Aktivis ’98: Dengan Kapitalisme Indonesia hanya Jadi Pecundang

Mediaumat.news – Aktivis ’98 Agung Wisnuwardana mengatakan kalau Indonesia terus mempertahankan kapitalismenya, maka hanya akan menjadi pecundang.

“Kalau negeri ini terus mempertahankan kapitalismenya, maka negeri ini hanya akan menjadi pecundang, hanya akan menjadi negeri kalah, hanya akan menjadi negeri yang dijajah oleh negara-negara lain,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Rabu (17/02/2021).

Ia menilai, pasca runtuhnya daulah khilafah banyak muncul kerusakan di dunia Islam yang juga memengaruhi Indonesia. Salah satunya adalah sekulerisme di bidang politik yaitu pemisahan agama dengan kehidupan atau pemisahan agama dengan negara. “Intinya hukum-hukum Allah tidak digunakan untuk mengatur negara,” tegasnya.

Menurut Agung, Indonesia adalah negeri yang memiliki potensi luar biasa. Ada empat potensi dahsyat yang dimiliki Indonesia.

Pertama, Indonesia memiliki posisi yang strategis, berada di tengah kawasan Indo-pasifik yang saat ini menjadi gravitasi perekonomian global.

Kedua, memiliki empat titik sumbat yang menentukan pelayaran utama dunia, yaitu Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, dan Selat Ombai Wetar.

Ketiga, Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Mulai batu bara hingga kelapa sawit, dan bahkan sekarang Indonesia adalah raja nikel dunia yang merupakan bahan dasar komponen penting dari mobil listrik yaitu baterai.

Keempat, Indonesia memiliki bonus demografi yang besar. Artinya Indonesia memiliki manusia dengan usia produktif yang sangat banyak.

“Point inilah yang menentukan posisi politik Indonesia sangat penting,” bebernya.

Tapi sayang, kata Agung, Indonesia saat ini dikuasai oleh sekularisme politik yang melahirkan sekularisme ekonomi. Sehingga negeri ini diatur oleh hukum buatan manusia yang menyebabkan kekuatan terbesar negeri ini dikuasai oleh oligarki atau para pemilik modal.

Agung memandang, akibat dikuasai oligarki akhirnya sumber daya alam yang kaum Muslimin miliki ini banyak diambil oleh asing, aseng dan asong.

“Akhirnya negeri ini tetap menjadi negeri miskin, negeri tak berdaya, dan negeri yang tidak punya posisi di tingkat dunia,” pungkasnya.[] Agung Sumartono

Share artikel ini: