Al-Qur’an Dibakar di Swedia, IJM: Tanda Era Barat akan Berakhir
Mediaumat.id – Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana menilai aksi pembakaran Al-Qur’an oleh Salwan Momika di Stockholm, Swedia menunjukkan tanda-tanda bahwa Barat sudah merasakan eranya akan berakhir.
“Peristiwa membakar Al-Qur’an di Swedia ini merupakan tanda-tanda bahwa Barat sudah merasakan era mereka akan berakhir,” nilainya dalam video Kurang Ajar! Warga yang Cegah Pembakaran Al-Qur’an Malah Ditangkap, Selasa (5/9/2023) di kanal YouTube Justice Monitor.
Karena, jelasnya, pembakaran tersebut merupakan bagian dari ketakutan Barat terhadap Islam yang semakin meningkat. “Ketakutan-ketakutan Barat terhadap Islam sudah semakin meningkat, karena mereka yakin dan percaya bahwa era mereka akan usai dan berakhir,” katanya.
Menurutnya, tidak mustahil dunia Islam akan menggantikan posisi Eropa seperti dulu kala. “Oleh karena itu, Barat berusaha dan berupaya menyudutkan dan menjelek-jelekkan Islam dengan cara mendiskriditkan Islam,” jelasnya.
Tetapi sehebat apa pun mereka menjelek-jelekan Islam, Agung merasa, umat akan terus bergerak dan pada waktunya akan ikut mengambil kendali terhadap kondisi politik di dunia. “Jadi, tanda-tanda akan berakhirnya era Eropa sudah terlihat,” tegasnya.
Oleh sebabnya, Agung meminta, dunia Muslim harus bersatu melawan tindakan yang tidak manusiawi yang dilakukan oleh mereka yang ada di Barat tersebut. “Sebagai Muslim, kita harus terus ikut berusaha menertibkan dunia,” pintanya.
Untuk menciptakan ketertiban, menurut Agung, prinsip saling menghormati harus ditegakkan. “Itu hanya bisa dilakukan oleh negara yang secara ekonomi, politik dan militer kuat,” ujarnya.
Menurutnya, selama negara ini belum dikuasai ekonomi, politik, dan militer secara memadai dan mumpuni, maka kekuasaan belum berpindah. “Tetapi saya yakin dan percaya bahwa bila sudah waktunya, hal itu akan tiba,” tuturnya penuh keyakinan.
Ia mengingatkan, agar Islam dan kaum Muslim pun punya pembela yang signifikan. “Maka, umat Islam harus membangun kekuatan politik yang berlandaskan kepentingan Islam dan umat bukan berlandaskan pada prinsip-prinsip sekularisme ala negara-negara Barat,” tegasnya.
Dengan begitu, kata Agung, pembelaan terhadap kepentingan Islam dan umat Islam menjadi jelas. “Tidak akan bercampur aduk dengan kepentingan-pentingan politik prakmatis sebagaimana yang ditunjukkan oleh negeri-negeri Muslim saat ini,” ujarnya.
“Hal yang tentu harus menjadi penguat bagi kita, kita harus bisa memunculkan institusi yang betul-betul signifikan dalam melindungi umat Islam,” pungkasnya.[] Raras