AMMI: Hentikan Genosida, Kirim Tentara Bebaskan Al‑Aqsha dan Palestina

 AMMI: Hentikan Genosida, Kirim Tentara Bebaskan Al‑Aqsha dan Palestina

Mediaumat.info – Di hadapan sekira 500 pemuda dan mahasiswa, Ketua Aliansi Mahasiswa Muslim Indonesia (AMMI) Gustar Umam menyeru para penguasa negeri-negeri Islam untuk menghentikan genosida yang terus berlangsung dengan mengirimkan tentara untuk membebaskan Al-Aqsha dan Palestina dari pendudukan entitas penjajah Zionis Yahudi.

“Hentikan genosida, kirimkan tentara untuk membebaskan Al-Aqsha dan Palestina!” serunya, Ahad (20/4/2025) di Silang Monas sisi Patung Kuda, Jakarta.

Dalam orasinya, Gustar menukil Al-Qur’an surah An-Nisaa ayat 75, yang artinya, “Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah.”

Ia juga menyebut, sejak awal 2024 hingga pertengahan April 2025, lebih dari 51.000 warga Gaza telah terbunuh akibat serangan militer Zionis Yahudi. Ledakan rudal dan bom menghantam rumah-rumah penduduk, sekolah, fasilitas kesehatan, hingga kamp-kamp pengungsian. Tidak ada tempat yang aman.

“Ratusan ribu lainnya hidup dalam ketakutan, tanpa akses terhadap air bersih, listrik, makanan, maupun rasa aman. Gaza, wilayah kecil di tepi Laut Tengah itu, kini tak ubahnya puing-puing sejarah yang bersimbah darah,” ujarnya.

Ironisnya, lanjutnya, gencatan senjata yang berulang kali disuarakan oleh negara-negara besar, khususnya Amerika Serikat, tidak pernah benar-benar terjadi.

“Justru selama bulan suci Ramadhan dan perayaan Idul Fitri, kekerasan meningkat. Di balik retorika solusi dua negara, pembantaian tetap berlangsung, bahkan semakin brutal,” sesalnya.

“Di tengah diamnya dunia, kami mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Muslim Indonesia (AMMI) menyerukan terhadap pemerintah Indonesia dan negara-negara mayoritas Muslim untuk segera mengambil langkah nyata yakni,” tegasnya dalam orasi berbahasa Arab tersebut.

Pertama, mengirimkan pasukan militer dalam rangka membela Masjid al-Aqsha dan rakyat Palestina dari penjajahan.

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu,” ujar Gustar membacakan Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 216.

Kedua, sebagai mahasiswa Indonesia juga AMMI mendorong pemerintah Indonesia dan negara-negara mayoritas Muslim untuk segera memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan negara yang mendukung agresi Zionis Yahudi, termasuk Amerika Serikat.

“Sesungguhnya hubungan tersebut kontradiktif dengan prinsip politik yang menjunjung tinggi kemerdekaan dan perdamaian dunia,” sebutnya.

AMMI juga mengajak seluruh lapisan masyarakat, aktivis, akademisi, dan pemuka agama untuk turut serta atau mendukung aksi ini.

“Karena Palestina adalah cerminan dari wajah keimanan dan kemanusiaan kita sendiri,” tuturnya mengingatkan.

Gustar pun mencatut sebuah hadits riwayat Imam ath-Thabrani, yang artinya, “Siapa saja yang tidak perhatian terhadap urusan kaum Muslim, maka tidak termasuk bagian dari mereka.”

Ia juga mengingatkan, permasalahan Palestina bukanlah persoalan kemanusiaan biasa, melainkan isu penjajahan terhadap tanah umat Islam. Solusi jangka pendek seperti diplomatik terbukti tidak cukup.

“Oleh karena itu umat Islam butuh kepemimpinan yang satu, yang mampu menyatukan kekuatan militer, politik, dan ekonomi umat,” lugasnya menyodorkan solusi.

Ia menyebutkan, “Itulah Khilafah Islamiyah, sistem pemerintahan Islam yang mempersatukan negeri-negeri Muslim di bawah satu kepemimpinan, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah ﷺ dan para Khulafaur Rasyidin.”

Menurutnya, hanya khilafah yang mampu menggerakkan kekuatan militer umat untuk membebaskan Al-Aqsa dan seluruh tanah yang terjajah, serta melindungi kaum Muslim di mana pun mereka berada.

Kembali Gustar menukil sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, “Sesungguhnya imam (khalifah) adalah perisai, tempat orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya.”

“Dengan khilafah, tentara dari Mesir, Turki, Pakistan, Indonesia, dan negeri-negeri Muslim lainnya dapat bersatu dalam satu komando jihad fii sabilillah. Tidak lagi terpecah oleh batas nasionalisme yang diwariskan oleh penjajah Barat,” tandasnya.[] Rere

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *