Duta Besar Amerika untuk PBB memanggil sebuah pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat untuk mengumpulkan dukungannya atas demonstrasi di Iran namun anggota lainnya menentang langkah tersebut. Menurut The New York Times:
Upaya oleh pemerintahan Trump untuk mengerahkan respons internasional yang berotot terhadap tindakan keras Iran terhadap pengunjuk rasa anti-pemerintah tampak menjadi bumerang pada hari Jumat, karena anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa malah menggunakan sebuah sesi khusus yang diminta oleh Amerika Serikat untuk memberi ceramah kepada duta besar Amerika mengenai tujuan yang tepat dari DK PBB dan untuk menegaskan kembali dukungan untuk perjanjian nuklir Iran.
Tampaknya Amerika sendiri memiliki sebuah tangan dalam demonstrasi di Iran, sebagai bagian dari kampanye yang sedang berlangsung untuk mengeluarkan Iran dari Suriah dan Irak. Sebelumnya, justru Amerika yang benar-benar menyambut Iran ke kedua negara tersebut. Tapi Amerika sekarang bekerja menuju penyelesaian akhir untuk negara-negara ini, dan tidak ingin kehadiran Iran menyulitkan ini. Kekuatan dunia lainnya juga menyadari motif tersembunyi Amerika, dan menggunakan pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk mengkritik Amerika karena membahas urusan dalam negeri sebuah negara berdaulat, sebagaimana dijelaskan lebih lanjut dalam artikel yang dikutip di atas:
Tapi bahkan sebelum sesi dimulai, duta besar Prancis, François Delattre, memperingatkan terhadap “instrumenisasi” demonstrasi “dari luar.”
Berbicara di hadapan Dewan, dia melangkah lebih jauh.
“Kita harus waspada terhadap upaya untuk mengeksploitasi krisis ini untuk tujuan pribadi, yang akan memiliki hasil yang bertentangan secara diametral dengan apa yang diinginkan,” kata Delattre.
Duta Besar Rusia, Vasily A. Nebenzya, lebih tumpul. Dia bertanya secara retoris mengapa Dewan Keamanan tidak mengangkat isu protes Black Lives Matter di Ferguson, Mo, yang kadang-kadang juga mendapat tanggapan polisi yang kejam.
“Alasan sebenarnya untuk mengadakan pertemuan hari ini bukanlah upaya untuk melindungi hak asasi manusia atau mempromosikan kepentingan orang-orang Iran, namun sebagai upaya terselubung untuk menggunakan saat ini untuk terus merusak kesepakatan Iran, ujar Nebenzya.
Memang, Amerika, dan Barat pada umumnya, menggunakan pembicaraan tentang ‘hak asasi manusia’ hanya sebagai penutup untuk mengejar kepentingan nasional mereka sendiri. Ini berawal dari cacat ideologi kapitalis sekuler liberal itu sendiri, yang mendefinisikan manfaat material sebagai motivasi utama manusia dalam kehidupan.
Tapi ini juga pelajaran bahwa penguasa Muslim saat ini gagal untuk belajar. Mereka terburu-buru untuk melaksanakan agenda Barat, dengan harapan mendapatkan beberapa keuntungan, namun kemudian dikeluarkan begitu tujuan mereka dilayani.[]