Aksi Solidaritas Al Aqsha di Konjen AS, Surabaya

Mediaumat.news – Khaybar, khaybar Ya Yahud. Jaisyu Muhammad saufa ya’ud,” gelora yel-yel dari peserta aksi Solidaritas Al Aqsha di depan Konsulat Jendral Amerika Serikat (15/12) kawasan Citra Land Surabaya. Yel-yel tersebut diambil dari shirah Rasulullah saw saat penaklukan Yahudi Khaybar di Madinah. Aksi damai yang diselenggarakan oleh SUIB (Solidaritas Umat Islam Bersatu), diikuti oleh GUIB (Gabungan Umat Islam Bersatu), FUIB (Forum Umat Islam Bersatu), FPI, Hidayatullah, Al Irsyad, DDII, Jamaah Ansharusy Syariah, Gerakan Mahasiswa Pembebasan dan 70 ormas lainnya.

Orasi pertama disampaikan oleh KH. Abah Kholiq dari FUIB (Forum Umat Islam Bersatu) yang menyerukan persatuan umat. Beberapa poster yang dibentang : ‘Donald Trump Setan Zaman Now’, ‘Khilafah Ajaran Islam, Solusi Tuntas Pembebasan Palestina’, ‘Suport Intifada’, ‘O Quds, Jihad will save you’. Kurang lebih 3000 peserta aksi damai, laki-laki dan perempuan, memadati ruas jalan depan Konjen AS yang dibarikade, memanjang ke arah masjid Baitur Rozak. Ditambah parkir puluhan minibus, puluhan mobil pribadi dan ratusan sepeda motor.

Suasana panas khas Surabaya sesekali diselingi sejuknya mendung yang lewat dan angin yang berhembus semilir. Lautan bendera Rasulullah saw Al Liwa’ dan Ar Royah menjadi atribut yang paling dominan bersama beberapa bendera ormas lain. KH. Imanan dari MUI Surabaya dan tokoh Muhammadiyah Surabaya, berkesempatan menjadi orator selanjutnya, “Yang kalian perjuangkan semua adalah kebenaran, yang kalian tuntut adalah terhadap ketidakadilan dunia. Keberadaan Konjen AS di Surabaya adalah najis.”

Orasi Ust. Faiq Furqon dari SUIB (Solidaritas Umat Islam Bersatu), tentang karakteristik orang-orang Yahudi yang disebut dalam Al Quran. Dia menjadi salah satu dari delegasi yang masuk ke dalam gedung Konsulat dengan mediasi Kapolrestabes Surabaya yang baru Kombes Rudi Setiawan.

Dukungan logistik yang dibagikan untuk peserta aksi, sebagian roti dan yang terbanyak adalah air kemasan. Tidak ketinggalan beberapa ambulan bersiaga, baik dari Pelindo III, YDSF, ACT, LMI dan lainnya. Dari pengusaha terlihat bendera IIBF dan SP Buruh Rindu Surga. Suasana memanas ketika sebagian peserta aksi membakar bendera Israel dan bendera Amerika Serikat, saat perwakilan FPI menyampaikan orasinya, terkait masih adanya kriminalisasi terhadap para ulama dan aktivis Islam.

Dari kalangan mahasiswa, Ari dari Gema Pembebasan mengingatkan tentang Khalifah Abdul Hamid II yang menolak keras permohonan dari delegasi zionis yang hendak menyewa tanah di Palestina di awal tahun 1900an. Orasinya diawali dengan ‘Salam Kehancuran untuk Israel, salam kehancuran untuk Amerika Serikat, salam kehancuran untuk Kapitalisme.’ Sebagai happening art, peserta memperjalankan bendera jumbo Ar Royah berwarna hitam, melintas di atas kepala peserta aksi, dari depan panggung bergeser ke ujung belakang, dengan iringan pekik peserta, ‘Khilafah, Khilafah, Khilafah.”

Orator dari GUIB (Gabungan Umat Islam Bersatu) menyatakan,” NKRI punya hutang kepada Palestina, karena Palestina menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia !” Orasi berikut disampaikan KH Abdurrahman wakil ketua FKU (Forum Komunikasi Ulama), dan diakhiri dengan orasi berbahasa Inggris oleh Ust Heru Ilyasa’. Sepanjang aksi disiarkan melalui facebook live. Beberapa media mainstream juga terlihat meliput, sebagiannya liputan live dengan mobil V-Sat.

Meskipun aksi damai solidaritas Al Aqsha telah diakhiri pada pukul 15.05 dengan doa, sebagian peserta aksi masih menunggu keluarnya delegasi yang sebelumnya telah masuk ke gedung Konsulat, sambil melaksanakan shalat Ashar berjamaah di jalan raya. Saat jam menunjukkan pukul 16.05 WIB, Kapolrestabes Surabaya dan Ketua GUIB Yunus Maksum menyampaikan bahwa Konjen AS tidak berada di tempat, hanya ditemui staf Konsulat saja. “Dan jika ingin ditemui Konjen, hendaklah membuat surat,” imbuh Kombes Rudi. Menurut sumber lain, Konjen AS memang tidak mau menerima delegasi aksi, saat ditelepon Kapolsek Lakarsantri Surabaya. [] rif

Share artikel ini: