Mediaumat.news – Aktivis 98 Agung Wisnuwardana menilai semakin reaktif dalam menghadapi kritik semakin menunjukkan rezim ini lemah. “Saya melihat rezim ini selalu reaktif terhadap kritik-kritik yang masuk. Ini semakin memperkuat bahwa rezim negeri ini sebenarnya lemah. Semakin dia baper semakin dia membawa perasaan, dalam artian sedikit-sedikit reaktif, maka itu menunjukkan kelemahan dirinya,” tuturnya pada Mediaumat.news, Ahad (20/09/2020).
Menurutnya, rezim negeri ini dalam kondisi yang lemah setidaknya tampak dalam tiga bidang. Pertama, tata kelola negara yang gak bener. Ini bisa dilihat dari cara rezim menangani kasus Covid-19, termasuk munculnya UU tentang Covid, prioritas pada ekonomi bukan kesehatan, akhirnya karut marut di mana-mana, kemudian dirancang akan ada Pilkada, yang itu akan menjadi klaster baru yang jumlahnya sangat banyak.
“Kemudian tata kelola lemah itu juga dilihat dari pengelolaan di level daerah, muncul karut marut di sana. Ada indikasi beberapa tempat yang tak Covid-19 ditulis Covid-19 untuk kepentingan mendatangkan anggaran dari pusat. Diduga ada yang seperti itu. Nah ini menunjukkan betapa tata kelola negeri ini karut marut sehingga wajar apabila ada orang mengkritisinya,” beber Agung.
Kedua, rezim negeri ini semakin menunjukkan keberpihakannya pada oligarki. Misalnya terkait dengan UU Minerba, kemudian RUU Omnibus Law. Banyak kritik yang muncul dari sana sini bahwa ternyata konten UU ini lebih cenderung pada oligarki, pada mereka pemegang modal dan kemungkinan mereka-mereka yang berada di sekitar rezim yang menjadi kroni-kroni rezim.
“Sehingga wajar juga banyak kalangan kemudian mengkritisi terkait dengan hal itu,” ungkapnya.
Ketiga, negeri ini di ambang krisis, di ambang resesi terkait dengan ekonominya. Nah banyak kalangan juga mengkritisi terkait dengan betapa tidak seriusnya negeri ini mengelola terkait dengan persiapan menghadapi resesi atau mencegah terjadinya resesi.
“Nah, (dari) tiga poin itu wajar kalau banyak kalangan yang protes, banyak kalangan yang kritis,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it