Aktivis ‘98: Kasus Pembunuhan Enam Laskar FPI, Peluang Menguap Cukup Tinggi

 Aktivis ‘98: Kasus Pembunuhan Enam Laskar FPI, Peluang Menguap Cukup Tinggi

Mediaumat.news – Aktivis ‘98 Agung Wisnuwardana mengatakan peluang menguapnya pengusutan dan penegakan hukum kasus pembunuhan enam laskar Front Pembela Islam (FPI) cukup tinggi.

“Memang bagaimana ya, yang punya alat kekuasaan ya polisi, kejaksaan, presiden dan kita tahu ungkapan yang muncul terkait dengan masalah ini tidak serius dari negara gitu. Sehingga peluang menguap memang cukup tinggi,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Senin (21/12/2020).

Ia memandang, latar belakang pembunuhan enam laskar FPI tersebut terkait dengan politik kekuasaan. Yaitu ada beberapa kalangan yang merasa gerah dengan kehadiran Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab (HRS) termasuk sepak terjangnya yang selalu mengkritisi kebijakan-kebijakan penguasa yang ada.

Senada dengan pengakuan ketua Komnas HAM bahwa ada beberapa kasus pelanggaran HAM berat yang tidak bisa diselesaikan, menurut Agung, itu sangat masuk akal dan ini terjadi pada banyak kasus-kasus pelanggaran HAM berat yang terkait dengan negara dan terkait dengan masalah politik.

Ia menilai pemegang kekuasaan selalu berada pada posisi yang kuat dibandingkan mereka-mereka yang menjadi korban pelanggaran HAM.

“Ini sudah banyak hal kasus-kasus lama dan kasus Munir, kasus Tanjung Periuk, kasus di Lampung, dan lain sebagainya itu berhenti dan tidak ada kelanjutan sama sekali,” ungkapnya.

Agung berpesan pada umat Islam jangan pernah berhenti melakukan muhasabah lil hukkam atau memberikan kritik kepada penguasa. Dan jangan takut menghadapi resiko-resiko yang ada.

“Karena kalau tidak umat Islam, siapa lagi yang mengkritisi penguasa yang terus melakukan kezaliman-kezaliman pada rakyatnya sendiri, tidak hanya orang Islam tapi juga seluruh rakyat Indonesia,” pungkasnya.[] Agung Sumartono

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *