pemimpin itu dipilih dalam rangka menjaga agama dan mengurusi urusan umat.

“Karena Islam itu adalah rahmatan lil ‘alamin yaitu solusi bagi kehidupan ini,” pungkasnya.[] Ghifari Ramadhan