Akademisi: Penangkapan Aktivis, Media Mandul, dan DPR yang Oportunis Bukti Terjadi Regresi Demokrasi di Era Jokowi

Mediaumat.news – Peneliti di Universitas Sydney, Australia, Thomas Power, menilai menurunnya kualitas demokrasi di Indonesia lebih banyak disebabkan oleh tindakan pemerintah sendiri dibenarkan oleh Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Dr. Suswanta, M.Si.

“Penangkapan aktivis yang kritis terhadap pemerintah, media yang mandul, partai dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang oportunis adalah sebagai bukti memang terjadi regresi (kemunduran) demokrasi di era Jokowi,” ungkapnya kepada Mediaumat.news, Rabu (6/10/2021).

Menurutnya, fakta tersebut juga menjadi bukti adanya inkonsistensi atau kontradiksi konsep demokrasi, karena regresi tersebut dilakukan oleh pemerintah yang terpilih secara demokratis.

Ia mengungkap, bahwa hal yang membuat rezim ini otoriter adalah keyakinannya terhadap ekonomi dan pembangunan yang akan berjalan kalau stabilitas dan keamanan terjaga. Juga perselingkuhan antara bisnis dan kekuasaan yang dilakukan pejabat semakin vulgar. “Tindakan represif dilakukan untuk melindungi kaum oligarki penikmat kekuasaan,” ungkapnya.

Karena itu, menurutnya umat Islam sebagai bagian terpenting bangsa tetap harus melakukan amar makruf nahi mungkar baik secara politis, ideologi, dan terorganisir.

Ia juga menyatakan, agar menjalin ukhuwah dengan semua komponen untuk meyakinkan bahwa Islam adalah solusi persoalan bangsa.

“Hanya Islam yang mampu melahirkan pemimpin negarawan sekaligus sistem pemerintahan yang adil, manusiawi, dan melindungi semua,” pungkasnya.[] Ade Sunandar

Share artikel ini: