ALHI: Universitas Harus Jadi Pelopor Perubahan

 ALHI: Universitas Harus Jadi Pelopor Perubahan

Mediaumat.info – Di tengah fenomena munculnya berbagai kasus yang dinilai merupakan bentuk konkret dari peluruhan akhlak akademik, universitas harusnya berperan menjadi pelopor perubahan.

“Diharapkan tidak sekadar menjadi saksi atas kegagalan etika publik, tetapi menjadi pelopor perubahan,” ujar Dosen Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran sekaligus Ketua Asosiasi Linguistik Hukum Indonesia (ALHI) Fahmy Lukman, dalam keterangan tertulis yang diterima media-umat.info, Sabtu (19/4/2025).

Menurutnya, harapan ini sangat relevan dengan realitas di negeri ini dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari politisi mengejar gelar akademik sebagai alat legitimasi kekuasaan, moralitas para akademisi dan mahasiswa, sampai maraknya kasus plagiarisme dan ijazah abal-abal.

Terlepas dari adanya kepentingan tertentu, sambungnya, universitas bukan sekadar ‘mesin produksi’ ijazah atau pusat peringkat akademik. Tetapi sebuah organisasi kompleks yang harus mampu menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan intelektual dan lepas dari intervensi dari pihak mana pun.

“Dalam konteks inilah maka tanggung jawab intelektual menjadi kata kunci,” tandasnya, yang berarti intelektual di sini bukan sekadar orang yang memiliki pengetahuan tinggi, tetapi juga pribadi yang berani menyuarakan kebenaran, membela keadilan, dan menggugah kesadaran publik.

Artinya pula, dalam menghadapi tantangan moral dan sosial dalam dunia yang terus berubah, universitas tak boleh ‘bunuh diri’ dengan mengabaikan identitas dan nilai dasar sehingga institusi ini kehilangan jiwanya.

Sementara, mengutip penegasan Gian Tu Trung dari Vietnam, misalnya, intelektual adalah orang yang menggabungkan pengetahuan, kemampuan, kemauan untuk membangkitkan masyarakat dan memiliki tujuan mulia.

Kekurangan salah satunya, maka gelar intelektual tidak layak disandang. “Para akademisi tidak cukup hanya menjadi ahli dalam bidangnya, tetapi juga harus memiliki keberanian moral untuk menjadi pengawal nurani publik,” kutip Fahmy.

Terlebih, merekalah yang memikul tanggung jawab sejarah untuk menata ulang nilai-nilai kemanusiaan dalam pendidikan dan kehidupan sosial-politik.

Tempat Pertukaran Gagasan

Lebih jauh, kampus seharusnya menjadi ruang aman bagi dialog kritis dan pertukaran gagasan, bukan menjadi instrumen kekuasaan yang mengekang kebebasan berpikir dan pemikiran.

“Tak hanya bersedia menjalankan misi transformasi sosial, universitas harus menjadi ruang dialog antar-kebenaran; Bukan menara gading yang terasing dari realitas, universitas harus menjadi jembatan antara ilmu dan nurani, antara teori dan praksis, antara kampus dan masyarakat,” papar Fahmy, seraya menuturkan umat perlu membangun kembali kesadaran kolektif tentang ‘makna menjadi universitas’.

Menukil pernyataan Saleem Badat dari Rhodes University, South Africa, dalam satu pidato tentang esensi what it means to be a university (apa artinya menjadi sebuah universitas), ia menambahkan, sebuah kesadaran tidak hanya terfokus pada prestasi akademik atau peringkat internasional, tetapi juga pada kontribusi moral dan sosial dari pendidikan tinggi itu sendiri.

Namun, kondisi saat ini justru menggambarkan betapa banyak institusi pendidikan tinggi yang gagal memainkan peran tersebut.

“Ketika perguruan tinggi tidak lagi membangun iklim berpikir kritis, atau bahkan justru membungkam suara kritis dari dalam kampus, maka universitas telah gagal menjalankan fungsinya sebagai penjaga nalar publik,” paparnya.

Ditambah, kampus-kampus yang ada juga tengah menghadapi cultural lag yaitu ketimpangan antara kemajuan ilmu dan teknologi dengan kemunduran moral dan spiritual.

Dengan kata lain, jika Indonesia ingin bergerak menuju peradaban yang lebih adil, bermartabat, dan manusiawi, maka universitas harus kembali pada akarnya, yaitu ruang pembebasan, penyadaran, dan pemuliaan spiritualitas, akhlak, dan nilai-nilai hidup bersama.

Is it possible? We must answer that question with wait and see and hopefully the storm will pass quickly [Mungkinkah? Kita lihat saja perkembangannya, mudah-mudahan badai ini segera berlalu],” pungkasnya.[] Zainul Krian

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *