Mediaumat.info – Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia Prof. Heru Susetyo, S.H., LL.M., M.Si., M.Ag., Ph.D. menyatakan untuk merekonstruksi Gaza membutuhkan compliance effort atau kepatuhan yang sangat luar biasa.
“Untuk rekonstruksi kembali Gaza, butuh compliance effort atau kepatuhan yang sangat luar biasa,” ujarnya dalam diskusi Islamic Lawyers Forum #72: Masa Depan Palestina Pasca Gencatan Senjata, Kamis (30/1/25) di ruang Zoom.
Menurut Heru, masalah gencatan senjata ini, concern utamanya adalah kepatuhan. Karena selama ini sering terjadi pengingkaran atau tidak complay.
“Karena memang, susah percaya sama Israel. Sudah terbukti tidak pernah serius dengan namanya gencatan senjata. Artinya, seringkali dilanggar, diabaikan, bahkan perintah PBB pun dilanggar,” ungkap Heru.
Menurutnya, sudah keputusan International Court of Justice (ICJ) atau Mahkamah Internasional di Den Haag, yaitu ada perintah penangkapan dari Jaksa International Criminal Court (ICC) Karim Khan dicuekin aja.
Malah, lanjut Heru, sering kali ICJ sudah membuat putusan terkait dengan gugatan genocide convention yang diajukan oleh Afrika Selatan, namun tidak dipatuhi, genosida masih terjadi. Bahkan menolak masuk utusan PBB ke Palestina.
“Ini udah jelas, yang punya otoritas kayak PBB aja dikadalin. Apalagi Palestina, bangsa dijajah selama ini,” beber Heru.
Selain kepatuhan, ungkap Heru, dibutuhkan juga pengawasan.
“Ada misi perdamaian, bahkan Indonesia mengirim kontingen Garuda untuk penjagaan pengawasan ke Lebanon, selama ini kita juga di-bypass oleh Israel. United Nations juga tidak mudah masuk ke jalur Gaza. Sehingga butuh pengawasan,” cetus Heru.
Selain itu, Heru juga menyebut butuh sanksi kalau ada pelanggaran.
“Kalau ada yang melanggar, ada tidak sanksinya? Misalnya, kalau ada bantuan yang tidak bisa masuk, ada tidak sanksinya? Karena itu termasuk bagian dari gencatan senjata, seperti membuka akses untuk bantuan kemanusiaan,” tutur Heru.
Dalam kesempatan tersebut, Heru juga menyatakan masih enggak percaya jika rekonstruksi Gaza, dengan melakukan gencatan senjata. Kecuali, faktor energi Israel sudah mulai keropos. Terutama energi perang Netanyahu ternyata juga sakit-sakitan, kabinetnya pun keropos, internal sedang berantem, rakyat sudah mulai tidak percaya.
“Termasuk Amerika juga keropos, karena terlibat dalam kekalahan Joe Biden ketika pemilu melawan Donal Trump. Sebab, banyak anggaran dana untuk Israel, akhirnya blunder, walaupun Trump pun tidak jauh lebih baik dari Joe Biden, masih sama aja sebenarnya,”[] Novita Ratnasari
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat