Alasan Pakistan Usir 1,7 Juta Pengungsi Afghanistan Gegara Bom, FIWS: Pengalihan Persoalan
Mediaumat.id – Pengusiran 1,7 juta imigran asal Afghanistan dari negara Pakistan hanya gegara ada peristiwa bom bunuh diri yang diduga dilakukan orang Afghanistan, dinilai sebagai upaya rezim mengalihkan perhatian publik dari persoalan yang sebenarnya terjadi.
“Ini sebenarnya alasan yang dicari-cari untuk pengalihan persoalan,” ujar Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi kepada Mediaumat.id, Sabtu (7/10/2023).
Pasalnya, sebagaimana diketahui bersama, sampai saat berita ini diliput, Pakistan belum berhasil bebas dari krisis ekonomi. Hal ini ditandai dengan utang luar negeri yang membengkak ditambah dengan inflasi yang begitu tinggi.
Hal ini akhirnya pun berpengaruh pada kegiatan warga di Negeri Ali Jinnah itu. Tak sedikit di antaranya yang menanggung derita hingga memilih untuk mengakhiri hidup mereka.
Tak hanya itu, banyaknya investor yang angkat kaki, hingga negeri itu menjadi pasien IMF, menurut Farid, juga menjadi persoalan yang sesungguhnya sedang terjadi di sana.
Artinya, kata Farid lebih lanjut, persoalan ekonomi di Pakistan seolah-olah disebabkan oleh keberadaan para pengungsi, sehingga layak dilakukan pengusiran.
“Seolah-olah persoalan ekonomi Pakistan dan kekacauan politik di Pakistan itu disebabkan keberadaan pengungsi ini,” sebutnya.
Celakanya, menurut Farid lagi, rezim Pakistan pun menggunakannya untuk kepentingan internal mereka yaitu mengusir pengungsi Afghanistan.
“Pakistan menggunakannya untuk kepentingan internal Pakistan, yaitu mengusir pengungsi Afghanistan,” tandasnya.
Kepentingan Global
Padahal, letak persoalan ekonomi Pakistan, menurut Farid, tak bisa dilepaskan dari adopsi kebijakan-kebijakan kapitalisme yang dilakukan oleh rezim Pakistan.
Juga dengan kekacauan politiknya. “Persoalan politiknya itu tidak bisa dilepaskan dari mengabdinya Pakistan kepada kepentingan global Amerika,” tandasnya.
Untuk diketahui sebelumnya, buntut dari serangkaian peristiwa bom bunuh diri di Pakistan, pemerintahan setempat, dalam hal ini Menteri Dalam Negeri Pakistan Sarfraz Bugti, mengusir seluruh imigran ilegal mencakup 1,7 juta pengungsi Afghanistan.
Bugti menuding warga Afghanistan terlibat dalam 14 dari 24 insiden bom bunuh diri di negara tersebut sejak Januari.
“Semua sepakat bahwa kami diserang dari dalam Afghanistan dan warga negara Afghanistan terlibat dalam serangan terhadap kami. Kami punya bukti,” ujar Bugti, dikutip Reuters, Selasa (3/10).
Namun demikian, sambung Farid kembali menilai, sikap rezim Pakistan tersebut sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari konteks global yakni perang melawan terorisme maupun radikalisme.
Dengan kata lain, pemboman ini menjadi bagian legitimasi dari agenda perang melawan radikalisme. “Pemboman ini dalam konteks global ini sebenarnya menjadi bagian legitimasi dari apa yang diagendakan oleh Amerika perang melawan radikalisme,” pungkasnya.[] Zainul Krian