Amerika terus bermanuver untuk menekan pihak Inggris agar melibatkan kelompok Houthi dalam kekuasaan. Manuver Amerika ini disampaikan melalui penasihat Arab Saudi, Anwar Eshki yang menyatakan bahwa “Selatan Arab akan menikmati kemerdekaan, dan dia mengingatkan untuk tidak tergesa-gesa.” (Jaringan Nokhba Hadramout, Senin 5 Maret 2018).
*** *** ***
Ini bukan yang pertama kalinya, penasihat Arab Saudi Anwar Eshki mendeklarasikan pemisahan Yaman Selatan. Pernyataan Eshki ini mengungkapkan kecenderungan Arab Saudi untuk memisahkan wilayah selatan dari utara. Sementara Uni Emirat Arab (UEA) yang terlibat bersama dengan Arab Saudi dalam aliansi Arab untuk perang Yaman, berusaha untuk menjaga Yaman, setidaknya, Yaman tetap bersatu dalam sisten Federal. Semua itu tampak jelas melalui dukungan UEA terhadap Dewan Transisi Selatan dan dominasinya di selatan, yang menyerukan pemisahan diri (slogan) tanpa UEA dapat melakukannya, sehingga hal ini merupakan dominasi sebenarnya di selatan.
Pada saat yang sama, UEA mendukung operasi militer beberapa front di utara, seperti front al-Makha, front Zubaid dan front al-Hadid. UEA juga berusaha melengkapi batalyon Garda Republik yang dpimpin Tariq Saleh di kamp mereka, di Aden. Di sisi politik, UEA mencabut larangan terhadap Ahmad Ali Saleh, yang menetap di negaranya. UEA mendukung kampanye politik yang disponsori oleh sisa-sisa Kongres Rakyat Umum untuk mencabut sanksi terhadap putra Saleh di Dewan Keamanan PBB guna mempersiapkannya agar berperan di masa depan Yaman. Dengan demikian, Inggris tengah berusaha melalui jalan UEA untuk menjaga Yaman tetap bersatu agar dominasinya dapat dijalankan sepenuhnya di Yaman. Lebih lagi, adanya dukungan dari UEA kepada Abd Rabbuh Mansur Hadi dalam proyek kesatuan, yang menyerukan federal Yaman bersatu, yang akan menghilang bendera Republik dari langitnya.
Namun Arab Saudi mengancam untuk memisahkan Selatan, tapi itu tidak untuk memisahkannya, hanya untuk menekan Inggris agar melibatkan kelompok Houthi dalam kekuasaan negara tersebut, sebab mereka diterima oleh Amerika dan akan mempertahankan kepentingannya, terlepas dari slogannya yang anti-Amerika, namun akhir-akhir ini Amerika membela mereka di forum-forum internasional, dan membuat mereka sebagai kubu pemerintah Hadi dalam perundingan yang disponsori oleh PBB.
Ancaman untuk memisahkan wilayah selatan bukanlah untuk menghilangkan ketidakadilan dari masyarakatnya. Namun itu untuk menyebarkan kekacauan di negara tersebut sehingga Inggris tidak dapat mendominasi sumber daya alamnya.
Ancaman Amerika terhadap Inggris tidak hanya pemisahan, namun juga melalui pembunuhan dan kerusuhan keamanan di daerah-daerah yang disebut pembebasan, serta terus-menerus meneggelamkan negara tersebut dalam krisis ekonomi dan keamanan. Semua ini mengungkapkan persaingan berdarah antara pihak-pihak Barat terkait berbagai potensi Yaman, pelabuhan-pelabuhan, dan kekayaannya. Dalam hal ini rakyat Yaman tidak banyak mengerti atas konflik Barat di negaranya melalui alat-alat lokal dan regional, akibatnya semakin banyak krisis dan bencana yang akan menimpa mereka di atas kesengsaraan yang sudah mereka rasakan. Dan yang terpenting bahwa semua itu akan mendatangkan murka Allah atas mereka karena mereka membiarkan kaum kafir Barat menguasai mereka, serta negara dan rakyatnya. Allah SWT berfirman: “Dan Allah sekali-kali tidak akan memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang mukmin.” (TQS. An-Nisa [4]: 141). [DR Abdullah Badzib]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 6/3/2018.