Amerika dan Berbagai Faktor Disintegrasi yang Dapat Diperbarui (Episode Pertama)
Ditulis oleh: al-ustadz Hamad Thabib – al-Quds
Sejak awal berdirinya, Amerika telah mengalami guncangan dan krisis silih berganti dan berturut-turut yang mengguncang pilar-pilarnya dan mengikis basis, pilar, dan koneksinya di semua aspek kehidupan, intelektual, politik dan ekonomi; dalam negeri dan luar negeri, dan mendorongnya dengan cepat dan kuat menuju jurang gelap, bahkan menuju disintegrasi, fragmentasi dan kehancuran. Sebelum kita berbicara tentang beberapa guncangan ini, dan tentang kekhasan Amerika di bidang ini, kami ingin sedikit berhenti sejenak tentang masalah faktor-faktor kekuatan negara, kontinuitas eksistensi, persatuan dan kekuatannya secara umum, dan faktor-faktor perpecahannya, hilangnya kekuatannya dan keruntuhannya.
Hal yang paling menonjol dalam kekuatan dan kesinambungan negara adalah kekuatan ideologinya yang mengatur semua urusannya, dan karakter serta vitalitas bangsa yang mendiami entitas ini. Tidak semua bangsa yang memiliki ideologi yang sama, setara dalam kekuatannya juga dalam jangka waktu keberlangsungan dan kelangsungan hidupnya. Bangsa Inggris misalnya, berbeda dengan bangsa Eropa lainnya meski menganut ideologi yang sama. Di antara faktor-faktor kekuatan negara adalah kekuatan ekonominya, dan banyaknya sumber kekayaan di negara itu. Termasuk faktor kekuatan negara itu adalah kemampuan negara-negara tersebut untuk melindungi diri dari agresi eksternal, atau dari risiko internal yang mengancam persatuannya. Juga termasuk faktor kekuatan negara itu adalah kepercayaan bangsa dalam satu negara itu kepada pemikirannya, kesediaannya untuk berkorban dalam membela entitasnya dengan apa saja, dan juga keyakinannya bahwa apa yang dianut dan diembannya adalah yang terbaik, terkuat, dan paling cocok untuk kehidupan umat manusia.
Orang yang memperhatikan sejarah negara-negara sebelumnya sepanjang sejarah manusia, dia memandang bahwa banyak negara dan entitas politik bahkan dalam satu wilayah telah berganti-ganti. Dan bahwa negara-negara yang ingin mengambil kursi kepemimpinan dunia, telah bersaing dan memperebutkan posisi ini, dan bahwa negara-negara itu bertengkar dan sebagian menghilangkan sebagian yang lain dari eksistensi. Dia jua memandang bahwa negara-negara yang tumbang dan lenyap tidak kembali lagi ke arena politik, kecuali daulam islamiyah yang memiliki kekhasan dalam aspek ini, yang membedakannya dari semua bangsa di bumi.
Dapat dikatakan bahwa semua negara tanpa kecuali, kecuali Daulah Islamiyah, rentan terhadap disintegrasi dan kehancuran. Ia menerapkan ideologinya sesempurna mungkin. Dan jika negara itu hilang, ia tidak akan pernah kembali. Buktinya adalah: sejarah manusia yang menyaksikan masa kini dan masa lalu yang jauh. Di mana peradaban Romawi, Yunani dan Fir’aun? Dan dimana peradaban bangsa Kana’an, Asyur dan Yebusites bahkan di manakah peradaban Persia dan Romawi?! Semuanya telah lenyap tanpa bisa kembali lagi. Allah SWT berfirman:
﴿وَكَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْنٍ هَلْ تُحِسُّ مِنْهُمْ مِنْ أَحَدٍ أَوْ تَسْمَعُ لَهُمْ رِكْزاً﴾ [مريم: 19]
Dan berapa banyak telah Kami binasakan umat-umat sebelum mereka. Adakah kamu melihat seorangpun dari mereka atau kamu dengar suara mereka yang samar-samar? (TQS Maryam [19]: 98).
Allah SWT juga berfirman:
﴿أَوَلَمْ يَهْدِ لَهُمْ كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنَ الْقُرُونِ يَمْشُونَ فِي مَسَاكِنِهِمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ أَفَلا يَسْمَعُونَ﴾ [السجدة: 26]
“Dan apakah tidak menjadi petunjuk bagi mereka, berapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan sedangkan mereka sendiri berjalan di tempat-tempat kediaman mereka itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah). Maka apakah mereka tidak mendengarkan?” (TQS as-Sajadah [32]: 26).
Dan ada kekhususan lainnya terkait dengan peradaban Islam. Yakni, kelemahan dan kekuatan negaranya kembali kepada seberapa kuat keterikatan para pemeluknya kepada Islam. Kekuatan dan kelemahan negaranya itu tidak terkait dengan pemikiran Islam itu sendiri. Karena pemikiran dalam peradaban Islam adalah pemikiran rabbani yang shahih, tegak di atas dasar yang benar. Dan semua bagiannya terkait dengan akidahnya yang diyakini secara qath’iy oleh bangsa-bangsanya. Pada saat yang sama, Islam adalah satu-satunya pemikiran di bumi yang dibangun di atas akal, dan sesuai dengan fitrah manusia. Yanki meyakinkan kepada setiap pikiran akal manusia, dan memenuhi serta mengatur kebutuhan biologis dan naluri manusia secara komprehensif dan lurus. Oleh karena itu, dalam sejarahnya yang panjang, Daulah Islamiyah diperbarui oleh ketaatannya kepada pemikirannya yang lurus, seperti yang terjadi di era Abbasiyah, Andalusia, di Khurasan dan lainnya … Dan seperti yang terjadi saat ini dalam bentuk tuntutan umat Islam untuk kembalinya negara ini meskipun telah berlalu hampir seratus tahun sejak keruntuhannya.
Ini terkait dengan negara-negara dan faktor kelangsungan hidup dan daya tahannya secara umum. Adapun berkaitan dengan Amerika pada khususnya, pertama-tama kita harus melihat sebelum berbicara tentang faktor-faktor disintegrasi, kita harus melihat sejarah entitas ini dalam hal kemunculannya, dan bagaimana mencapai tingkat kekuatan, kesombongan dan arogansi ini. Dan apa pemikiran yang menjadi dasar entitas ini? Bagaimana karakter bangsa-bangsa yang tergabung di dalam sistem politiknya?
Amerika didirikan sebagai jajahan Eropa setelah apa yang disebut penemuan Amerika pada 1492 M. Bangsa Indian hidup di wilayah ini dan mereka adalah penduduk asli Amerika. Benua ini dinamai dengan nama Amerika untuk menghormati nama salah satu pelaut pertama yang tiba di Amerika setelah Columbus. Dia adalah pelaut Portugis Amerigo Vespucci. Dan yang pertama membangun koloni di sana adalah orang-orang Belanda di bagian timur Amerika Utara. Penduduk asli Amerika adalah nelayan dan petani. Lalu jumlah pendatang meningkat sedikit demi sedikit setelah penemuan mereka. Dan mereka mendirikan beberapa kota di sana. Kemudian Spanyol mendirikan sebuah kota di Florida pada tahun 1513 M. Kemudian Inggris mendirikan kota Virginia pada tahun 1608 M. Setelah itu diikuti dengan imigrasi dari Inggris berturut-turut dan itu meningkat karena perang internal di Inggris antara umat Katolik dan kaisar yang berkuasa pada abad keenam belas. Penduduk baru bangsa Inggris yang tinggal di Amerika tetap berada di bawah Inggris dan membayar pajak kepada kerajaan Inggris. Mereka tetap dianggap bagian dari koloni baru sampai tahun 1773 M ketika meletus pemberontakan pertama melawan subordinasi kepada Inggris. Protes dari para pemukim baru yang sebagian besar mereka adalah pemukim Inggris terus berlanjut di beberapa kota menentang prasangka Inggris dalam memberlakukan pajak. Dan perkaranya sampai terjadi konfrontasi militer antara Inggris dan penduduk baru dan berlangsung selama sekitar tujuh tahun berturut-turut. Puncaknya adalah pembentukan dewan yang terdiri dari 16 koloni. Dan perang terus berlanjut hingga tahun 1781 M yang mana orang-orang Amerika menang atas Inggris, dan memaksa Inggris untuk menandatangani Perjanjian Paris pada tahun 1783 M. Dan ini adalah awal dari pembentukan Amerika Serikat … Dan Amerika Serikat yang baru pada tahun 1788 M memasuki era baru yang mana semua negara bagian menandatangani konstitusi baru, yang disebut Konstitusi Kemerdekaan. Amerika memasuki fase baru perang sipil pada tahun 1861 M yang dikenal sebagai Perang Utara-Selatan. Ketika beberapa negara bagian dari selatan mmeisahkan diri dan membentuk aliansi di antara mereka melawan utara. Dan perang ini berakhir pada tahun 1865 M dengan deklarasi Lincoln yang menentang perbudakan, dan dia dikenal sebagai pembebas budak. Menurut beberapa statistik sebanyak 620 ribu tentara tewas dalam perang ini dari kedua belah pihak.
Dan pada periode konflik Eropa-Eropa pada Perang Dunia II 1939-1945 yang terjadi antara pasukan Sekutu di satu sisi, yang terdepan adalah Perancis, Polandia, Inggris, dan Persemakmuran Inggris (Australia, Kanada, India, Selandia Baru dan AfrikaSelatan) dengan negara poros di sisi lain utamanya Jerman, Italia dan Jepang, dalam periode itu Amerika mempertahankan netralitas militer sampai tahun 1941 M. Amerika secara tidak langsung mendukung negara-negara anti-Jerman dengan senjata dan uang. Dan ketika tentara Jepang menyerang Pearl Harbour di Hawai, Amerika pun memasuki kancah perang secara langsung dan terus terjun berperang sampai Jerman dan Jepang menyerah. Amerika di awalnya memonopoli senjata nuklir selama sepuluh tahun setelah perang yang menjadikannya kekuatan tanpa pesaing di dunia.
Periode pasca-Perang Dunia II disebut periode Perang Dingin antara dua raksasa, Amerika dan Uni Soviet. Eropa tetap berada di bawah sayap Amerika dikarenakan ancaman Rusia untuk menyerang Eropa. Realitas ini terus mengalami pasang surut hingga runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990 M. Dan dengan kejatuhan Uni Soviet terjadi fase baru politik internasional. Yaitu fase semi unilateralisme dan hegemoni Amerika dalam konflik internasional.
Sumber: Koran ar-Rayah, Rabu, 1 Juli 2020
https://www.alraiah.net/index.php/political-analysis/item/5290-america-has-multiple-and-renewable-disintegration-factors-the-first-episode