Amerika Bernegosiasi Kembali dengan Taliban di Doha

 Amerika Bernegosiasi Kembali dengan Taliban di Doha

Pembicaraan dua hari, pada tanggal 30-31 Juli lalu, berakhir di ibu kota Qatar, Doha, antara delegasi Amerika yang dipimpin oleh utusan Amerika untuk Afghanistan, Thomas West, dan satu lagi dari pemerintah Afghanistan (Taliban) yang dipimpin oleh Menteri Luar Negerinya Amir Khan Muttaqi, yang membicarakan sejumlah masalah (Al-Jazeera Net, 31/7/2023).

Amerika, bersama dengan NATO, menarik diri dari Afghanistan pada musim panas 2021 dengan cara yang kacau, terlepas dari kesepakatan yang sebelumnya dibuat dengan gerakan Taliban di Doha. Sementara kemajuan pesat gerakan Taliban menuju kota-kota besar dan ibu kota, Kabul, telah mengganggunya karena menghilangkan pencapaian yang bisa dibanggakan selama 20 tahun perang di Afghanistan. Artinya bahwa Amerika keluar dengan nostalgia kecuali beberapa harapan bahwa Taliban akan mematuhi ketentuan perjanjian, sehingga akan mempertahankan kepentingannya dan tidak menimbulkan ancaman apa pun terhadapnya atau sekutunya di masa mendatang.

Setelah beberapa tekanan yang diberikan oleh Amerika dengan menarik misi diplomatiknya dan dengan menyita miliaran dolar Afghanistan yang disimpan di bank-banknya, Amerika akhirnya memutuskan untuk kembali bernegosiasi dengan Taliban, tidak cukup dengan layanan luar biasa yang diberikan oleh Qatar secara cuma-cuma.

Selama periode sebelumnya, Qatar bekerja untuk mendorong sekelompok pemimpin gerakan Taliban, yang disebutnya moderat, untuk mengambil posisi kepemimpinan di negara baru Afghanistan, dan sebagai imbalannya mendorong kembali kelompok loyalis lainnya. Tampaknya gerakan Taliban, yang membuka pintunya ke Qatar dan uangnya yang beracun, telah jatuh ke dalam perangkap yang sama yang digunakan Qatar untuk menempatkan banyak gerakan berkarakter Islami, dan telah berhasil menjauhkan gerakan-gerakan ini dari Islam sambil tetap menyandang nama-nama Islami.

Dan karena Amerika tahu bahwa Qatar bekerja untuk melayaninya karena takut dan dengan harapan bahwa Arab Saudi tidak akan mendominasi lagi seperti saat blokade pada tahun 2017, Amerika telah memutuskan untuk kembali bernegosiasi dengan Taliban. Pertemuan ini, meski mengusung hak asasi manusia di pihak Amerika dan permintaan uang di pihak gerakan Taliban, namun membuka pintu lagi bagi Amerika untuk mempengaruhi Afghanistan secara langsung, setelah menarik pasukannya dari Afghanistan, khususnya karena China dapat memanfaatkan kekosongan ini. [] Bilal at-Tamimi

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 2/8/2023.

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *