Aktivis Muslimah: Sekularisme Makin Sempurna Warnai Sistem Pendidikan

Mediaumat.id – Aktivis Muslimah Iffah Ainur Rochmah menyatakan pendidikan nasional saat ini yang berlandaskan sekularisme semakin sempurna mewarnai kurikulum, program, hingga sistem pendukung pendidikan.

“Kritik mendasar terhadap problem pendidikan hari ini adalah landasan sekularisme yang makin hari makin sempurna mewarnai kurikulum, program, hingga sistem pendukung pendidikan,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Rabu (3/4/2023).

Salah satu problem yang muncul dari sistem pendidikan berlandaskan sekularisme adalah kerusakan moralitas manusia. “Betapa banyak kerusakan moralitas dan kehancuran perilaku manusia yang dihasilkan dari insan yang tanpa kendali agama (Islam),” sambung Iffah.

Iffah melihat, meski di negeri ini tak secara lugas diakui bahwa sekuler menjadi landasan, namun alergi terhadap segala yang berbau Islam kaffah menjadi bukti yang tak terbantahkan. Di negeri ini memang ajaran Islam sebagai ritualitas tidak dihalangi, tapi memandang negatif hingga memusuhi sosialisasi Islam kaffah adalah adalah prinsip sekularisme.

Maka kata Iffah, generasi Muslim hasil asuhan sistem sekuler ini juga satu model dengan penganutnya di dunia Barat. Menguasai banyak kemajuan fisik namun rapuh dalam kepribadian, mentalitas dan bergaya hidup individualis.

Iffah memandang, berharap generasi hasil asuhan sistem sekuler ini menjadi insan kamil berkepribadian Islam memang berat. Mereka banyak terlena sajian kenyamanan hidup ala kapitalis yang bertumpu kenikmatan material. Dan mereka seringkali tak membutuhkan Islam kaffah karena di sistem saat ini mereka juga tetap bisa beribadah mahdhah.

“Apalagi berharap mereka menjadi para pelaku perubahan. Harus ada ikhtiar lain mencetak mereka menjadi para pelaku perubahan, yang mengkritik sistem sekuler dan memperjuangkan tegaknya sistem Islam,” ucap Iffah

Sistem Pendidikan Islam

Terkait sistem pendidikan Islam (SPI), Iffah mengatakan SPI bisa lahir bila supra sistem atau negara mengadopsi dan mempraktikkan Islam secara total. SPI berdiri sebagai bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan kewajiban negara untuk menjamin pendidikan seluruh rakyat secara gratis dan berkualitas.

Iffah membeberkan, SPI tentu berlandaskan akidah Islam dan kurikulumnya disusun dengan tujuan mencetak manusia yang berkepribadian Islam, menghambakan diri pada Sang Khaliq, manusia yang berdaya juang tinggi menghadapi tantangan jaman karena kecakapan saintek dan ilmu-ilmu kehidupan. Manusia yang karya-karyanya akan memperkuat bobot umat ini yang membawa misi menebarkan hidayah dan mewujudkan rahmatan lil alamin.

Oleh karena itu, kata Iffah, secara praktis, output SPI adalah generasi yang berkepribadian kuat, tidak rapuh menghadapi persoalan dan tidak mudah terpengaruh arus luar yang bertentangan dengan Islam.

“Generasi ini pula yang akan mendedikasikan kemampuannya untuk berkontribusi besar pada perubahan menggantikan dominasi peradaban sekuler, menggantinya dengan peradaban Islam yang menaungi,” pungkasnya.[] Agung Sumartono

Share artikel ini: