Mediaumat.id – Akademisi Dr. Muhammad Uhaib As’ad menyatakan sebetulnya isu yang memfitnah khilafah ajaran Islam dengan menyebutnya sebagai ‘bahaya laten paham khilafah’ adalah proyek internasional islamofobia yakni proyek internasional Yahudi.
“Sebetulnya isu seperti ini adalah proyek internasional islamofobi yaitu proyek internasional freemason Yahudi dan dunia tahu Indonesia is the largest Muslim in the world (adalah Muslim terbesar di dunia),” tuturnya dalam Live Perspektif: Diskusi Bangkitnya Bahaya Laten Paham Khilafah, Gak Bahaya Ta??!! di kanal YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data, Jum’at (13/7/23).
Untuk memorakporandakan Islam di Indonesia, jelasnya, satu-satunya adalah memecah-belah kekuatan Islam. “Supaya Islam ini tidak menjadi kuat dan terpecah belah dan umat Islam bisa kelahi sesama umat dengan persoalan yang remeh-temeh yang seperti ini,” ujarnya.
Emergency
Uhaib menjelaskan, sebetulnya yang emergency (keadaan darurat) di negeri ini adalah soal penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power), praktik koruptif yang struktur yang ada di mana-mana pada semua level kekuasaan di negeri ini.
“Perampokan sumber daya alam oleh asing aseng yang sudah dicap dari Sabang sampai Merauke seluruh penjuru negeri ini sudah dikuasai oleh asing,” jelasnya.
Menurutnya, darurat narkoba di negeri ini sudah mengalami defisit moral akhlak. “Sehingga bangsa ini semakin tidak karu-karuan dan semakin jungkir balik apalagi di bawah kendali rezim yang berkuasa saat ini,” ungkapnya.
Ia juga membeberkan, utang di negeri ini semakin membengkak Rp17.000 triliun dengan utang swasta.
“Dan inilah yang akan kita wariskan kepada generasi akan datang, susahnya lapangan kerja, setiap saat kita memproduksi sarjana di perguruan tinggi di negeri ini yang jumlahnya lebih 3000 memperpanjang barisan sarjana pengangguran,” bebernya.
Uhaib mengatakan, seolah-olah umat Islam di Indonesia sebagai umat yang tersandera atau terpenjara. “Jadi kita ini mayoritas umat Islam di Indonesia sebagai umat yang tersandera dengan isu-isu yang tidak produktif,” lanjutnya.
Ia menilai, seharusnya bangsa ini marahnya bukan pada khilafah tapi pengkhianat bangsa. “Kalau negara ini mau marah, marahlah kepada para pengkhianat-penghianat bangsa, elite politik yang menjadi pengkhianat yang merampok pajak-pajak negara yang merampok uang negara karena dia memiliki posisi jabatan dan kekuasaan,” ujarnya.
Ia mencontohksn jika mau marah, marahlah pada oligarki. “Mari kita marah, sama-sama melawan, memusuhi, memaki-maki para oligarki-oligarki bangsat itu yang bajingan itu yang memiskinkan negara ini yang mengakumulasi yang menguasai sumber daya alam, bayangkan satu oligarkinya menguasai sekian persen kekayaan dari total penduduk rakyat Indonesia,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan kesedihannya, sebagai bangsa yang mayoritas tapi menjadi bangsa yang tersandera distigmatisasi oleh orang-orang yang tidak menginginkan Islam sebagai sebuah kekuatan Islam. “Tidak boleh menjadi kekuatan besar di negeri ini,” pungkasnya.[] Setiawan Dwi