Amerika Sedang Membangun Pengaturan Politik di Gaza Setelah Perang

 Amerika Sedang Membangun Pengaturan Politik di Gaza Setelah Perang

Situs Al Jazeera Net (2/12) melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken berusaha memulai diskusi dengan negara-negara Arab tentang masa depan Jalur Gaza, bertepatan dengan berakhirnya gencatan senjata dan dimulainya kembali perang entitas Yahudi di Jalur Gaza.

Blinken mengatakan kepada wartawan sebelum menaiki pesawatnya kembali ke Washington bahwa diskusi dengan para menteri luar negeri Arab mencakup situasi perang saat ini dan upaya yang sedang berlangsung untuk mengirimkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Jalur Palestina.

Dia menambahkan bahwa mereka juga berbicara tentang “apa yang akan terjadi pada hari berikutnya di Gaza, serta bagaimana kita dapat mengambil jalan menuju perdamaian abadi dan aman bagi (Israel) dan Palestina, juga tentu saja bagi semua orang di wilayah tersebut.”

Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan sebelum pertemuan bahwa negara-negara Arab sebelumnya menentang upaya AS untuk membahas masa depan Gaza setelah Hamas, dan malah menuntut gencatan senjata segera, namun para pejabat AS berharap gencatan senjata tersebut telah membuka jalan bagi perundingan.

Sejak hari pertama perang, Amerika bersikeras untuk kembali menyampaikan visinya guna menyelesaikan persoalan Palestina, yaitu solusi dua negara. Oleh karena itu, Amerika menentang rencana entitas Yahudi yang akan mengusir warga Palestina dari Jalur Gaza, serta menentang rencana mereka untuk mengurangi wilayah Jalur Gaza dengan dalih zona keamanan penyangga.

Amerika selalu menghubungkan Tepi Barat dan Jalur Gaza, yang menunjukkan bahwa Amerika menginginkan solusi yang komprehensif atau setidaknya tidak mematikan persepsi Amerika terhadap solusi tersebut, yang selama ini dilakukan oleh pemerintah paling sayap kanan dalam sejarah entitas Yahudi melalui hukum pembangunan pemukiman dan penguasaan atas tanah, yang menganggap bahwa pengelolaan dan pemanfatan tanah di antara laut dan sungai merupakan hak eksklusif bangsa Yahudi (alraiah.net, 6/12/2023).

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *