Amerika Membunuh Sheikh Ayman Al-Zawahiri di Tengah Kota Kabul, Taliban Hanya Mengutuk

Pada 2 Agustus 2022, Presiden AS Biden mengumumkan pembunuhan pemimpin al-Qaeda Ayman al-Zawahiri pada 30/7/2022 dalam serangan pesawat tak berawak di rumahnya di kawasan diplomatik ibukota Afghanistan, Kabul. Pemerintah Afghanistan, yang dipimpin oleh gerakan Taliban, mengakui pelaksanaan serangan ini dan mengutuknya. Taliban, sebagaimana dinyatakan oleh juru bicaranya, Zabihullah Mujahid, menganggapnya sebagai pelanggaran yang jelas terhadap kedaulatan Afghanistan, prinsip-prinsip internasional, dan Perjanjian Doha yang ditandatangani antara mereka dan Amerika. pada tahun 2020, yang menurutnya Amerika menarik diri dari Afghanistan pada pertengahan Agustus 2021. Gerakan itu tidak mengancam akan membalas agresi Amerika yang terang-terangan terhadap kesucian negaranya. Sementara itu, Taliban justru berusaha untuk memohon kepada Amerika agar mengakuinya dan mencairkan uang yang dicurinya dari Afghanistan. Taliban enggan mendeklarasikan khilafah atau mendukung Hizbut Tahrir, dan menyerahkan kekuasaan untuk mendeklarasikan khilafah, sehingga posisi pemerintahannya menjadi sangat lemah.

Sedangkan Amerika menilai Taliban telah melanggar perjanjian Doha yang menetapkan bahwa tidak boleh menggunakan wilayah Afghanistan untuk melawan Amerika. Sehingga Taliban yang menyembunyikan pemimpin al-Qaeda dianggap sebagai pelanggaran terhadap perjanjian ini. Sumber-sumber Amerika mengatakan bahwa Al-Zawahiri telah diikuti 6 bulan lalu, sampai ia dipindahkan ke Kabul, sementara mata-matanya di Afghanistan yang memfasilitasi operasi tersebut.

Penasihat Keamanan Nasional AS mengatakan kepada ABC, “Pemerintah AS berhubungan langsung dengan Taliban untuk memastikan Afghanistan tidak digunakan sebagai tempat yang aman bagi para pemimpin al-Qaeda dan mimbar untuk mengancam Amerika Serikat.” Dia mengatakan ini dengan angkuh dan sombong, seolah-olah Amerika telah menunjuk dirinya sendiri sebagai penjaga Afghanistan dan pemerintahnya, sehingga Amerika tidak takut sedikit pun akan reaksi darinya karena posisi Taliban yang lemah.

Akhir-akhir ini, tampaknya pemerintah AS fokus melakukan tindakan yang dianggap signifikan, untuk menunjukkan keberhasilan dalam politiknya, setelah popularitasnya dan popularitas Demokrat menurun, di tengah usaha mereka untuk memperkuat suaranya dalam pemilihan parlemen untuk sekitar 435 anggota, serta pemilihan paruh waktu untuk Senat, di mana sekitar 34 anggota baru akan dipilih dari 99 anggota. Mereka adalah anggota penuh Dewan pada awal November mendatang. Hal ini dianggap penting oleh Demokrat, sehingga dengan demikian pemerintah AS akan melakukan segalanya untuk meningkatkan popularitasnya dan mengumpulkan suara untuk meraih kemenangan mayoritas di kedua dewan itu, yaitu di parlemen dan senat (hizb-ut-tahrir.info, 4/8/2022).

Share artikel ini: