Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada para wartawan pada Kamis, 15 Agustus 2019: “Saya yakin bahwa kita akan memiliki perjanjian yang istimewa dan luar biasa dengan Inggris. Kita harus meningkatkan aktivitas bisnis di antara kita melebihi yang sekarang.”
Trump menegaskan dukungannya kepada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang memimpin proses Brexit.
Namun para kritikus Brexit memperingatkan taktik negosiasi perdagangan Trump yang keras, seperti yang telah dilakukan dengan Cina, dan sekutu Washington, seperti Kanada dan Uni Eropa, dengan mengenakan tarif tinggi pada ekspor mereka guna memaksakan syarat terbaik untuk barang-barang Amerika.
Semua tahu bahwa tujuan Amerika adalah untuk menyerang dan membubarkan Uni Eropa.
Untuk itu, Amerika mendorong sejumlah negara untuk keluar darinya. Itulah sebabnya, mengapa Amerika mendorong Inggris.
Dalam hal ini, Amerika telah mengambil keuntungan dari situasi pertengkarannya di Uni Eropa untuk mencegah Uni Eropa membentuk kekuatan yang akan melawannya.
Sementara Inggris hanya tertarik pada kepentingannya. Inggris selalu ingin mendapatkan bukan memberi.
Jadi Inggris tidak pernah siap untuk berkorban demi Uni Eropa.
Sungguh, negara-negara ini adalah negara kapitalisme yang berdiri berdasarkan asas manfaat (utilitarian).
Sehingga negara-negara ini tidak akan melakukan apa-apa selain yang membawa manfaat.
Begitulah sepanjang sejarah konflik di antara mereka akan tetap ada sampai berdiri negara Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah yang akan membawa kebaikan kepada mereka, serta bimbingan, dan juga tolok ukur halal dan haram untuk beribadah kepada Allah dengan keta’atan atau tidak (kantor berita HT, 19/08/2019).